Awal Dari Segalanya.

188 121 35
                                    

"Menjadi aman di tempat yang memberi banyak pisau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menjadi aman di tempat yang memberi
banyak pisau."

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Cuaca cerah, alunan sholawat di pagi hari, beserta aroma setelah hujan. Hari ini tepat hari jumaat. Sendu Coraline Askara harus mulai adaptasi dengan lingkungan baru walaupun sebetulnya, ia sangat susah mengenal orang baru dirinya tak pandai basa basi dan memiliki sifat yang cukup pendiam, yaa bisa di bilang sidikit introvert.

Tepat pukul 06.00, Sendu Coraline Askara
Harus bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah habis melaksanakan sholat subuh berjamaah, lalu ngaji kitab kuning bersama seluruh santri putra maupun putri dengan sang Kyai.
Sebelum berangkat ke sekolah biasanya seluruh santri juga di berikan sarapan ke kamarnya masing-masing.

Terlihat dari ujung masjid seorang usdtzah berhijab wolvis panjang berwarna hitam, dengan lekuk tubuh yang sangat ideal melambaikan tangan menyapa Sendu yang berada di depan pintu kamar nya, tak jauh dari
masjid.

"Sendu, maaf usdtzah mau tanya
Apakah kamu sudah tau kelas kamu berada dimana?"

"Alhamdulillah, sudah usdtzah kamarin sempat di beri tahu oleh pengurus di kamar kalau tidak salah namanya kak novi", jawab Sendu menunduk'kan kepalanya sembari salim kepada usdtzah Kholifah.

"Bagus kalau gitu, usdtzah mau memberi tau juga bahwa nanti akan ada per roolingan kamar. Kamu akan sekamar dengan angkatan kamu, kalau sekarang tidak apa-apa kan? sekamar dengan anak-anak baru adik kelas kamu", tanya usdtzah memastikan.

"Baik usdtzah, kalau untuk kamar yang di tempati saat ini sangat tidak masalah sama sekali usdtzah", jawabnya penuh nada pelan.

Usdtzah pun tersenyum mengusap puncak kepala Sendu, lalu perlahan pergi ke kelas 12 untuk mengajar.

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫

Beberapa menit kemudian, ketika dirinya ingin naik ke atas, ia melihat seorang perempuan lebih dari lima orang yang tengah berjejeran depan kelas. Yang pandangan nya dari atas kebawah tertuju terhadap gadis itu yang sedang berjalan menuju kelasnya.

"Ih culun banget"
"Hhhh iya ih culun"
"Baru liat anak baru culun"
"Sok banget lagi pake kacamata, SOK CANTIK!" "Kaya anak kampung"
"Dia diem di kamar mana ya?"
"Ga tau semoga, kalo rooling gw gak sekamar sama dia"
"Iya iwuh, gw juga kaga mao"
"Semoga kita semua nggak sekelas ama dia"
"Hahaha yakin? cewek seculun ini bakalan disukain santri putra?"
"Ya, ga mungkin lah pasti mereka pada ilfiel"

Sontak Sendu mendengar kalimat itu, tercengang karena masih tidak percaya apalagi yang mengucap hal itu teman-teman angkatan perempuan nya. Meski yang di ucapkan mereka berbisik-bisik namun tetap saja terdengar di telinganya, telinga dirinya bak seribu.

Untung saja sebagian cowok-cowok angkatan kelasnya berada di ujung tepatnya di kelas 7, jadi dirinya tidak memalukan banget.

Entah, gadis itu pun tidak tahu sama sekali apa maksud mereka. Ia juga tidak kenal terhadap perempuan-perempuan itu, Mengapa bisa berbicara seperti itu. Padahal kenal dekat dengan dirinya juga tidak, Sendu berusaha tidak terlalu memikirkan hal itu karena ini baru hari pertama sekolah tidak ingin mood nya berantakan dan tidak fokus kepada pelajarannya.

⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫
(Di dalam kelas, saat jam
pelajaran tiba)

Jadwal hari ini adalah ustdzah bernama Syarifah, yang akan mengajar dalam kelas Sendu, keheningan menyapa seluruh siswa-siswi sebelumnya akhirnya usdtzah
membuka pembicaraan setelah pembacaan doa.

"Oh iya ibu hampir lupa, katanya disini ada anak baru pindah dia duduk di mana ya? boleh perkenalkan dirinya?" tanya ustdzah penuh semangat.

Sendu yang tadinya duduk membungkuk, ia langsung duduk tengak ketika dengar itu.

"Ada usdtzah saya", Sendu pun angkat tangan untuk memberitahu kepada ustdzah. "

"Alhamdulilah masuk yaa, boleh perkenalkan diri?" jawab usdtzah Syarifah mengulurkan tangannya mempersilahkan Sendu berdiri untuk memperkenalkan diri.

"Assalamu'alaikum teman-teman, perkenalkan nama saya Sendu Coraline Askara biasa di panggil "Sendu" sebelumnya saya pernah mondok namun tidak betah. Karena satu perempuan yang bikin saya muak setiap harinya, saya berharap disini saya menemukan kehangatan kenyamanan dalam pertemanan... Salam kenal semua", Sendu tersenyum lalu meangkat kedua tangannya layaknya mau foto lebaran.

Ketika, caramel melihat ke arah tempat duduk teman-teman perempuan nya satu persatu tidak ada satupun, yang menyapa dirinya baik ucapan ataupun senyuman. Adanya hanya senyum kecut seperti mau tapi tidak mau. Semua benar-benar terlihat tidak perduli, hanya saja teman-teman pria nya, yang menyapa.

"Bener-bener kaya patung gue disini, baru hari pertama udah buat gua ngelus-ngelus dada, untung ada ustadzah Syarifah yang menenangkan dengan senyuman nya" batin Sendu.

    𓏲🗒️ꜝֶָ֢ ʾʾ𓈒᮫

(Memang saat sekolah, baik santri putra maupun putri di gabung. Akan tetapi, asrama santri putra dan putri cukup jauh".

Kabut Dan Laut (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang