Bab 3 Bertemu di RS

14 1 0
                                    

Helena keluar dari mobilnya dengan keadaan yang kacau, pisau masih menacap di perutnya ia berjalan ke pintu masuk rumah sakit Andrew.

Orang-orang yang ada di rumah sakit berteriak tertahan melihat keadaan Helena, Helena menarik pisau berada di perutnya darah mengalir deras membasahi lantai putih rumah sakit.

Helena menutup luka di perutnya mengunakan tangannya, salah satu segera membawa kursi roda mendudukkannya di kursi mendorong kursi roda ke ruang operasi untuk segera di tangani.

Sesampainya di pintu masuk ruang operasi Helena kehilangan kesadarannya, dokter segera menangani tindakan.

Memberinya oksigen, memasang infus di punggung tanggannya, menyutikan obat bius ke arah perut Helena yang terluka.

Dokter pribadi Anderson Thomas Andrew menjahit luka tusukan yang berada di perut Helena.

"Dokter kita memerlukan donor darah, pasien kehilangan banyak darah." Thomas yang mendengar perkataan suster yang berada di sampingnya.

"Berikan pasien donor darah," Thomas fokus menjahit lukanya. Suster menganggukan kepala berjalan keluar dari ruang operasi mencari stock darah.

Tidak lama kemudian suster kembali berjalan masuk ke dalam ruang operasi "Maaf dokter stock darah habis, kita butuh donor darah dokter."

"Hubungin keluarga Anderson beritahu mereka anaknya masuk rumah sakit dan membutuhkan donor darah suster."

"Baik dokter." Suster bergegas keluar dari ruang operasi.

Thomas sebisa mungkin menyelamatkan Anderson yang sudah kehilangan banyak darah.

"Dokter keadaan pasien melemah," salah satu suster yang sedari membantunya memberitahu keadaan Anderson.

"Shit! Suster tolong ambil ICD"

"Baik dokter."

Thomas meletakan ICD di dada Helena, jantung Thomas berdebar dengan kencang keringat dingin keluar dari pelipisnya. Thomas berusaha keras menyelamatkan Anderson.

"Dokter keadaan pasien mulai stabil," suster memperhatikan monitor kembali normal.

Disisi lain keluarga Anderson masuk ke rumah sakit Andrew, suster yang sedari tadi menunggu kedatangan keluarga Anderson segera mengarahkan ke ruang operasi

"Gimana keadaan anak saya sus?" Tanya Nyonya Anderson tidak sabaran, "Maaf Nyonya Anderson Nona muda Anderson membutuhkan transfrusi darah, stock darah rumah sakit habis."

"Bagaimana bisa habis?" Joseph mendengar perkataan suster di buat geram.

"Joseph." Nyonya Anderson berusaha menenangkan anak sulungnya.

"Ambil darah saya suster," Tuan Anderson menyodorkan tangannya, sebelum suster menjawab perkataan terpotong.

"No dad biar Joseph dan Michael yang mendonorkan darah, Daddy, Mommy, Yosrey dan Joshua tunggu aja di sini biarkan kami saja."

Michael menganggukan kepalanya tanda setuju perkataan Joseph "Bener Dad, daddy tidak muda lagi biar Michael dan Abang Joseph saja."

Akhirnya Praditya mengalah membiarkan kedua putranya mendonorkan darah untuk putrinya.

Thomas menghela napas ia hampir kehilangan Helana, pintu ruang operasi terbuka dua pria berbadan kekar masuk tak ketinggalan suster kembali masuk.

Thomas mengalihkan pandangannya kearah dua pria berbadan kekar "Tuan muda Anderson, nona muda butuh donor darah dari anda."

"Ambil darah kami Tuan muda Andrew tolong selamatkan Helana Thomas." Joseph menatap adik perempuan satu-satunya, Michael menatap adiknya sendu.

"Baik silakan berbaring di sembarang saya akan mengambil darahnya."

S.W.E.E.T || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang