Mervellie Asley Adenalandra.
Anak tunggal keluarga Adenalandra. Bersekolah di sekolah elite yang berada di Jakarta. Menjadi sosok anak tunggal keluarga terpandang tidak semudah yang dibayangkan orang orang luaran sana, yang pandang sebelah mata...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bruk!
"Aw..." ringis Mervellie kala merasakan bahunya sakit, akibat ada yang mendorongnya, gadis berambut hazel itu menatap seorang laki laki yang sama halnya meringis.
Belum sempat mengucapkan sumpah serapah, laki laki ber masker dan bertopi itu segera mengatup kan kedua tanganya.
"Maaf. Saya baru-buru," laki laki itu langsung saja berlari pergi meninggalkan Mervellie yang tercengang, apa-apaan laki laki itu?!
"Dasar! Nggak banget artis bukan! Pake masker segala! Mana nyebelin lagi, sakit banget..." Mervellie berjalan menuju Lily yang sedang duduk di meja sambil memerhatikan laptopnya.
Menyadari sahabatnya datang dengan wajah yang bisa dikatakan buruk, segera Lily menatap Mervellie.
"Princess, kenapa?" tanya Lily penasaran.
Mervellie duduk didepan Lily dan mengusap lengan bagian atasnya, "Ih nyebelin, tadi ada orang yang nabrak aku." Mervellie menjawab, sambil membuka laptopnya.
Lily hanya memangut saja, ini sudah hal biasa. Biasanya Mervellie selalu disenggol oleh laki laki yang modus ketika di sekolah.
Bugh!
"Eh! Princess sorry sorry gue nggak sengaja," ujar seorang laki laki yang tak sengaja menyenggol lengan Mervellie yang membawa coffie kalengan.
Laki-laki itu buru buru memegang tangan lembut Mervellie, dan mengusap air yang tumpah dengan tysu yang ia bawa. Lily yang memang bersama Mervellie bisa menebak. Bahwa laki-laki itu sengaja modus, jika ini ketidak sengajaan tidak mungkin laki laki itu langsung ngeh bawa dia membawa tysu.
Mervellie yang sadar lengan nya disentuh, sontak langsung menarik tangan nya hingga laki-laki itu kaget.
"Nanti kalo jalan lihat-ihat, biar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, Aji." Mervellie memberi peringatan dengan suara lembut namun tegas.
Laki-laki bernama Aji itu termenung sejenak sambil mengamati ekspresi wajah Mervellie, tangan nya lembut, suaranya pun begitu amat lembut.
"L-lo tahu nama gue?" tanya Aji meyakinkan, ini rasanya mimpi. Namnya disebutkan oleh Princess achievement.
Mervellie menatap bingung, matanya berkeliaran ketika melihat kantin ramai, melihat ke arahnya dan Aji, begitupun Lily perempuan itu juga hanya mematung. Seolah olah semuanya adalah patung.
"A-aku tahu, karna tadi ada yang neriakin nama kamu, lain kali jangan diulangi lagi," setelah itu Mervellie langsung menarik tangan Lily untuk pergi ke kelas, rasanya malu sekali menjadi pertontonan anak anak golden achievement.