Kehamilan bukanlah yang haruto inginkan dimasa mudanya ini.
Hamil di usia 18 tahun, sudah seperti kisah novel saja bukan?
Selain hamil, diusir oleh keluarga juga hal yang tidak pernah ia pikirkan selama ini.
Dalam usia semuda ini, serta dengan kondisi yang belum lulus SMA sungguh membuat triple kill kesengsaraan padanya.
Pemuda itu bertanya-tanya, akankah ia akan diampuni oleh Tuhan atas segalanya?
Bahkan mantan kekasihnya, ayah dari bayi yang ia kandung juga tidak tahu akan hal ini.
Bagaimana pula ia memberitahukan sang mantan akan kondisinya saat ini, sedangkan saat ini ia terpisah negara oleh pria itu?
Menelpon atau memberi pesan bukanlah hal yang bagus, sebab bagaimana jika pria itu tidak mempercayai perkataannya?
Haruto sungguh pusing dengan segala masalah yang ia miliki.
Untung saja sifat suka menabungnya membuat hidupnya sedikit lebih baik.
Ia membuka sebuah jasa menjaga anak.
Tentu saja dengan modal yang terbatas, ia hanya bisa melakukan itu.
Pun rumah yang kini ia tinggali juga berada diperkotaan.
Ukurannya tidak besar, namun tidak kecil juga.
Buka dari pukul 6 pagi sampai 10 malam. Juga kadang ia menutup jasanya lebih awal atau membuka lebih lambat jika ia sedang akan memeriksa kandungannya.
Seperti saat ini...
Pemuda manis itu kini sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk cek up kandungan dengan menyetir perlahan.
Untunglah keluarganya tidak sejahat itu sampai tidak memberi apapun padanya.
Setidaknya ia diberi uang sebesar 50 jt dan sebuah mobil.
Haruto sangat bersyukur akan hal itu.
Setelah beberapa saat, akhirnya haruto sampai pada bangunan bercat putih itu.
Ia memarkirkan mobilnya diparkiran, lalu menatap perutnya yang sudah mulai membuncit. Haruto mengelusnya pelan.
"Anak bunda baik kan? Maaf jika bunda terlalu kencang menyetirnya ya baby.." kata haruto pelan.
Sebenarnya ia tidak melakukan hal itu tanpa alasan. Perutnya terasa kencang, dan kata dokter itu mungkin karena bayinya marah atau justru senang.
Aku cuma ngasal siii😭.
Pemuda itu kemudian keluar dari mobil dan menguncinya.
Berjalan dengan mengelus perutnya lembut.
Menghiraukan tatapan orang-orang pada dirinya.
Sudah sejak enam bulan setelah kabar jika ia mengandung, saat itu cek up memang begini tatapan orang-orang padanya.
Usia kandungannya yang ke-7 bulan membuat perutnya semakin terlihat besar.
Belum lagi yang ia kandung merupakan anak kembar, sudah seperti hamil 9 bulan saja besarnya.
Saat masuk, ia langsung menuju tempat resepsionis.
Dengan senyum manisnya, ia bertanya. "Permisi mbak, apakah bu Jisoo sudah ada?"
Sang resepsionis yang mendengarnya membalas senyuman haruto. "Ah iya dek, bu Jisoo sudah menunggu kamu."
Sang resepsionis, Yo Jimin atau karina sudah hafal dengan pemuda manis dihadapannya ini. Ia sungguh merasa kasihan ketika mendengar kisahnya.
Haruto tersenyum manis sebelum melambai pada karina untuk pamit.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐢𝐚𝐫𝐲 𝐎𝐟 𝐉𝐞𝐨𝐧𝐠𝐇𝐚𝐫𝐮 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲
Teen Fiction𝐎𝐧𝐞𝐬𝐡𝐨𝐭/𝐓𝐰𝐨-𝐬𝐡𝐨𝐭 𝐁𝐱𝐁 𝐀𝐫𝐞𝐚‼️ •Hanya cerita fiksi!! •Berdasarkan rekayasa author!! •Mohon tidak membawa pada real life •Dilarang plagiat tanpa izin!! 🌻🌹