Lula mencari-cari keberadaan kak Bumi saat menuju kelasnya, untuk memberikan sebuah gift yang dari Sendu.
Dirinya sengaja menghampiri kelas pria itu saat ini, yang berada di ujung dekat dengan asrama putra. Karena mau menunggu di kantin saat jam istirahat sewaktu ia berbelanja, pasti akan banyak orang.
Apalagi kak Bumi, memiliki circle yang hampir setiap hari kemana-mana bareng.
Mengingat perkataan Sendu kemari. Tidak mau ada yang mengetahui perihal gift yang di buatkan nya.
Sesungguhnya Lula juga tidak mau jauh-jauh menghampiri kelas pria itu, kalau bukan Sendu yang meminta nya.Bukan apa. Lula malas ke kelas pria itu karena dekat asrama putra, oleh sebab itu dirinya malu.
Meski, di kelasnya ada perempuan nya.Tiba-tiba kak Bumi menghampiri Lula yang dari kantin dan Lula sedang berada di depan kelas nya, mencari keberadaan pria itu.
"Nyari gua ya lo", celutusnya.
Lula mengacungkan jempolnya, lalu meyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam dan ada pita kecil warna putih, "Iyaa, nih ambil dari S-E-N-D-U."
Gadis itu mengeja nama Sendu ke seseorang yang berada di hadapannya, kak Bumi melihat itu hanya tertawa tampak tak percaya.
"Jangan bohong lo ya, dosa tau."
"Gila ya, gua gak akan se effort ini kali kesini.
Nahan malu ngeliat banyak santri putra.
Kalau bukan cewek itu yang minta bantuan kasiin ke lo, gua gak akan mau", ketusnya."Hahahaha iyaa iyaa, maaf.
Cuman nanya apa salah nya sih."Lula menyodorkan gift itu untuk kedua kalinya yang masih belum di terima di tangan pria itu,
Sedikit memberi kode bahwa gift itu harus di terima kalau tidak gadis itu akan marah."Iya iyaa, gua terima. Ah elah judes amat."
Ia menaikkan sebelah alisnya, " bdw bdw isinya apa yaa apakah lo tau?dan maksutw ngasih ini apa?"
Gadis itu menaplok jidat Kakak kelasnya yang sangat bawel, detik-detik dirinya menyeros berbicara.
"EH, KUTU KUPRET BAWEL AMAT SIH.
PADAHAL LO TINGGAL BUKA TUH GIFT PASTI ADA BACAAN NYA.""Dia pas bikin gift gak sama gua, karena kita beda kamar. Jadi, gua gak tau."
Lula yang sedari tadi menjelaskan tidak di dengarkan oleh pria itu.
Karena, sibuk senyam-senyum ke gift nya."Salting atau stres ni cowok", batin Lula.
Bahkan, pria itu tidak mendengar pula suara
bel berbunyi saking fokusnya.
Akhirnya, Lula meninggalkan kak Bumi sendiri yang masih senyum-senyum tidak jelas layaknya orang kasmaran.⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫
Disela-sela bel berbunyi Lula curi-curi waktu untuk menuju ke kelas Sendu, untuk memberitahu kabar perihal giftnya.
Kondisi kelas gadis itu sudah ramai, tapi untung saja belum ada usdtzah atau guru yang masuk ke dalam kelasnya.
Jadi, masih bisa berbicara dengan Sendu."Assalamualaikum, maaf.
Boleh ngobrol sebentar dengan Sendu di depan", tanya Lula sembari mengetok pintu.Meski, pintu ruang kelasnya masih terbuka tapi Lula tetap mengetok pintu. Karena, sebagain dari adab meski mereka adik kelasnya.
"Boleh kak", jawab salah satu ketua kelas perempuan Sendu.
Lula melambaikan tangannya kepada Sendu, agar dirinya segera keluar sebelum pengajar datang.Saat di luar kelas.
"Berhasil, Senduuu di terima giftnya", colotehnya.
"Alhamdulilah hahahah makasih ya kakk.
Nanti, sebagai imbalannya aku traktir bakso
di kantin.""Atuh gak usah ih, aku ikhlas."
"Tapi, tau gak kamu? aku sebel banget loh sama orangnya dia ngeselin, bawel banget. Udah gitu kayak kegirangan banget pas aku ngasih gift dan bilang dari kamu."
Sendu, yang mendengar kakak kelasnya cerita hanya tertawa melihat reaksi pria itu.
Di satu sisi, juga kasihan meminta bantuan kepada gadis itu. Jauh-jauh ke kelas ujung untuk menolong dirinya."Gak mau tau, intinya lo harus mau gua traktir bakso di kantin", tegas nya.
Lula menghela nafas panjang.
"Yaudah deh, kalau maksa mah aku mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut Dan Laut (TERBIT)
Teen FictionSendu Coraline Askara, seorang perempuan mempunyai luka yang di dekap sendiri tanpa siapapun yang benar-benar mengetahui nya, apa yang terjadi pada dirinya di dalam Pondok Pesantren yang pernah ia tempati tahun silam. Menyembunyikan rasa sakit serap...