Life is Love(2)

463 33 11
                                    

Togame mulai berhalusinasi. Sekarang Sakura tak hanya muncul dalam mimpinya. Dia melihat Sakura di sebuah toko makanan, melayani pembeli.

Ha?

Tidak!

Togame yakin ini bukan mimpi. Buru-buru dia menepikan mobil dan menghampiri toko itu. Setiap langkahnya penuh ketakutan. Takut bahwa itu ternyata lagi-lagi hanya halusinasinya.

Tapi Togame memutuskan bertindak impulsif. Bahkan jika nanti yg dia peluk hanya bayangan, Togame tidak peduli. Jika delusi itu bisa disentuh, Togame tak masalah menghabiskan sisa hidup bersama ilusi Sakura.

Dia telah jatuh cinta sangat dalam hingga sulit diperkirakan.

Togame tak mengedipkan mata sama sekali. Dia takut jika dia berkedip maka Sakura lagi-lagi akan hilang. Langkahnya makin cepat dan agak berlari kecil. Air matanya mengalir entah karena perih atau memang terdorong emosi.

Dia semakin dekat. Dadanya berdebar tak karuan. Akhirnya tangan Togame menggapai sang cinta. Ia rengkuh dan dekap erat seolah tak ingin lepas. Togame memeluk ketat, ia berbisik rindu, menahan rindu yang membuncah begitu lama. Akhirnya, ia menemukan cintanya.






Setelah bertemu kembali dengan Togame yang tiba-tiba menangis, Sakura pamit pulang. Bahkan saat dia meminta izin, Togame berdiri di depan pintu toko tanpa mengalihkan pandangan sama sekali. Mata Togame menatap lekat pada Sakura, seperti takut berkedip meski hanya sekali.

"Togame, apa kau yakin baik-baik saja? Wajahmu merah dan hidungmu juga. Bagaimanapun kalau kita ke rumah sakit?" Sakura menatap khawatir. Togame menangis hingga seperti kena flu. Sakura menyentuh dahi si pria beruang.

Togame tersenyum, air matanya turun membasahi pipi. Ia genggam tangan Sakura di keningnya lalu di kecup lembut. Lama, tak lepas.

Mmuach.

Setelah dikecup, tangan itu ia tuntun menuju dadanya, berusaha menunjukkan detak jantung yang tidak karuan.

"Aku baik-baik saja, Sakura. Never better."

Sakura jadi bersemu, dia tersipu dengan senyuman Togame yang tulus, begitu pula perkataannya yang lembut. Sakura membuang muka, tak mau jika wajah tomatnya dilihat sang dominan. Namun Togame tidak ingin hal itu terjadi.

Togame meraih wajah Sakura dan menyentuh dagunya. Ia coba dengan pelan agar Sakura kembali menunjukkan wajah.

"Tolong jangan palingkan wajahmu, rasanya kau bisa hilang dalam sekedip mata," ucap Togame sedih. Wajahnya menjadi murung seperti anak anjing yang kesakitan.

Sakura sekuat tenaga mengontrol perasaannya. Ia coba kembali menatap Togame meski dengan muka sepenuhnya merah.

Togame tersenyum kembali.
"Cantik," ucapnya.

Dan kali ini tak hanya wajah Sakura yang merah. Telinga hingga tengkuknya bersemu tak terkontrol lagi. Bahkan asap seperti keluar dari kepalanya. Malu overload.

Kini gantian Sakura yang bertindak impulsif. Ia mencondongkan tubuh dan mendorong wajahnya mendekat pada Togame. Detik berikutnya ia kecup ringan bibir pria beruang itu.

Saraf sadar Togame seakan terputus. Ia kelimpungan menahan girang di hati. Semerbak konfeti cinta merah jambu meledak di dadanya bertebaran menyebar feromon bahagia hingga ke otak. Togame seperti telah dilepas segelnya. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan sama sekali. Tak ia biarkan bibir Sakura lepas.

Tangan Togame meraih pinggang Sakura yang duduk di bangku mobil di sampingnya. Ia raih dan angkat, lalu dipangku sambil tangannya melepas penahan kursi agar bisa dimundurkan. Supaya Sakura tidak terkena stir mobil.

[bxb]Sakura Haruka x AllBoysWindBreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang