Mervellie Asley Adenalandra.
Anak tunggal keluarga Adenalandra. Bersekolah di sekolah elite yang berada di Jakarta. Menjadi sosok anak tunggal keluarga terpandang tidak semudah yang dibayangkan orang orang luaran sana, yang pandang sebelah mata...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang cerah kali ini, terlihat seorang gadis yang baru saja bangun dari tidur lelapnya, rambutnya acak acakan dengan wajah bantal yang masih mempesona. Menatap jam digital disamping tempat tidurnya, gadis itu turun dari atas tempat tidur, dan berjalan menuju kaca besar yang tertutup gorden.
Pagi ini kegiatan nya adalah bersekolah, dan mencoba menjadi putri kerajaan yang baik dan santun tentunya, sedikit bosan untuk hidupnya yang memang begitu begitu saja, Mervellie masih belum berani mengambil tindakan untuk membuat masalah baru.
Mervellie membuka gorden, dan langsung terlihat pekarangan rumah yang luas, seperti megahnya istana di dunia dongeng.
Setelah lima menit berdiam diri, Mervellie berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap pergi sekolah, harum aroma lavender langsung tercium semerbak di kamar mandi itu, tubuhnya bak model itu diguyur air hangat yang menenangkan.
Setelah mandi dan bersiap, Mervellie mengambil tas sekolah nya, dan keluar kamar menuju lantai pertama untuk makan bersama.
Aturan pertama, keluarga Adenalandra. Diwajibkan seluruh keluarga untuk breakfast dan dinner bersama, kecuali launch yang hanya weekend saja.
"Good morning, all," sapa Mervellie kepada orang tuanya yang sudah duduk di meja makan, dengan menggunakan etikat makan, menunggu Mervellie.
"Morning Dear, how did you sleep?" tanya Ibunda ratu keluarga Adenalandra, Marvellien Mahetama Adenalandra.
Mervellie duduk di kursi didepan Marvellien, "Baik, setidaknya aku tidur nyenyak seperti biasanya," jawab Mervellie santai, seorang maid datang dan menyiapkan makanan Mervellie, gadis cantik itu menyukai roti gandum yang diberikan slai coklat dan segelas susu fresh milk tidak memiliki rasa.
"Nanti sore Dady akan pergi ke mansion, bagian utara. Do you want to come along?" tanya William Adenalandra selaku kepala keluarga dan raja dari keluarga besar Adenalandra.
Mervellie, menatap bingung ayahnya, mansion bagian utara? Mervellie akan melakukan apa jika disana? Selain menikmati pemandangan, tugas Mervellie sebenarnya tidak sulit jika berada dipikiran orang yang memang menyukainya, tapi. Bagi Mervellie itu sulit, baginya yang ingin kebebasan.
"Sepertinya tidak, Mervellie sepulang sekolah ingin mengerjakan tugas di Caffe," jawabanya membuat kedua orang tuanya saling tatap, banyak pertanyaan muncul yang sama diotak yang berbeda.
"Bersama siapa? Dady tidak akan pernah mengizinkan kamu bersama laki laki, apalagi dari kalangan yang kastanya berbeda jauh dengan kita Mervellie." William segera berbicara tegas, hingga melupakan etikat makannya,