Langit malam tampak begitu indah dengan rasi bintang yang memenuhi penglihatan, bulan berbentuk sempurna bercahaya bak bulan purnama.
Seorang gadis yang memakai piyama satin tipis yang panjangnya semata kaki dipadu dengan jubahnya berwarna maron itu menyesap tehnya, aroma anggrek yang dipadu dengan aroma moles itu berterbangan memenuhi indra penciuman.
"Stai diventando più bello, Elio." (Kamu semakin tampan, Elio) bibir tebal nya tersenyum senang mendengar pujian dari gadisnya. Ia menatap lamat dan dalam perempuan yang berada didepan nya.
"Sembra che tu voglia una ricompensa per le tue lodi, principessa." (Sepertinya kamu menginginkan hadiah atas pujian kamu, tuan putri). Mervellie menganggukan kepalanya.
"Onestamente, sei davvero bella. Anzi... Ancora più bello!" (Sejujurnya, kamu sangat tampan. Memang... Bahkan lebih tampan!) Mervellie menjawab jujur,
Elio tersenyum senang, senang bisa kembali menginjakan kaki di negara seribu budaya ini. Elio harusnya lelah mengikuti penerbangan selama berjam jam dari Roma Italia untuk datang ke Indonesia.
Elio Alessio Cassano, anak konglomerat dari marga 'Cassano. Elio terlahir sebagai anak bungsu dari dua ber sodara. Ia bibit asli dari Italia, kedua orang tuanya memang dari Italia. Berbeda dengan Mervellie.
Elio menginjakan kaki ditanah Indonesia, bukan tanpa sebab. Dia memiliki sebab untuk menginjakan kaki disini, salah satunya adalah menemui gadisnya, garis rahang tegas itu selalu menarik sugikan senyuman menatap gadis jelita didepan nya.
Pria berumur 25 tahun itu mengambil jari jemari Mervellie yang ditumpukan diatas meja bundar, ia mengusapnya tak ayal ia juga mengambil tangan Mervellie untuk dihirup aromanya, dan juga mencium nya sesekali.
Harum aroma tubuh gadisnya ini seperti nikotin yang begitu candu dan memabukan, Elio menyukai bau ini.
"L'Italia è tranquilla senza di te principessa, di solito giochi a cavallo e a golf a casa mia." (Italia sepi tanpamu putri, kamu biasanya bermain menunggang kuda dan golf di rumahku). Mata amber khas Italia itu menatap dalam manik biru laut Mervellie.
Mervellie tertawa pelan, dan menyilangkan kedua kakinya. Ia menatap Elio. "Kau mengetahui apa yang menjadi kebiasaan ku, aku menyukai itu." Mervellie menggunakan bahasa Indonesia jelas agar Elio tidak mengerti apa yang gadis cantiknya ini katakan.
"Mi stai prendendo in giro, honey?" (Apakah kamu mengejek ku, sayang?) Elio bertanya, mendengar nada suara yang Mervellie ucapkan ia harus berfikir berkali kali, apakah itu kalimat umpatan atau kalimat pujian.
Mervellie menggeleng, dan menarik tangan nya. Ia meminum kembali teh nya, matanya menatap bintang yang bertaburan di langit malam. Suasana teras mansion ini damai, beberapa pengawal yang menjaga pintu besar itu juga hanya berdiri tegap memantau keadaan sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐨𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐀𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲
Storie d'amoreMervellie Asley Adenalandra. Anak tunggal keluarga Adenalandra. Bersekolah di sekolah elite yang berada di Jakarta. Menjadi sosok anak tunggal keluarga terpandang tidak semudah yang dibayangkan orang orang luaran sana, yang pandang sebelah mata...