Chapter 20 : Aku Hanya Ingin Tahu

10 3 0
                                    

....

"Sanna, boleh saya minta waktunya sebentar"

"Iya? Apa ada sesuatu?"

Rapat tertutup untuk pertemuan pertama pihak militer dengan Light Company saat itu berakhir setelah waktu menunjukkan hampir waktu istirahat siang di hari Jum'at itu. Namun, setelah tepat keluar dari ruang kepala komandan, Sanna dipanggil oleh seorang wakil kepala riset Light Company itu.

"Jika ada sesuatu yang ingin anda tanyakan, kami sangat membuka kesempatan untuk Anda datang ke fasilitas kami", kata wakil kepala riset Light Company sambil menunjukkan kartu identitasnya dalam keterangan perusahaan tempat dia bekerja.

"Oh, terima kasih, pak. Tapi sepertinya saya-"

"Tidak perlu sungkan. Saya tertarik dengan perkembangan pribadi Anda dalam penelitian saya sebelumnya. Lagipula, saya kenal ayah Anda"

"Ah... iya pak. Terima kasih atas tawarannya. Saya akan pertimbangkan", jawab Sanna yang setengah tidak percaya bahwa orang itu mengenal bapak mereka. Hal itu membuatnya menanyakannya tepat saat itu juga, namun mengurungkan niatnya karena harus kembali lagi ke kantornya.

Sejak saat itu, Sanna masih menyimpan kartu nama dari wakil kepala bidang riset itu, Roland Okabe. Berawal dari sanggahan yang rumit saat rapat pertemuan pertama mereka dengan Light company, hingga semuanya saling terhubung satu sama lainnya atas semua kejadian yang menimpa mereka setelah akhirnya bisa bertemu dengan Dafa saat itu.

....

Hari ini, Sabtu, 29 Agustus 2024, Sanna dan Fian akhirnya dapat berangkat menuju ke kawasan perusahaan Light Company. Sebuah perusahaan teknologi ilmiah terbarukan yang memiliki misi dan visi untuk memberikan inovasi serta kontribusi untuk perkembangan dan kemajuan teknologi terapan dan bermanfaat kepada masyarakat. Secara deskripsi perusahaan yang dilampirkan pada media internet, mungkin sesederhana itulah penjelasannya. Namun, apa yang Sanna pernah cari tau, mereka mengembangkan teknologi untuk medis dan militer. Yang bahkan salah satunya adalah teknologi yang pernah dia lihat saat rapat itu. Dimana Wakil Kepala Riset menunjukkan tentang demografi dari proyek Super Human serta mengajak kerjasama dengan militer.

Sedangkan Fian, setelah hari dimana undangan reservasi dari Light Company diterima dan konfirmasi melalui email kakaknya saat itu, membuatnya menjadi semakin membulatkan tekad untuk mencari keberadaan Dafa tanpa harus meminta bantuan dari kakaknya. Namun disisi lain sedikit membuatnya waspada akan lingkungan dan semua orang yang bekerja di perusahaan itu. Terlihat bagaimana Fian selalu mencoba melirik hampir ke semua sudut ruangan hingga memperhatikan beberapa orang di sana. Hal itu pun membuat kakaknya menyadari akan tatapan serius yang terlihat di wajah Fian itu.

"Dik, tenanglah. Kita masih perlu menunggu 5 menit agar bisa bertemu dengan Pak Okabe. Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?", tanya Sanna kepada adiknya.

"Haahh... aku hanya, mengamati sekitar aja kak. Jangan anggap serius juga. Aku tau kedatangan kita kesini bukan atas perintah atasan. Tapi, ini kesempatan penting untuk bisa mendapatkan banyak informasi dari apa yang selama ini terjadi", jelas Fian tanpa menjelaskan lebih apa yang sebenarnya dia pikirkan sebenarnya.

"Aku gak seserius itu juga kok, ehe", jawab Sanna yang juga mencoba santai padahal dalam hatinya juga terasa sangat berat untuk mempersiapkan diri demi apapun yang mungkin akan diketahui setelah ini. Hanya saja, semakin kesini Sanna akhirnya memahami adiknya yang selalu mencoba untuk melindungi kakaknya meskipun sulit untuk memberikan keputusan yang tepat dalam bertindak. Berbeda dengan Sanna yang dalam sekali pandangan dan analisa sekitarnya, dapat dengan cepat memperoleh banyak informasi dan memutuskan satu keputusan tepat. Sedangkan Fian, dia harus mampu menerima beberapa informasi sekaligus meski terkadang sulit untuk memfokuskan pada satu hal secara bersamaan.

REUNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang