Di sebuah kamar mewah, terlihat seorang anak adam yanng tengah melamun. Tatapi dunia luar yang mungkin sangat jarang bisa ia gapai.
Haruto lah ia.
Sudah hampir setengah tahun ia terkurung dalam mansion besar ini.
Jeongwoo dengan segala obsesinya mengurung sang istri.
Bagaikan burung indah dalam sangkar emas, yang hanya bisa bertemu pemiliknya.
Haruto kesepian. Sungguh!
Ia butuh teman, setidaknya hanya untuk mengobrol.
Tapi Jeongwoo tak memperbolehkannya.
Walau ia telah mengatakan bahwa bayi dalam kandungannya yang meminta, sang suami tetap tidak peduli.
Bayi? Ya, haruto tengah mengandung, usianya 5 bulan sekarang.
Anak itu bukan hanya anak dari Jeongwoo dan Haruto, melainkan juga anak dari Yoshi.
Aku tahu kalian bingung, jadi...
Flashback on..
Pada saat bersenang-senang, tiba-tiba saja pintu kamar mereka berbuka paksa dengan kerasnya.
Menampilkan sosok pria dengan surai merah menatap datar kearah mereka.
Haruto mematung, sementara itu Jeongwoo hanya menatap datar balik pada pria kanemoto itu.
Yoshi menatap kearah sepasang suami istri itu dengan tatapan datar, yang berbanding terbalik dengan hatinya yang kecewa.
Bersedekap dada, yoshi berjalan menghampiri keduanya.
Haruto meremas selimut yang menutupi tubuhnya kuat, ia gelisah.
Sementara itu, Jeongwoo bangkit dari kasur.
Berbeda dengan haruto yang sudah tak memakai sehelai benang pun, pakaian Jeongwoo masihlah utuh, mungkin hanya kusut.
"Jadi apa maumu, tuan Kanemoto?" nada Jeongwoo terdengar tidak bersahabat.
Yoshi menatap haruto sekilas sebelum memberi senyum miring pada suami kekasih manisnya.
"Aku tau kau memiliki niat untuk membunuhku, karena itu aku kemari untuk membunuhmu lebih dulu." terang Yoshi.
Jeongwoo menaikkan alis. Bukankah orang ini terlalu percaya diri?
Ia balas memberi senyum licik.
"Baiklah, ku terima tantanganmu itu."
Semuanya begitu cepat bagi haruto, ia menatap kedua pria yang berharga baginya itu tengah bertarung begitu hebat didepannya.
Teriakan histeris haruto bahkan tidak digubris oleh pria-pria itu.
Haruto takut! Sangat takut! Bagaimana menghentikan perkelahian keduanya?
Dengan perasaan panik dan kalut, badohnya haruto menanggalkan selimutnya dan memeluk erat Jeongwoo dari belakang.
"Please stop it! Aku tidak ingin kalian terluka! Kumohon berhentilah!" mohon haruto panik.
Jeongwoo dan Yoshi yang mendengar suara dengan sarat ketakutan itu perlahan mengatur nafas dan berhenti.
Haruto lebih penting daripada harga mereka.
Jeongwoo berbalik, memeluk tubuh ramping sang istri dengan erat namun tak menyakiti.
Akhirnya haruto bisa bernafas sedikit lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐢𝐚𝐫𝐲 𝐎𝐟 𝐉𝐞𝐨𝐧𝐠𝐇𝐚𝐫𝐮 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲
Teen Fiction𝐎𝐧𝐞𝐬𝐡𝐨𝐭/𝐓𝐰𝐨-𝐬𝐡𝐨𝐭 𝐁𝐱𝐁 𝐀𝐫𝐞𝐚‼️ •Hanya cerita fiksi!! •Berdasarkan rekayasa author!! •Mohon tidak membawa pada real life •Dilarang plagiat tanpa izin!! 🌻🌹