"Selalu berdoa semoga di kelilingin orang baik, karena niat dalam diri ku ga pernah ada jahat sedikitpun ke orang lain."
⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫
Hari ke lima, Sendu Coraline Askara berada di dalam Pondok Pesantren barunya ia sangat berharap dirinya bisa betah hingga lulus.
Meski, awal masuk sekolah saja sudah ada yang membuat kesal. Namun gadis itu terus mencoba berfikir bahwa hanya ujian awal masuk Pondok Pesantren, apa yang semua di jalani pasti akan ada saja ujian nya. Tidak akan berjalan mulus layaknya jalanan yang baru di aspal.
"Angkatan kamu tuh perempuan nya, bader tau ber geng-geng. Udah ada beberapa santri putri angkatan kamu yang pindah ga betah gara-gara mereka entah di apain sama mereka."
"Kamu yang kuat yaa dan hati-hati, kalau ada apa-apa ngomong aja jangan takut bersuara."
"Ini tuh Pondok Pesantren, buat merangkul bersama ga boleh di kuasai oleh siapapun itu
Apalagi saling menjatuhkan pihak manapun."Perkataan seorang kakak kelas perempuan yang kemarin saat Sendu hendak ke kamar mandi, terlintas terus menerus dalam dirinya.
Seperti paham apa yang telah terjadi saat pagi hari itu.Bohong rasanya kalau di bilang ia tidak memikirkan omongan mereka. Hanya saja di tutup-tutupi agar tidak berasa sakitnya.
⊹🏠୭𝅄᮫
"Kamu ga tau ada yang liatin kamu terus tau dari kemarin kamu sampai, santri putra
kayaknya dia suka deh kamu", celutus Lula mengagetkan Sendu yang sedang melamun di bedeng atas masjid.Sendu, mengkerutkan kening nya kepada Lula
antara tanda kesal telah mengagetkan dirinya atau kesal telah membangunkan lamunan nya.Lula kakak kelas Sendu yang kamarnya berada di atas, memang cukup akrab dengan dirinya sejak awal masuk.
Orangnya sangat welcome, baik, dan royal."Ga mungkin, dia liatin aku karena punya mata kak!"
"Kaya kamu nih, lagi ngeliat aku kan? itu karena punya mata bukan suka yakali setiap orang ngeliat oang lain itu namanya suka", gurau Sendu.
Kerutan kening di balas pula dengan Lula, kepada Sendu. Tak mau kalah...
"Beda Sendu yang ini, ngeliat nya lhooo"
"Dia ngeliat pakai mata batin mangkanya beda?", tanya konyol gadis itu.
"Serius, dah Sendu. Katanya gini "salam ya ke
Aksara dari pengagum rahasia. Dia panggil nama kamu Aksara omaigatt berani beda dari yang lain""Dari mana dia tau nama aku? kan aku santri baru murid baru juga di Pondok Pesantren sini", tanya nya sekali lagi dengan nada heran.
"Dia kan teman nya saudara kamu tuh yang cowok siapa gitu aku lupa, mungkin aja di kenalin kali mangkanya tau nama kamu", jawab Lula cengengesan.
"Enak ya, jadi kamu baru awal masuk udah di semangatin sama aa santri ganteng mana rata-rata dia kagumin ciwi-ciwi disini".
" Tapi, tidak termasuk aku yang kagum ke dia. Aku ada cowok tapi ga nyata alias cowok gepeng fiksi ku", cerocos Lula.
Sebelum akhirnya ia, beranjak pergi dari hadapan Sendu.
Mengapa? belum beberapa hari saja otaknya harus dipenuhi dengan teka-teki semua ini?
Mulai dari angkatan nya dan santri putra itu.Sendu manampa dagunya, lalu tak lama kemudian manapok dahinya sebelum akhirnya percakapan dalam dirinya sendiri keluar.
"Apa jangan-jangan santri putra itu, yang mengirim surat di bawah kolong meja dari hari
pertama ia masuk sekolah?"Surat di bawah kolong mejanya pun terlintas perihal perkataan Lula kepada dirinya.
Sejak, awal masuk ia sangat merasa jengkel karena surat itu.
Di bilang bukan untuk dirinya tapi semua suratnya nama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut Dan Laut (TERBIT)
Genç KurguSendu Coraline Askara, seorang perempuan mempunyai luka yang di dekap sendiri tanpa siapapun yang benar-benar mengetahui nya, apa yang terjadi pada dirinya di dalam Pondok Pesantren yang pernah ia tempati tahun silam. Menyembunyikan rasa sakit serap...