Take My Dinero

378 25 16
                                    

Pakaian ketat itu melekat sempurna pada tubuhnya. Layaknya kulit yang menempel indah menampilkan lekuk tubuh yang mempesona. Bahan latex-nya membuat ilusi mengkilap menambah keseksian si pemakai.

Tubuhnya meliuk-liuk pada tiang di depan penonton. Tangan dan kakinya yang ramping bergelayut manja, menari mengikuti irama. Sesekali wajah cantiknya tersenyum centil pada penikmat keindahan. Tak dapat dipungkiri aura sensualnya begitu mendominasi, menjadikan yang melihat berhenti dari kegiatan apapun dan fokus hanya padanya.

Sekitar sepuluh orang berdiri dua meter dari tiang si penari striptis. Mata mereka menatap horny pada setiap lekuk tubuh si penari. Alih-alih menelan ludah secara terang-terangan, para predator itu menjadikan wine di tangan sebagai alibi. Sambil menonton aksi panas itu, mereka menyesap alkohol.

Semakin lama tempo lagu semakin naik. Si penari juga semakin liar. Sesekali penonton maju dan menyelipkan uang segepok di antara kulit dan bajunya. Itu hanya alasan, mereka memang ingin menyentuh si penari.

Mata dua warna itu menatap sayu pada penonton. Bajunya yang sudah ketat semakin ketat karena uang tunai yang diselipkan tidak sedikit. Tapi itu membuatnya semakin senang. Dengan begini, dia bisa membayar hutang bulanannya tanpa ada masalah.

Tapi tiba-tiba seorang pria maju dengan koper di tangannya. Ia membuka koper itu. Tak hanya si penari, seisi ruangan terbelalak kaget melihat jumlah uang tunai di dalamnya. Pria tadi mendekat pada penari dan meraih wajahnya.

Dengan cepat bibir si penari ia lahap. Ciuman mendalam yang melibatkan lidah. Nafas si penari tergesa karena ia dicumbu tiba-tiba. Namun itu tidak lama. Si pria melepas pagutan bibir dan tersenyum kecil melihatnya.

"Hmphh, kalau kurang hubungi aku untuk pembayaran layanan ini."

Hanya itu dan pria tersebut kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan yang penuh dengan ekspresi bingung.

Si penari yang masih terbawa suasana lama untuk kembali sadar. Tangannya perlahan menyentuh bibirnya. Dadanya tidak berhenti berdegup kencang dan nafasnya masih terengah-engah pelan.

"Sialan, itu ciuman pertama ku."

Si penari menggerutu kesal. Tapi anehnya dia tidak benci. Ciuman tadi sangat lembut dan hangat. Dia tidak merasa jijik sama sekali walau itu orang asing.

















"Wah, kau dapat tangkapan besar, Sakura. Ini bahkan bisa melunasi semua bunga yang menumpuk. Sekarang hanya tersisa hutang utama."

Sakura, pria dengan rambut unik dua warna. Seperti dicat sengaja namun aslinya itu alami. Bahkan matanya juga cantik, berwarna kuning dan biru menawan.

"Hmm.. ya. Baguslah. Jadi, berapa lama lagi kontrak ku?" Sakura bertanya lesu. Dia sama sekali tidak senang bertemu dengan bos tempat ini. Pasalnya sudah dua tahun pria mesum bertubuh besar itu menggodanya. Untungnya dia cukup sopan dengan tidak memaksa kehendak pada Sakura.

"Dihitung dengan hutang yang tersisa, harusnya hanya 8 bulan lagi. Setelah itu hutangmu lunas semuanya."

Sakura terdiam, merenung. Itu masih sangat lama. Dia sudah terperangkap di sini sejak 4 tahun yang lalu. Bersyukur karena dia masih di bawah umur jadi bos ikut menjaganya. Sehingga pekerjaan yang perlu Sakura lakukan hanyalah menari. Mungkin ia sedikit disentuh saat ada yang menyawer, tapi itu lebih baik ketimbang menjual diri.

"Heyy~ janga murung begitu. Kau tau aku cukup baik dengan menjaga mu selama ini, kan? Bersabarlah, aku juga kesulitan karena ayahmu."

Itu benar. Bos sudah sangat baik padanya. Ayah Sakura adalah manajer club ini. Dia melakukan pencurian uang dengan jumlah yang sangat besar dan meninggalkan Sakura sendirian. Sakura bisa saja dijebloskan ke penjara karena jumlah uang yang dicuri tidak sedikit. Tapi bos memberikan penawaran padanya. Dimana tak hanya melunasi uang tersebut, dia juga bisa melanjutkan hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[bxb]Sakura Haruka x AllBoysWindBreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang