Part 2

5 0 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
Typo bertebaran.




"Bagaimana ke adaan Kaka?"

"Tuan Allard sudah lebih baik tuan Aldrich"

"Hmm..."

"Ah, sepertinya tuan Allard sudah sadar"senang nya ketika mendengar lenguhan Allard.

Tap...tap...

"Eh tuan anda tidak menunggu nya membuka mata nya?"

"... Jika Kaka sudah sadar sampaikan pada nya untuk pergi menghadap ke yang mulia"

"Ta-tapi, meski tuan sudah sadar kondisinya masi belum stabil..."

Blam...
Pintu kamar tersebut tertutup.

"Hahh, bukan kah dia mengincar posisi putra mahkota tapi kenapa sikap nya sangat buruk"

"Tao.."gumam

"Tuan muda?"

Allard membuka mata nya dan bangun dari tidur nya.

"Tuan anda tidak boleh bangun dulu kondisi anda masi blm stabil"

"Tabib an di mana Tao"

"Tao...Tao bagaimana?"

"Pelayan Tao sudah di makamkan tuan Allard"

"...."

"Begitu ya"

Tabib an dapat melihat kesedihan di wajah tuan nya.

'Hm, Agler tidak ada di sini?'

"Di mana pedang nya?

"Ah, pedang karat itu ada bersama yang mulia raja putra mahkota dan anda juga di perintahkan untuk menemui nya"

"Ya kalau gitu saya pergi dulu" kata Allard dan pergi ke tempat pertemuan nya.

.
.
.

Tempat pertemuan kerajaan...

"Salam putra makhota" sapa penjaga pintu.

"Hmm buka pintu nya" perintah allard kepada para penjaga

Setelah allard memasuki bangunan yang menjadi tempat pertemuan.

Deg...

"Oh!"
"Kau sudah sadar rupanya bocah, kita ketemu lagi hihihi!"

'Sial kenapa kau ada disini?'batin nya.

Allard berkeringat dingin melihat Agler yang berada di belakang sang raja atau ayah nya.

"Allard kenapa kau menatap wajahku seperti itu apa ada yang menempel di wajah Ku?" Tanya seseorang.

Seseorang itu adalah yang mulia raja sekaligus ayah dari allard yang bernama Cedric Prospera.

my prince allardWhere stories live. Discover now