35

253 13 1
                                        

Haii

Lama ya enggak jumpa.

Sorry banget soalnya aku bener-bener dihajar tugas beberapa minggu ini.

Hari ini aku bakal Up dua chapter sekaligus untuk menebusnya.

Seperti biasa jangan lupa Vote and Komen

Celsia berjalan bersama Neva dan Azara menuju kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Celsia berjalan bersama Neva dan Azara menuju kantin. Jam istirahat baru saja dimulai tapi sudah banyak manusia yang berkerumun dikantin. Untung saja kantin mereka begitu luas jadi mereka tidak perlu berdebat utnuk duduk palinh berdebat saat mengantri makanan saja.

"Doi Al" teriakan Kaisan terdengar memasuki gendang telinga Celsia.

Bukan hanya Celsia yang melihat sumber suara tapi juga Neva dan Azara. Mereka melihat Kaisan melambaikan tangannya dengan senyum lebar kearah Celsia. Bisa dilihat juga melihat Alzeiron yang sedang menatap Celsia dengan tatapan datar namun ada sorot lain yang bercampur dengan tatapan datar itu.

Celsia hanya tersenyum tipis kearah lelaki yang masih melambai kearahnya. Celsia tahu arti lambaian itu karena Kaisan selalu melambaikan tangan untuk menyuruhnya bergabung dengan mereka saat dikantin. Gadis itu lalu berjalan mendekati meja yang diduduki oleh Alzeiron dan kawan-kawan nya. Neva dan Azara juga mengikuti jalan Celsia.

Namun bukan nya duduk di meja yang sama, Celsia melewati meja itu. Kaisan berhenti tersenyum saat melihat gadis yang biasa langsung bergabung dengan mereka hanya lewat saja tanpa menyapa sedikitpun.

Alzeiron menoleh kebelakang melihat punggung Celsia yang melewatinya. Jika dulu mungkin rasanya akn begitu lega karena ia tak diganggu. Namun sekarang rasa nya tak lagi sama. Saat Celsia hanya melewati nya hatinya terasa diremas.

"Gue pengen banget nonjok muka si Alzeiron! " tekan Neva dengan tatapan tajam yang mengarah kearah Alzeiron.

Mereka memilih duduk di meja pojok yang letaknya tak jauh dari meja yang diduduki oleh Alzeiron. Neva masih bisa memantau gerak-gerik para manusia jahanam itu dari tempat duduk nya.

"Sia, lo sebaiknya jauhi Alzeiron. Dia enggak baik buat lo. " saran Neva. Ia masih ingat jelas bahwa laki-laki itu baru berkata kasar pada temenannya.

Mendengar dari cerita Celsia saja rasanya sudah sangat sakit dan membuat nya kesal. Jika ia mendengar langsung mungkin ia dan Alzeiron sudah dikantor polisi karena bertengkar.

Celsia menarik nafas panjang lalu membuangnya. "Gue juga pengen gitu Va. Gue kecewa banget sama Al. Tapi kenapa 'ya, kenapa perasaan ini enggak pernah bisa hilang? Kenapa rasa cinta ini enggak pernah bisa pudar?" ucap Celsia dengan nada rendah.

"Bisa kok! Lo bisa kalau berusaha!" jawab Neva dengan tegas. Menurutnya Celsia hanya tak 'ingin bukan tak 'bisa.

"Gue udah sering coba untuk enggak cinta lagi sama dia, tapi susah banget Va, bahkan saat gue ngelewatin dia tanpa nyapa rasanya sesak banget."

ALZEICIA(REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang