thank u for coming! ur vote is special for meee! ^^
Sekolah sudah tampak ramai. Segala penjuru penuh oleh para siswa yang belum masuk kelas. Sekitar 10 menit lagi, bel akan berbunyi.
Jibran berjalan santai di koridor IPA lantai dua. Kedua tangannya mendekam di kantongan celana, poni rambutnya sedikit berantakan karena ulah angin, serta headphone yang selalu bertengger di leher putihnya.
Ah, memang terlihat seperti tokoh utama yang keluar dari novel fiksi.
Biasanya ia akan ramah membalas sapaan para kenalannya di sepanjang koridor, namun kali ini ia lebih tertarik untuk memfokuskan pandangan di lapangan bawah.
Tim paskibra sedang berkumpul disana, bahkan ia dapat melihat Arsen dan perempuan yang ditemuinya tadi malam.
Siapa namanya? Alin? Elin? Eling? Entahlah, Jibran lupa.
Karena masih ada waktu sebelum bel, Jibran memilih untuk menghentikan langkahnya. Menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas.
Bibirnya ikut tersenyum, terkadang ikut tekekeh geli ketika melihat tingkah konyol Arsen. Namun ekor matanya tidak sengaja menangkap hal asing di sebelah lapangan. Tempat parkir mobil.
"Mobil siapa tuh? Cakep amat buset," gumam Jibran pelan. Matanya menyipit memerhatikan mobil hitam yang terlihat elegan itu.
Dilihat dari gerak-geriknya, pemilik mobil itu akan keluar. Jibran semakin penasaran dengan orang itu. Bahkan pipinya ikut menggembung karena saking penasarannya.
Kiranya, pemilik mobil itu adalah kepala sekolah, atau bisa jadi guru kesiswaan yang terkenal sering gonta-ganti mobil. Tapi sosok yang keluar justru jauh dari apa yang ia pikir.
"Dia tinggal disini?" tanya Jibran pada dirinya sendiri.
Itu, orang itu adalah sosok yang ia lihat kemarin di toko depan sekolah. Melihat mobilnya terparkir apik di sekolah ini, apakah ia bekerja disini? Keperluan apa yang membuat orang itu datang ke sekolahnya?
Sedetik kemudian, suara bel membuatnya sadar. Tidak mau terlambat masuk kelas, Jibran segera melangkahkan kaki jenjangnya-- setelah sekali lagi melihat ke arah orang itu untuk benar-benar memastikan.
"Bunda, dia datang!"
[][][]
"Silahkan di ingat-ingat segala evaluasi yang sudah diberikan oleh senior. Tetap jaga kesehatan, jaga nilai kalian. Latihan cukup untuk hari ini, bubar jalan!"
Suara pemimpin barisan terdengar lantang. Setelah barisan dibubarkan, seluruh pasukan ngacir ke tepi lapangan.
Demi Tuhan, panas sekali!
Begitu pula dengan Alin. Ia sibuk mengipasi diri dengan topinya sembari mengatur napas. Latihan kali ini benar-benar agak lain!
Latihan sudah dimulai sejak pukul enam pagi. Dan ini baru di bubarkan ketika sudah mendekati waktu istirahat siang.
Siswa yang merupakan pasukan persiapan lomba ini, diberikan kelonggaran untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini. Untung sekali, karena hari ini ada ulangan harian-
"Nih, minum dulu. Itu kaki dibuat selonjoran, biar pegelnya ilang."
Alin mendangak, sedikit menyipit untuk melihat jelas wajah orang yang baru saja berbicara padanya.
Oh, Kak Arsen.
Alin hanya mengangguk, ia mendudukkan dirinya. "Panas banget nggak sih hari ini? Gila gosong banget kulit gue, mana tadi nggak sempet reapply sunscreen-"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Home, Bunda
FanfictionAku dan rasa sesalku yang tak kunjung selesai. "I'm home, Bunda...."