Selama hidupku, aku tidak pernah menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi.
Maksudku, aku hanya pekerja kantor biasa. Hari-hariku hanya dihabiskan dengan mengurus dokumen administrasi ataupun menuruti permintaan seorang pekerja senior yang terkadang melimpahkan pekerjaannya padaku.
Aku menyisir area di sekitarku. Keadaan sangat kacau ke mana pun mataku memandang.
Awan badai yang disertai petir dan guntur yang menggelegar terjadi di langit kota.
Siluet dari makhluk legenda juga terlihat di balik awan yang berkumpul dan memutar tersebut. Mereka berhadapan sambil terus melancarkan serangan satu sama lain.
Pilar berwarna merah yang membentuk seperti salib menjulang tinggi ke langit beberapa kali muncul. Pilar itu selalu meledak dan menghasilkan kerusakan yang besar di tempat area sekitarnya.
Sesuatu kemudian melewatiku dengan cepat. "Ahahaha! Keluarkan semua kebencianmu! Tunjukkan padaku!"
Kemudian sesuatu yang lainnya mengejar dengan kecepatan yang tidak kalah. "Tsk. Diamlah!"
Di sisi lain, banyak sekali prajurit yang berbentrokan satu sama lain.
Suara senjata yang beradu dan elemen-elemen seperti tanah, api, dan air pun menghiasi medan pertempuran. Menyebar ke seluruh penjuru kota yang sudah dipenuhi reruntuhan ini.
Tidak pernah sekali pun terbayang kalau aku yang terbiasa hidup dalam kedamaian berada di tengah medan perang seperti ini.
"Mati kau!" seorang berlari ke arahku. Dia mengarahkan senjatanya padaku. Dia berniat membunuhku.
"Master!"
"Gah!"
Dalam satu kedipan mata, sebuah gumpalan es muncul. Memerangkap orang yang
akan menyerangku di dalamnya. Dia membeku di dalam gumpalan es tersebut.Seorang wanita muda menghampiriku. "Sadarlah! Apa yang terjadi padamu!" dia memegang kedua pipiku untuk melihat ke arahnya.
Mata kuning keemasannya membuat suatu perasaan muncul di dalam diriku.
Aku ingat.
Aku...
***
Episode 0 - Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasia Line [Story I - A Way Out]
FantasyAresta. Seorang pekerja kantoran yang terbangun di sebuah hutan berkabut yang misterius dengan sebagian ingatan yang hilang. Bersama dengan Senjata Hidup yang ditemukannya, mereka mencari jalan keluar dari hutan tersebut.