Sendu Coraline Askara, seorang perempuan mempunyai luka yang di dekap sendiri tanpa siapapun yang benar-benar mengetahui nya,
apa yang terjadi pada dirinya di dalam Pondok Pesantren yang pernah ia tempati tahun silam.
Menyembunyikan rasa sakit serapat-rapat mungkin dan juga memendam segala hal, meski tak ingin.
Dari keluarga, saudara, teman-teman, sahabat, terutama kedua orang tuanya. Dirinya terpaksa melakukan nya demi tidak ingin menyakiti siapapun ketika mengetahui hal sesungguhnya.
2 bulan lebih berteman dengan pertemanan ular, yang selalu mengurusi kehidupan orang lain, bermuka dua, hobinya mencaci orang tapi lupa intropeksi diri, suka manfaatin orang, tidak tau diri, tidak tau berterima kasih, maunya di ngertiin terus, selalu merasa tersaingi, suka adu domba, ngarang cerita, haus validasi sana sini, hidupnya selalu kepedean, mudah banget sakit hati tapi tidak sadar bahwa dirinya sering nyakitin hati orang lain dan suka mengajak orang lain untuk membenci seseorang yang ia benci juga.
Trust issue bahkan trauma karena pertemanan perempuan yang berkali-kali harus di rasakan oleh dirinya.
Menjadi perempuan hina dalam penjara suci tidak ada sedikit pun dalam benak gadis itu. Karena sedari dulu, ia sangat beruntung di pertemukan lingkungan pertemanan yang bisa memanusiakan manusia.
Sangat ingin melihat dirinya memakai toga, kuat di Pondok Pesantren hingga lulus
dan mampu mewujudkan keinginan kedua
orang tuanya untuk memondok'kan anaknya hingga lulus.
Akan tetapi, rasa nya nihil semakin hari ia mencoba untuk kuat ia semakin tersanyat hatinya. Meski, yang jahat kepada dirinya tidak seluruh angkatan perempuan nya.
Namun....
Siapa sangka? seorang kakak kelas yang sepondok dengan nya diam-diam menyukai dirinya.
Entah, ia pun binggung nyatanya banyak sekali perempuan yang mental nya baik-baik aja. Kenapa lebih memilih menyukai perempuan yang mempunyai gangguan mental?All Rights Reserved