9. La Rosa

145 19 18
                                    









holaa epribadehh😎

kelen kangen kan? iyalahh masa enggak😍

dahlahh cuss dibaca aja yukss















happy reading~














La Rosa. Seperti mawar yang identik dengan durinya. Warnanya yang kuat, aromanya yang semerbak, kelopaknya yang tentu saja indah dipandang mata. Namun siapa sangka durinya bisa melukai siapa saja yang memetiknya. Yapp itu karena untuk melindungi dirinya sendiri bukan?






Hidup bak di kastil penuh kemewahan, orang tua selalu memberikan yang terbaik tanpa pernah merasakan apa itu kesedihan? Hampir semua orang menganggap Serena La Rosa adalah tujuan hidup mereka.






Putri tunggal dari Teo dan Fanny ini sangat istimewa, pintar dan berbakat. Selain parasnya bak dewi aphrodite yang banyak memikat para kaum adam, namun ada satu rahasia yang tidak semua orang tau. Matanya yang indah punya seribu cerita yang cukup ia simpan dalam diam.






“Tawa bahagia mu itu pasti akan pudar Teo...” seorang pemuda tersenyum sinis






Malam pahit itu akan selalu dia ingat di benaknya. Malam yang menjadi awal pilu di hatinya bergejolak.

.

.

.

.

“Serena, aku rasa cukup latihan pianonya. Aku lelah Ren...” Joya merasa mual karena hampir dua jam mereka bergelut dengan tuts piano itu






“Yahh Joy, baru dua jam…”






“Yahh Ren aku bukan seperti dirimu. Ayok kita keluar aja. Aku butuh udara segar...” 






Serena terkekeh, ia tahu betul jika Joya pasti sudah sangat lelah. Dari nada bicaranya terlihat ia memang butuh istirahat. Padahal Serena sangat menikmati permainan pianonya. Tapi apalah daya, ucapan Joya juga ada benarnya. Terkadang kita butuh udara luar. Tidak ada salahnya juga mencari sebuah inspirasi.






“Oke. Aku akan mengganti pakaianku..” Serena berdiri dari duduknya, ia mulai memegang tongkat yang ada di samping kirinya.






“Perlu aku bantu?”






“Tidak usah. Aku sudah terbiasa selama ini Joy. Apa kamu lupa hem?” Serene tersenyum kecil. Kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk menuju kamarnya.





“Aku berharap kamu akan menemukan pria yang menyayangimu dengan tulus Ren...” ucap Joya

.

.

.

.

Brukkk 






“Maafkan saya nona…”






“Ah iya tidak apa-apa…” Pemuda itu membantu Serene berdiri






“Kamu sendirian aja?” tanyanya






“Ahh harusnya aku bersama sahabatku. Tapi aku tau dia pasti terlambat..” Serena tersenyum






“Kenalkan aku Wendy...” Wendy mengulurkan tangannya






Dua Hati Satu Rasa (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang