Ternyata sarah sudah mulai ada pembukaan walaupun baru 2 Alex semangat untuk melebarkan jalan lahir bayi dalam kandungan sarah. Sarah menikmati gempuran Alex walaupun sesekali Sarah meringis dan merintih kesakitan saat kontraksi itu datang.
Pagi harinya Sarah kembali turun ke kamarnya. Dia mengerjakan beberapa pekerjaan rumah walaupun kontraksi itu datang memghantam dia hanya mengelus perutnya. Saat hendak makan dia merasakan perutnya sangat mulas sekali.
'Hah hah hah sssshhhhh' "Sayang pelan-pelan cari jalan lahirnya nak" sarah berucap sambil mengelus perut buncitnya itu.
Ayu yang hendak mengambil minum pun melihat Sarah kesakitan membuat dirinya mengelus perut nya.
"Mbak"
"Iya ayu"
"Sakit ya mbak.?" tanya ayu
"Enggak kok hanya mulas saja, ayu mau makan atau minum.?"
"Tadinya minum tapi lihat mbak sarah makan aku jadi laper" ujarnya sambil tertawa,,
"Makanlah Yu, mbak tadi masak lebih di saji"
Dia bangun mengambil makanan, sarah kembali merasakan kontraksi, dia meringis. Selesai makan ia hendak mencuci piringnya tapi saat berdiri ia merasakan rembesan air keluar dari vaginanya
"Mbak Sarah ngompol yaaa" ujar ayu setengah berteriak.
"Aaahhhh ini kayaknya ketuban mbak sudah pecah Ayu" jawab Sarah lalu ia mengambil alat pel dan jongkok, mengepel lantai yang basah terkena ketuban nya. Setelah ketuban nya pecah kontraksi pun menjadi dua kali lipat rasa sakitnya.
Sesekali ia meringis dan mengusap perutnya sambil mengatur nafasnya. Kontraksi nya sudah makin intens. Setelah itu ia di panggil Alex ke atas, ia naik, namun setelah di atas ia disuruh turun lagi mengambil sesuatu dan naik kembali membuat dia semakin kesakitan saat kontraksi nya datang.
"Hah hah hah Tuan ini, aaaahhhhhh sakit huh huh" dia merasakan kepala bayinya sudah turun ke jalan lahirnya, Namun masih jauh dari vaginanya.
"Sebentar lagi anak itu akan lahir sayang, setelah itu kamu harus mengandung lagi" seringai Alex namun sarah menghiraukan ucapan itu karena rasa sakit pada perutnya sudah berkali-kali lipat menghujaminya Alex yang tahu sarah semakin kesakitan, dia menggempur nya walau ia tahu sarah sudah sangat kesakitan pembukaan nya juga sudah 8.
"Aku bantu melebarkan jalan lahir anak itu sayang" Alex menggendongnya ke ranjang dan menanggalkan pakaian yang di kenakan, Sarah tak bisa berkutik tenaga nya ia simpan saat mengejan untuk mengeluarkan sang bayi dalam kandungan nya.
"Tuu aaannnn hah hah hah sa kit sek kali tu ann to long" sarah mengiba saat Alex sudah menggempurnya sarah juga sudah semakin kesakitan, Bukan nya Alex berhenti namun genjotan nya semakin kencang membuat Sarah kesakitan.
Dua jam lamanya Alex menggempur sarah membuat sarah kelelahan namun sarah teringat akan anaknya membuatnya harus kuat, menyiapkan tenaganya untuk mengejan.
Vagina nya berkedut saat kontraksi datang apalagi sang bayi juga sudah turun ke jalan lahirnya..
"Tuuaaannnn tolong ah hah hah hah"
"Aku akan mengecek pembukaan mu sayang" mau tidak mau alex membantu persalinan sarah mengingat tidak ada rus atau nira di mansion ini "Sebentar aku ambil peralatan dulu"
Sarah sudah semakin kesakitan mengingat usianya juga baru menginjak 16 tahun sudah di paksa untuk melahirkan, tubuhnya sudah sangat remuk apalagi bagian bawahnya serasa di belah menjadi dua. Bayinya juga sudah mendorong nya keluar
"Aaaahhhhhhh mmmmmmmmmmmmmpppppphhhhhh, sayang bantu ibu nak,, emmmppppptttthhhhh hah hah hah" sarah sudah tidak tahan untuk mengejan, ia sudah melebarkan kakinya dengam nalurinya
'Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh
Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh hah hah hah' Sarah sudah merasakan kepala bayinya berada di vaginanya, rasa panas dari areanya dikarenakan gesekan kulit sang bayi menyentuh kulit dalam vaginanya.
'Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh hah Eeeeeennnnnnnnnnnngggggggggggghhhhhhh' PLUP
sarah merasakan kepala itu sudah keluar,Alex yang melihat kepala sang bayi pun di buat geram. ingin sekali memasukan kepalanya kembali namun tak mungkin
"Ejan lagi Sarah, aku akan menarik anak ini" tangan alex masuk ke dalam vagina sarah mengecek ada lilitan tali pusar atau enggak. Dia menarik pelan tali pusar yang melilit bayi itu.
'Eeeeeennnnnngggggghhhhhhh aaaarrrrrgggggghhhhhhhhh" teriak sarah saat alex menarik paksa sang bayi dari kemaluan nya dan itu sangat sakit.
'Oeekkk oeekkk oeekkkk' tangisan bayi sarah memecah keheningan.
Sarah tersenyum melihat putri nya yaa bayi itu perempuan, ingin sekali ia dekap dan menyusuinya namun tangan Alex menepis tangan nya dan segera mungkin membawa bayinya keluar setelah di gunting tali pusarnya.
Sarah mencoba berdiri namun selangkangan nya terasa ngilu apalagi tali pusar itu masih menggantung di kakinya dan rasanya sangat aneh di selangkangan nya.
"Aaaaggggggghhhhhhhhhh mmmmmppppphhhhhh" ia menarik dengan pelan plasenta itu hingga keluar dengan sisa darah nya.
Ia menangis sejadi-jadinya mengingat sang anak yang sudah dikandungnya selama 9 bulan dan di lahirkan nya dengan susah payah ia menahan rasa sakitnya, namun apa daya, Alex membawa pergi sang anaknya.
Tubuh sarah sudah melemah, ia lelah, percuma tangisan nya tidak di dengar oleh Alex. Alex langsung membawa bayinya pergi setelah di lahirkan.
Lelah menangis Sarah tertidur hingga menjelang pagi ia baru terbangun dengan perasaan tak menentu, dia mengemasi kamar Alex walaupun dari jalan lahir anaknya masih agak terasa nyeri Sarah tetap bangun dan membereskan nya.
Membawa nya ke bawah tak lupa mencucinya. Ia kembali ke atas mengambil plasenta anaknya dan segera mencucinya ia pernah melihat tetangga nya mencuci teman sang bayi dalam kandungan nya dan ia dengan segera membereskan nya, tak lupa ia mengambil kendi untuk menampung nya dan mengubur kendi tersebut di samping rumah.
Sarah menangis dalam diam saat menguburkan ari-ari bayinya, teman saat berada dalam kandungan nya. Setelah selesai Sarah merasakan payudaranya sangat keras dan sakit ahhh iya dia pun mencari alat pumping yang sudah disediakan alex di mansion nya.
"Mbak, semalam Ayu mendengar tangisan bayi, itu bayi mbak Sarah kah.?" Tanya ayu yang mengagetkan Sarah, Sarah hanya mengangguk tanpa mau berkomentar apapun.
"Sakit nggak sih mbak lahiran itu.?" tanya Tari yang tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua.
"Ditanya sakit atau enggak yaaa gimana yaaa, mbak nggak mau bilang itu sakit atau enggak nanti malah kalian nya yang kepikiran dan pengaruh ke bayi kalian, jadi kalian nikmati saja toh mbak Nira dan mbak Rus dulu bilang begitu kaannn" Tari dan Ayu pun mengangguk, Entah sekarang gimana kabar mbak Rus dan mbak Nira yang waktu itu ikut dengan tuan Alex.
"Trus bayi mbak kemana? kok nggak disusui langsung.?" tanya Ayu
"Udah dibawa tuan alex semalam, dan makanya mbak pumping yaa karena payudara mbak sakit dan penuh" Sarah merasa agak lega di payudaranya dan melihat berapa banyak asinya namun memang masih sedikit belum banyak, mungkin karna hari pertama jadi masih dikit. Bahkan Alex pun sudah menyiapkan obat untuk diminum olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Stop Getting Pregnant
FantasyCerita tentang seorang laki-laki yang punya kelainan menyukai wanita hamil dengan perutnya buncit dan pusarnya yang menyembul keluar