Kakak ipar❌

18.9K 15 0
                                    

Pernikahan Liana dan Edgar sudah memasuki tahun kedua. Mereka menikah bukan atas dasar cinta, keduanya dijodohkan oleh kedua orang tua mereka karena urusan bisnis. Tidak ada cinta di rumah tangga mereka membuat mereka seperti orang asing sebelum hadirnya putri mereka yaitu Raya Aleta.
Sebenarnya kehadiran sang buah hati adalah hal yang tidak mereka sangka-sangka. Mereka sempat berkomitmen untuk tidak memiliki anak karena keduanya pikir mereka tidak akan bertahan lama dalam pernikahan mereka. Apalagi Edgar tau kalau sebelum Liana menikah dengannya, Liana memiliki seorang kekasih.
Tapi ada satu hal yang Edgar tidak tau yaitu kekasih Liana sebelum menikah dengan Edgar adalah adik kandungnya sendiri yaitu Aidan.
Aidan dan Liana memutuskan untuk merahasiakan ini semua agar Edgar dan Aidan tidak menjadi canggung. Aidan juga berusaha mengikhlaskan Liana pada awal pernikahan Edgar dan Liana
Awalnya begitu sebelum Aidan yang tanpa diundang datang ke rumah kediaman Edgar dan Liana pada saat tengah malam. Edgar saat itu sedang ada perjalanan dinas jadi Liana tinggal sendiri di rumah.
Kesalahan fatal dimulai saat Aidan meniduri Liana dalam kondisi dirinya sedang dalam pengaruh alkohol. Liana menerima semua perlakuan Aidan karena dasarnya memang ia hanya mencintai Aidan bukan Edgar yang merupakan suami sah nya.
Sejak saat itu, hubungan mereka semakin rumit. Aidan jadi sering menemui Liana dan tak jarang mereka juga menghabiskan waktu diranjang saat Edgar tidak ada di rumah.
Keduanya semakin dekat sampai Liana mengandung. Aidan sangat patah hati saat itu apalagi saat Liana bilang kalau anak itu bukan anak Aidan padahal Aidan sudah yakin kalau Liana hamil anaknya.
Hubungan mereka sedikit renggang karena Edgar menjadi protektif pada Liana semenjak Liana hamil. Edgar jarang mengambil jadwal dinas diluar kota demi menemani sang istri yang sedang hamil.
Hal itu tentu membuat Aidan semakin uring-uringan. la merindukan Liana tapi mereka jarang bisa bertemu. Kadang tak jarang Aidan datang ke rumah Edgar dan Liana saat ada Edgar di rumah. Tentu saja hal itu membuat Liana semakin takut dan khawatir kalau Edgar curiga.
Tapi bodohnya Edgar, dia malah senang melihat Aidan dan Liana akrab. Pada dasarnya Edgar memang tidak mencintai Liana jadi ia tidak merasakan api cemburu atas kedekatan Aidan dan Liana.
Hal itu terus dilakukan oleh Aidan sampai Liana melahirkan. Bahkan Aidan sampai rela cuti di kantor demi menemani Liana saat awal-awal melahirkan putrinya yaitu Raya. Edgar tidak masalah justru ia berterima kasih pada Aidan karena sudah mau menggantikan dirinya menjaga istri dan anaknya kalau dirinya sedang sibuk di kantor.
Setelah Liana melahirkan, Edgar malah sibuk lagi dengan pekerjaannya. Seperti sekarang. sudah satu minggu Liana ditinggal dirumah oleh Edgar bersama putri mereka. Edgar pamit mengurus kerjaan diluar kota sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Liana tentu merasa kesepian walaupun ada beberapa pembantu yang membantunya mengurus putrinya. Apalagi Aidan juga sibuk bersamaan dengan Edgar keluar kota membuat Liana semakin kesal karena ditinggal sendiri.
Bukan apa-apa, setelah melahirkan rasanya hormonnya semakin besar membuat dirinya
frustasi sendiri karena harus menuntaskan hasratnya dengan bermain solo. Dia membutuhkan Aidan atau Edgar untuk menyentuhnya, tapi keduanya malah sibuk secara bersamaan.
Tapi siang ini Liana merasa senang ketika Aidan mengatakan kalau dirinya hendak
berkunjung ke rumah. Apalagi melihat bubble chat terakhir Aidan soal dia ingin membuat
adik untuk Raya. Tentu saja hal itu yang paling Liana tunggu-tunggu walaupun ia harus membeberkan rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat dari Aidan.
Ya, Raya adalah anak Aidan. Bagaimana Liana bisa tau? Tentu saja karena selama ini cuma Aidan yang berhasil menanamkan benih di rahimnya. Liana hanya sekali bercinta dengan Edgar dan itu pun saat Liana sudah beberapa kali di setubuhi oleh Aidan, jadi kemungkinan besar itu adalah anak Aidan.
Edgar tidak curiga sama sekali atau lebih tepatnya tidak peduli pada Liana. Dia percaya-percaya saja pada Liana yang mengatakan kalau ia hamil anak Edgar karena pikir Edgar mungkin memang mereka lebih beruntung dari orang lain yang susah sekali mendapatkan anak.
Wajah Raya juga sebenarnya lebih mirip ke Aidan dan Liana dibandingkan Edgar. Serta benar kata Aidan kalau dibandingkan Edgar sebenarnya Aidan lebih terlihat sayang dengan Raya. Edgar hanya menjalankan perannya saja sebagai ayah, tidak lebih dari
itu. Sedangkan Aidan benar-benar menunjukkan kasih sayangnya dengan Raya seperti sosok ayah bayi Raya.
TING TONG!
Liana langsung menoleh ke arah pintu depan ketika bel pintu tersebut berbunyi. Baru saja ia selesai menidurkan Raya dan sepertinya Aidan baru saja sampai.
Dengan cepat Liana segera memeriksa penampilannya yang sebenarnya sengaja dirinya buat sedikit berantakan untuk menyambut Aidan.
Liana langsung berjalan menuju pintu lalu membukanya perlahan. Senyuman terbit di bibirnya saat melihat Aidan yang sedang berada di depan pintu rumahnya.
Aidan langsung melangkah masuk ke dalam rumah membuat Liana melangkah mundur. Lalu tangannya langsung ditarik oleh Aidan dan tubuhnya dihimpit di tembok samping pintu depan rumah.
"Raya udah tidur?" Tanya Aidan dengan suara beratnya sambil menatap Liana dengan intens.
Liana dengan susah payah menelan ludahnya ketika berada sedekat ini dengan Aidan. "Udah, barusan Raya tidur."
Tangan Aidan terulur untuk mengelus pipi Liana yang membuat sang empunya meremang karena elusan lembut dari Liana. Elusan itu semakin lama semakin turun dan sampai di bibir pink milik Liana.
"Kamu mau apa, Aidan?" Tanya Liana sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Aidan.
"Mau nyobain ini." Jawab Aidan.
Setelahnya keduanya langsung menyatukan bibir mereka. Decakan ciuman mereka terdengar sangat intens karena Aidan mencumbu bibir Liana dengan dalam dan lembut.
Tangan Aidan mulai meraba tubuh Liana mulai dari pinggang ramping Liana dan terus naik sampai ke payudara sintal milik Liana yang tidak terbungkus apapun di balik kaos tipis yang Liana gunakan.
Dengan gemas Aidan meremas salah satu payudara Liana membuat Liana mengerang tertahan dalam ciuman mereka. Payudara sintal itu semakin padat dan empuk ketika Liana hamil dan sekarang semakin menggoda karena putingnya mencuat keras karena harus menyusui Raya juga.
Baju yang dipakai Liana basah karena susunya muncrat keluar ketika payudaranya di remas dengan kuat oleh Aidan.
Mengetahui hal itu, Aidan semakin bersemangat memainkan payudara milik Liana. Tangannya menyusup masuk dibalik baju Liana berniat untuk menggoda puting mencuat
milik Liana yang basah karena susunya keluar.
"Mmhhh..."
Desahan halus tertahan dari Liana saat Aidan memainkan putingnya. Putingnya dicubit dan ditarik dengan gemas oleh Aidan sembari bibir mereka beradu diatas sana.
Tubuh Liana gemetar saat dua putingnya dicubit dengan kuat oleh Aidan membuat susunya merembes keluar. Sensasi ini semakin membuat Liana terbakar nafsu, kedua putingnya sangat sensitif dan Aidan tau bagaimana cara menggodanya.
"Mmhh... Ahhh Aidan ughh..."
Liana terlebih dahulu melepaskan ciuman dan mendongakkan kepalanya membiarkan Aidan mencumbu lehernya.
Baju bagian depan Liana sudah basah karena susunya merembes keluar dan lehernya sudah penuh dengan tanda keunguan hasil karya Aidan. Liana rasanya sudah tidak kuat
berdiri kalau terus menerus dirangsang seperti ini.
"Aidan! Ahhh baju akuhh basahhh..."
Aidan melirik ke arah Liana yang wajahnya sudah memerah padam. la menyeringai melihat wajah kacau Liana akibat rangsangannya. Lalu dengan cepat Aidan menegakkan tubuhnya dan mengeluarkan tangannya dari balik baju Liana, ia langsung memeluk Liana serta mengangkat tubuh kecil itu di dalam gendongannya.
"Aidan, kita mau kemana?" Tanya Liana yang memeluk leher Aidan dengan erat karena takut jatuh.
Aidan duduk di sofa yang ada di ruang tengah dengan Liana berada di atas pangkuannya. Liana melirik ke arah Aidan yang menatapnya dengan intens membuat Liana malu sendiri.
"Kamu kenapa sih? Kok dari tadi diam aja?" Protes Liana karena malu ditatap begitu oleh Aidan.
"Gua gak diem, tangan gua kerja dari tadi sampai buat lo kacau cuma karena sentuhan kecildari gua." Ujar Aidan.
Liana langsung menunduk malu saat mendengar ucapan Aidan. Demi apapun dia belum terbiasa di goda seperti ini oleh Aidan walaupun mereka suka sering melakukan hubungan intim.
"Yang disini juga udah basah kan gara-gara gua mainin pentilnya?" Tanya Aidan sambil mengelus vagina Liana dari luar celana pendek yang Liana gunakan.
"Mhhh... Jangan buat aku malu! Ayo katanya kamu mau nyusu." Ujar Liana dengan setengah berteriak karena malu.
"Mana susunya? Coba tunjukin."
Liana mengerang malu tapi ia melaksanakan apa yang diminta oleh Aidan. la menarik ujung kaosnya ke atas untuk menunjukkan payudaranya yang putingnya sudah membengkak karena dimainkan oleh Aidan tadi.
Aidan menyeringai melihat puting bengkak Liana serta ujungnya masih menetes susu karena mungkin Liana terlalu sensitif akibat sentuhannya tadi di puting Liana.
"Susunya netes, Raya jarang lo kasih ASI ya?" Tanya Aidan sambil mengusap puting Liana.
"Shhh... sering kok, cuma memang ASI aku banyak nghhh... Aidanhh."
Liana semakin pening saat Aidan menggaruk ujung putingnya dengan kuku. Rasa ngilu dan geli itu semakin terasa membuat Liana menggeliat di atas pangkuan Aidan.
"Sinihh ahh! Nyusu sama aku nghh..." Liana mendorong kepala belakang Aidan sambil membusungkan dadanya berharap Aidan segera menyusu padanya.

****
Next ada dikaryakarsa

One shot❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang