Arvan's Secret 06

80 9 1
                                    

HALOOOWWW!!!! SELAMAT MALAM SEMUANYA AA YUHUYYY!!!!

NIH AKH UPDATE ARVAN YAA!! KALIAN HARUS RAMEIN!!!

WAJIB SHARELINK, BACA, VOTE, DAN KOMENT!! JANGAN SILENT READER GAYSS😭

.
.
.

Happy Reading!❤



Di tempat yang sama yaitu ruang tamu, kedua orang yang berbeda jenis jaraknya sangatlah dekat. Mereka saling dapat mencium aroma khas tubuh satu sama lain. Terutama aroma pada laki-laki memakai kalung sangat memabukkan.

Suara petir tiba-tiba bergemuruh berhasil membuat kedua nya tersadar posisi mereka. Refleks, seorang perempuan di bawah kukungan laki-laki itu mendorong kedua bahu laki-laki itu sekuat tenaga dan berhasil.

Freya berdiri, ia berdiri dengan gelisah tanpa memandang wajah laki-laki tersebut.

"A-Ar-Arvan, ak-aku pulang dulu. Tugasnya udah selesai." Freya berkata gugup, ia bahkan memberes buku-buku untuk di masukkan ke dalam tas dengan gemetar.

Bukan hanya tangan nya yang bergemetar, namun wajah nya pun ikut memerah akibat merasa malu atas kejadian beberapa saat lalu.

Tubuh nya tersentak kala tangannya di pegang oleh tangan yang lebih besar dari nya dan lebih berotot.

"Mau kemana? Lo nggak denger di luar ada petir berarti hujan." Arvan mengambil alih tas yang di pegang Freya dan menaruh nya di atas meja.

Seperti biasa, Arvan bersikap seolah kejadian beberapa saat lalu tidak terjadi dan bersikap santai. Arvan tidak peduli kejadian saat lalu, laki-laki itu justru mengeluarkan vape dari kantung celana dan mulai menghisap lalu di hembuskan ke udara.

"Duduk. Makan malam dulu lo nggak denger yang di bilang Bokap gue?" tanya Arvan menatap Freya dengan alis terangkat.

Freya terpaksa duduk kembali. Keadaan menjadi canggung akibat di antara kedua nya tidak ada yang mengeluarkan suara atau percakapan apapun.

Namun, itu tidak berlangsung lama karena Edward telah turun dan langsung mengajak untuk makan malam.

Freya sebenarnya senggan untuk makan malam di rumah Arvan, tapi laki-laki itu dan Papa nya terus memaksa nya.

Freya tidak menyembunyikan wajah takjub nya melihat meja makan yang panjang cukup untuk sepuluh orang di penuhi oleh berbagai makanan. Ternyata menjadi orang kaya seperti ini, padahal di rumah Arvan hanya tinggal berdua saja tapi makanannya sudah seperti hajatan.

"Nak Freya, silahkan di makan dan ambil yang banyak yang kamu suka." Ujar Edwardo sedap tadi memperhatikan teman anak laki-lakinya.

Freya tersenyum canggung dan mengangguk pelan. "Iya Om. Sebelumnya, Freya berterima kasih sama Om dan Arvan sudah mengajak Freya makan bersama."

"Tidak apa-apa. Silahkan di nikmati. Jika kurang, ambil sebanyak yang kamu mau." Freya mengangguk sopan. "Terima kasih Om."

Acara makan malam itu pun mulai. Semua mulai memakan makanan yang ada di meja makan. Edwardo makan seperti biasa, dan Freya makan dengan lahap. Gadis itu merasa beruntung bisa memakan makanan selezat ini, terutama makanan yang sangat-sangat ia inginkan adalah seafood.

Berbeda dengan laki-laki yang duduk di seberang Freya justru asik dengan handphonenya, terkadang ia juga memainkan vape di tangan nya. Manik tajam itu lebih asik ke layar handphone dari pada makanan di hadapannya yang tergiur sangat enak. Freya sedari tadi memperhatikan, membuat dirinya heran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arvan's Secret [ON GOING - SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang