Sepulang kerja Jimin datang ke rumah Jungkook, melihat kondisi Jungkook dengan mata bengkak dan pandangan kosong ke depan seperti robot berjalan membuat Jimin bingung
Jimin yakin dia tidak mungkin bisa bertanya sekarang itu bukan waktu yang tepat
Tapi Jimin memutuskan untuk menginap untuk menemani Jungkook, meski rumah susun yang menjadi tempat tinggal Jungkook tidak memiliki kamar lain namun Jimin juga sudah terbiasa tidur bersama satu ranjang dengan Jungkook dan saling menginap
Jimin menghubungi orang tuanya karena malam ini harus menginap dan bagi orang tua Jimin itu tidak masalah karena mereka juga sudah mengenal Jungkook sebagai sahabat putranya Jimin sejak lama
Jimin sudah mengajak Jungkook tidur sejak tadi namun Jungkook masih kembali pada posisi yang sama melamun sambil memandang kosong kearah luar jendela
"Kookie jika kamu tidak bisa juga tidur katakan sesuatu padaku agar aku tahu apa yang sebenarnya terjadi dan aku bisa tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya" ucap Jimin entah sudah berapa kalinya berusaha berbicara pada Jungkook tidak juga ada jawaban namun Jungkook tiba tiba memeluk Jimin dan menangis dalam pelukannya
"Hiks hiks hiks minie hiks hiks hiks" Isak Jungkook, Jimin menepuk dan mengusap usap punggung Jungkook dengan lembut
"Menangislah sesukamu Kookie sampai kamu lelah malam ini aku akan menemanimu, namun setelah kamu selesai kembalilah jadi kookie lagi, meski cengeng namun kamu penuh semangat dan selalu tersenyum setiap saat" ucap Jimin
Jungkook terus menangin sampai lebih dari 30 menit sampai lama lama Jimin merasa tidak lagi mendengar isakan tangis Jungkook
Pelukan Jimin yang hangat memang selalu bisa berhasil menjadi penenang setiap kali Jungkook menghadapi masa sulit bahkan masa masa disaat orang tuanya meninggal
"Kau sudah merasa lebih baik" ucap Jimin
Jungkook lalu mengangguk
"Mau cerita sekarang atau belum.. jika belum kau tetap harus tidur pilih mana" tanya Jimin
"Minie..." Ucap Jungkook terjeda
"Hmm bicaralah Kookie aku akan mendengarkan" ucap Jimin
"Minie aku bodoh sekali hiks hiks" ucap Jungkook yang kembali terisak
"Hei... Ini bukan Kookie yang ku kenal kenapa..? Kenapa kau sampai menyebut dirimu bodoh hm..?" Tanya Jimin yang kaget tidak pernah dalam hidupnya mendengar Jungkook sampai sefrustasi itu menyebut dirinya bodoh
Jimin langsung menghapus air mata yang mengalir ke pipi Jungkook
"Tolong sudah cukup menangisnya, kau membuat hatiku sakit Kookie" ucap Jimin lagi
Karena memang Jimin sudah sesayang itu pada Jungkook l, diantara Jimin dan V Jungkook adalah yang termuda itu karena Jungkook pernah dua kali mengikuti program accelerati saat Jungkook masih SMP dan SMA
Harusnya dulu Jimin juga V adalah seniornya namun baru 3 bulan Jungkook masuk SMA Jungkook langsung naik kelas ke kelas yang sama yaitu kelas 2 SMA bersama Jimin juga V dan disanalah mereka akhirnya jadi teman baik sampai sekarang
"Minie tapi aku memang bodo...." Ucapan Jungkook terhenti oleh Jimin
"Sekali lagi kamu menyebut dirimu aku akan sangat marah Kookie" tegas Jimin
Jimin memang beberapa kali bersikap tegas pada Jungkook karena menganggap harus melindungi Jungkook seperti dia melindungi adiknya sendiri
"Minie aku..a.aku menyatakan cinta pada Jin Hyung" ucap Jungkook yang sudah tidak menangis tapi sekarang menghela nafas cukup panjang saat sesudah memulai bercerita

KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor I love you | JinKook
Romance[END] Jeon Jungkook adalah calon dokter muda yang tengah menjalani koas di salah satu rumah sakit ternama di Korea Selatan. Fokusnya seharusnya pada pasien dan ilmu kedokteran, namun hatinya justru terpaut pada sosok Kim Seokjin-dokter senior yang k...