Keduanya berada di dalam mobil Chanyeol sekarang, sibuk dengan isi kepala masing-masing.
Chanyeol sadar bahwa tindakan yang ia lakukan sebelumnya terlalu impulsif, terlebih saat itu mereka berada di ruang publik dan bisa saja menimbulkan spekulasi negatif.
Namun, Chanyeol juga tak bisa menahan diri ketika melihat seseorang dengan berani menepuk kepala kekasihnya, terlebih ketika ia mengetahui bahwa lelaki itu juga menyimpan rasa pada Wendynya.
"Sayang,"
Chanyeol melirik sebentar, kemudian kembali fokus pada jalanan di depan.
"kita mampir makan dulu sebelum pulang. Kamu pengen mam apa, sayang?"
Wendy mengalihkan pandang, menatap sisi wajah sang kekasih tersayang.
Ia sibuk berperang dengan isi kepalanya, juga apa yang tengah dirasakannya.
Kenapa hubungan yang masih berjalan seperti biasa sejak lima tahun terakhir mulai terasa begitu asing baginya?
Kenapa memiliki Chanyeol yang masih selalu mengusahakan yang terbaik untuknya kini terasa tak bermakna apa-apa?
Dan, kenapa keinginan untuk berpisah di tengah hubungan yang baik-baik saja kerap kali terlintas di kepalanya?
Sebenarnya, apa yang salah dengan dirinya?
"Sayang," Chanyeol meraih tangan Wendy untuk digenggam, sementara tangan yang satu lagi masih sibuk menggenggam erat stir dengan mata fokus menatap jalan.
Chanyeol kembali mencuri pandang, berusaha mencari tahu, apa yang sebenarnya sang kekasih tengah pikiran.
Ia mengeratkan genggaman sebentar sebelum melepasnya karena mereka telah sampai di tempat tujuan.
"kita mam gultik, mau?" Chanyeol melepas seatbeltnya setelah selesai memarkirkan mobil dan mematikan mesin. Memutar tubuh untuk menatap sang kekasih yang masih diam sambil menatapnya.
Dengan perlahan ia raih wajah sang kekasih ke dalam genggaman, mempertemukan mata keduanya dalam satu pandangan. "Sayang ada masalah, ya? Belakangan kamu keliatan gak semangat soalnya."
"Mind to share with me, hm?"
"Kak,"
Akhirnya!
Chanyeol benar-benar menanti sang kekasih membuka mulutnya dan mau bertukar pikiran dengannya. Tak akan ia biarkan Wendynya menyimpan sendiri semua masalahnya.
"Iya, gimana sayang?"
Wendy menggigit bibirnya pelan, menimbang apakah sebaiknya hal ini dibicarakan dan segera diselesaikan, atau kembali menyimpannya dan ia selesaikan sendirian.
Chanyeol mengusap pelan pipi sang kekasih dengan ibu jarinya, menanti dengan sabar terkait kalimat apa yang Wendy coba sampaikan hingga sebegitu bingungnya.
"Masalahnya berat banget? Mau sambil mam aja ngobrolnya?" tangan lelaki itu terulur untuk melepas seatbelt kekasihnya, sebelum kembali menatap matanya dan beralih menggenggam tangannya.
"what if.. i ask for a break up?"
Wendy berhasil mengucapkan kalimat itu dalam satu tarikan napasnya.
nah loh?!
Regard,
Cey!
KAMU SEDANG MEMBACA
Meant to Be | Park Chanyeol
Fanfic[with Son Wendy] ❝In the end, all I want is you.❞ ―𝐖𝐞𝐧𝐝𝐲 𝐒𝐚𝐩𝐡𝐢𝐫𝐚 𝐄𝐝𝐞𝐧. __________ start: 24/08/24