Simpanan Papa ❌

67.2K 143 4
                                    

Gyan melirik ke arah Thalia yang sudah berjalan keluar dari gerbang belakang sekolah. Tatapan Gyan menajam ketika melihat Thalia yang berjalan lambat ke arah mobilnya membuat ia harus membunyikan klakson mobilnya dengan tidak sabaran.

Segera Thalia mempercepat langkahnya sambil meringis pelan. Bukan tanpa alasan kenapa jalannya Thalia sedikit lambat, bagian bawahnya masih sakit karena perlakuan salah satu gadunnya yang adalah ayah dari muridnya sendiri yaitu Gyan Pramesta.

Jujur saja, Thalia tidak tahu menahu soal siapa Dean karena hubungan mereka cuma

sebatas kekasih diranjang. Kalau tahu Dean adalah ayah Gyan dan suami dari pemilik

yayasan tempat ia mengajar, Thalia pasti tidak akan melanjutkan hubungan gelapnya dengan Dean. Dia tidak mungkin sengaja mengorbankan karirnya sebagai guru di sekolahan elit demi hubungan rendahan seperti ini.

"Lama amat sih?!" Protes Gyan ketika Thalia baru saja masuk dan duduk di kursi penumpang di samping Gyan.

"Ya, maaf." Sahut Thalia seadanya.

Gyan sedikit kesal dengan respon Thalia yang seadanya itu. Segera Gyan mengambil kotak yang katanya 'hadiah' untuk Thalia lalu melemparkannya ke atas paha Thalia membuat tutup kotak hadiah' itu terbuka begitu saja dan menampilkan isi dalamnya.

Mata Thalia membulat terkejut melihat isi dalam kotak 'hadiah' tersebut. la melirik ke arah Gyan dengan tatapan tidak percaya.

"G-Gyan, ini maksudnya apa?"

"Pakai."

"Hah?"

Gyan berdecak kesal, "budeg ya lo? Gua suruh lo pakai itu."

"T-Tapi... Saya gak mau!" Ucap Thalia dengan tegas walaupun terselip nada takut pada kalimatnya itu.

Mendengar itu Gyan langsung mengulurkan tangannya dan menarik kemeja yang dipakai Thalia dengan kasar sampai beberapa kancingnya terlepas.

"Gyan!"

"Lepas baju lo dan pakai lingerie yang gua kasih di depan gua sekarang!"

Thalia menelan ludah kasar mendengar ucapan Gyan barusan. Nada suara Gyan menunjukkan dia tidak main-main, apalagi tangan besar milik muridnya itu masih bertengger di kerah kemeja Thalia.

"Gyan, saya gak mau... Ini masih di wilayah sekolah." Lirih Thalia.

"Gua gak peduli. Ganti sekarang atau gua telanjangin lo diluar mobil?" Ancam Gyan yang langsung disambut dengan gelengan ribut dari Thalia.

"Disini? Kamu gak keluar dulu?"

Gyan menyeringai melihat wajah memucat Thalia lalu ia melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Thalia dengan wajah songongnya.

"lya gua disini, gua mau liat sebagus apa sih badan lo pas lo ganti baju di depan gua." Ujar Gyan dengan nada mengejek.

"T-Tapi-"

"Cepetan ganti atau gua sebarin foto dan video lo sama bokap gua biar lo dipecat? Pilih mana?"

Thalia langsung menggeleng ribut dan ia akhirnya menyetujui apa yang Gyan mau. Walaupun ia kesal dan tidak terima sekarang karena direndahkan oleh muridnya sendiri, tapi ia juga takut dengan ancaman Gyan yang tidak main-main mengingat betapa gilanya laki-laki ini.

Mau tidak mau Thalia akhirnya berganti baju di depan Gyan. la membuka satu persatu kancing kemeja yang ia pakai lalu membukanya dengan wajah memerah padam karena Gyan menatapnya dengan lekat.

"Buka semua bajunya dulu, baru pakai lingerie yang gua kasih." Titah Gyan.

Thalia menatap protes ke arah Gyan, bagaimana bisa ia telanjang bulat di depan Gyan yang

One shot❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang