Nakal ❌

11.9K 8 3
                                    

Zidan dan Nayla adalah dua orang yang dipertemukan oleh orangtua mereka untuk dijodohkan demi kepentingan bisnis. Keduanya bahkan sudah menolak, tapi apa daya ketika dua orangtua mereka tetap memaksa mereka untuk menikah?
Setelah menikah mereka pun membuat kesepakatan tertulis yang berisi kalau mereka hanya
suami istri diatas kertas. Nayla tidak mau Zidan ikut campur akan urusan pribadinya, begitupun dengan Zidan. Mereka berdua bahkan sepakat menyembunyikan status mereka yang sudah menikah di depan teman-teman mereka.
Semuanya berjalan lancar, Zidan dan Nayla bahkan seperti orang asing baik diluar maupun di dalam rumah. Mereka jarang bertemu juga walaupun sudah satu atap karena Zidan yang sibuk bekerja dan Nayla sibuk bermain bersama teman-temannya.
Hubungan keduanya berjalan dengan lancar dan baik sebelum Nayla mulai berulah dan membuat Zidan pusing karena tingkahnya. Beberapa minggu ini Nayla sering sekali pulang larut bahkan lebih larut dari Zidan yang lembur dikantor.
Hal itu membuat Zidan harus menghubungi Nayla untuk menyuruh dia pulang. Nayla merasa Zidan ini melanggar perjanjian mereka yang tertulis kalau mereka tidak akan mengurus urusan pribadi satu sama lain.
Zidan sudah mencoba untuk menjelaskan pada Nayla kalau maksudnya itu baik, ia hanya tidak mau Nayla kenapa-kenapa diluar sana kalau sampai larut malam belum pulang. Mau bagaimanapun Nayla tetap tanggung jawab Zidan sekarang karena ia adalah suami Nayla.
Sampai akhirnya mereka kembali ribut kemarin karena perkara yang sama yaitu Zidan yang meminta Nayla untuk pulang karena hari sudah larut malam. Nayla tidak mau menurut dan memilih untuk menginap. Sebenarnya tidak masalah kalau Nayla menginap di tempat teman perempuannya, tapi masalahnya
Nayla menginap di tempat Hugo yang merupakan mantan kekasih Nayla.
Zidan jelas kenal dengan Hugo karena Nayla masih berpacaran dengan Hugo saat awal
mereka berdua menikah. Jujur saja sebenarnya Zidan kurang suka dengan Hugo karena Hugo sudah membuat Nayla murung sampai berminggu-minggu akibat hubungan keduanya yang kandas.
Entah apa penyebab keduanya putus tapi yang jelas itu membuat Nayla sedih sekali. Bahkan Nayla yang biasanya selalu hangout bersama temannya, saat itu mendadak sering diam di rumah. Zidan khawatir dengan kondisi Nayla apalagi saat sering memergoki Nayla menangis pada malam hari. Jadi sudah jelas kan kenapa Zidan kurang suka dengan Hugo?
Sekarang yang membuat Zidan naik pitam adalah Nayla kembali dekat dengan Hugo bahkan sampai menginap di tempat laki-laki itu. Suami mana yang suka istrinya menginap di tempat laki-laki lain? Apalagi tau kalau laki-laki itu dulu memiliki hubungan
romantis dengan sang istri. Biarpun mereka menikah tanpa rasa cinta, tapi tetap saja tidak etis.
Jujur saja Zidan semalaman tidak bisa tidur karena kesal dan kepikiran dengan Nayla. Dia bahkan pergi pagi-pagi sekali demi untuk menjernihkan pikirannya yang khawatir dengan Nayla.
Puncaknya saat Nayla salah kirim pesan di room chat nya. Zidan langsung naik pitam dan tanpa babibu langsung tancap gas untuk pulang ke apartemen. Dia akan memberikan perhitungan bagi Nayla karena sudah berani bermain-main dengannya.
Demi apapun Zidan tidak akan kasih ampun pada Nayla karena sudah berani mengizinkan laki-laki lain menyentuhnya disaat Zidan saja belum pernah mencicipi tubuh sang istri. Zidan juga ingin memberi peringatan untuk Nayla agar tidak meremehkannya, setidaknya Nayla sekali-sekali harus digertak agar dapat menghargai Zidan sebagai suaminya.
BRAK!
Tubuh Nayla berjengit kaget saat pintu apartemen dibuka serta ditutup dengan kasar. la tau tau siapa yang melakukan hal tersebut, siapa lagi memangnya kalau bukan Zidan?
Nayla yang ada di dalam kamar malah mondar mandir dengan wajah panik. la harusnya kabur bukan malah nurut dengan ucapan Zidan yang mengancamnya untuk tidak kabur. Tapi Nayla juga takut kalau sampai Zidan mengadu pada Papa nya, bisa babak belur Nayla kalau sampai Papa nya tau kenakalannya.
"Nayla."
Tubuh Nayla berjengit kaget saat mendengar suara Zidan yang ada di depan pintu kamarnya. Zidan mengetuk pintu kamar dengan tidak sabaran membuat Nayla semakin menciut nyalinya.
"Keluar sebelum gua berubah pikiran buat ngaduin sikap lo ke bokap lo." Ancam Zidan.
Nayla tanpa berpikir panjang langsung berlari ke arah pintu dan membuka pintu kamarnya. Disana sudah ada Zidan dengan wajah memerah seperti tengah menahan emosi. Sorot mata
tajamnya menatap lurus ke arah Nayla membuat Nayla menelan ludah kasar.
"Zidan... biarin gua jelasin dulu."
"Gua gak butuh penjelasan lo, foto dan chat lo udah jelasin semua apa yang lo lakuin sama Hugo.
"Enggak, gua sama dia gak sejauh itu."
Zidan memicing matanya menatap Nayla lalu tangannya dengan cepat mencengkram baju Nayla agar mendekat ke arahnya. Nayla terkejut bukan main dan berusaha melepaskan cengkraman Zidan dari bajunya.
"Lepas! Lo jangan kurang ajar ya!"
SRAKK!
Baju yang tengah digunakan Nayla dirobek dengan kasar oleh Zidan membuat Nayla membulatkan matanya tidak percaya. Nayla menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sambil menatap Zidan dengan tatapan marah.
"LO JANGAN KURANG AJAR YA!" Teriak Nayla sambil memundurkan langkahnya.
Tatapan Zidan terfokus pada tanda di leher sampai dada Nayla. Dia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi dan malah melangkahkan kaki mendekat ke arah Nayla yang ketakutan melihatnya.
Keduanya sudah masuk ke dalam kamar dan Zidan segera menutup pintu serta menguncinya. Nayla mematung, ia tidak berani merebut kunci di tangan Zidan karena takut Zidan malah menyentuhnya.
Zidan melangkah maju mendekati Nayla dan merengkuh pinggang Nayla. Zidan menarik paksa tangan Nayla yang sibuk menutup dadanya sendiri.
"Dia bahkan bikin tanda disini."
Tangan Zidan menyentuh payudara Nayla yang terdapat tanda keunguan yang Nayla dapatkan dari Hugo. Nayla menepis tangan Zidan dengan wajah sudah memerah karena malu.
"Singkirin tangan lo, sialan!
Ucapan Nayla barusan membuat Zidan menaikkan pandangannya menatap wajah Nayla.
"Lo udah nawarin badan lo buat gua tadi."
"G-Gua... enggak-
Zidan menyeringai melihat Nayla yang gugup dan kehabisan kata-kata. la mendorong tubuh Nayla sampai Nayla jatuh terduduk diatas ranjang.
Tidak memberikan kesempatan Nayla untuk bangkit berdiri, Zidan langsung naik ke atas ranjang dan mengukung tubuh Nayla.
"Zidan! Bukan itu maksud gua! Gua gak nawarin tubuh gua buat lo. Minggir!"
"Lo gak nawarin pun pasti bakal tetap gua paksa lo ngelayanin gua. Gua suami lo, Nay. Harusnya lo ngelayanin gua bukan ngelayanin mantan itu."
Nayla menggeleng ribut. "Gua gak gitu sama Hugo. Zidan tolong lepasin gua..."
Ucapan memohon dari Nayla tidak digubris oleh Zidan. Tanpa banyak berucap, Zidan mulai menjelajahi leher Nayla dengan mengecup leher tersebut dengan terus menerus.
Nayla memejamkan matanya berusaha menolak semua sentuhan dari Zidan. Lehernya dihisap dengan kuat Zidan membuat Nayla memekik, Zidan sepertinya tengah membuat tanda keunguan menggantikan tanda yang ditinggalkan oleh Hugo.
Nayla memohon di dalam hatinya untuk Zidan berhenti. Dirinya belum siap untuk melakukan hal seintim ini dengan laki-laki. Nayla benar-benar jujur kalau dirinya dan Hugo tidak melakukan hubungan intim seperti yang Zidan pikirkan.
"Zidan... nghh berhenti... Gua gak mau!"
Penolakan Nayla sebenarnya membuat Zidan sakit hati, dimana harga diri Zidan kalau sampai dirinya ditolak oleh Nayla saat ingin menagih jatahnya sebagai suaminya Nayla sendiri? Dengan gencar, Zidan menyesap leher Nayla bahkan tangannya sudah meremas payudara Nayla yang masih terbungkus dengan bra.
"Zidan ahhh... jangan disitu sakit... Ahhh!"

***
full ada dikaryakarsa

One shot❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang