Pertemuan (1)

1 1 0
                                    

Lima belas hari adalah jumlah waktu yang sudah kulalui di dalam hutan ini.

Waktu yang menurutku cukup agar seseorang dinyatakan hilang di dalam hutan.

"Ah, benar. Aku adalah-"

Huh?

"Kurasa kau belum bisa mendengarnya. Ah. Waktuku habis~"

Wanita itu kembali ke dalam gumpalan hitam tanpa mengatakan apa-apa.

Sebelum gumpalan hitam itu menghilang, wanita itu memunculkan kepalanya kembali. "Ah. Aku akan tetap menyerap Mana-mu sampai ke titik tertentu. Tapi setelah itu aku akan memberimu sesuatu yang bagus~"

"Pergilah, Sialan!" Levi melesatkan tombak es-nya ke arah si wanita, tapi tombak es itu hanya menembus melewatinya.

Itulah yang terjadi di [Mind Realm]-ku sebelum akhirnya aku dibangunkan oleh suara dari para makhluk buas yang aktif saat malam tiba.

Dan kembalilah aku ke saat ini.

Aku berjalan sambil memakan sebuah apel setelah mengalahkan beberapa Owlbear.

"Hei, Levi. Benda yang seperti asap warna-warni di udara itu apa?"

[Kurasa sensitivitas-mu pada Mana bertambah karena benda itu menyerap Mana-mu terus menerus.]

"Jadi asap itu adalah Mana?"

[Tepat. Dan yang berkelip-kelip itu adalah Roh.]

"Roh?! Arwah dari makhluk hidup?!"

[Hmm. Kurasa di sini berbeda. Roh adalah makhluk astral yang terlahir dari alam. Mereka biasanya dapat ditemukan di tempat yang memiliki kepadatan Mana yang tinggi dan menghindari pemukiman manusia.]

"Ah... Jadi mereka semacam peri alam?"

[Kurasa kau bisa menyebutnya seperti itu.]

"Kau bisa memakannya?"

[Master... Sehebat apapun aku, aku tidak bisa memakan makhluk yang tercipta dari Mana murni.]

Aku melihat para Roh itu yang perlahan menghilang saat menyadari tatapanku.

[...dan lagi, kita akan dikutuk oleh dunia jika memakan para Roh yang tidak bersalah. Itu tabu.]

Kurasa dunia ini juga memiliki hal tabu. Tapi dunia ini mengizinkan sesuatu seperti jiwaku yang dari dunia lain kemari.

Lalu ada juga benda yang melayang di sekitarku.

Awalnya benda itu adalah kubus yang seukuran rubik 3x3 berwarna perak, namun sekarang benda itu berubah menjadi hitam legam dan terkadang dia terdistorsi.

Benda itu tidak melakukan apapun. Hanya menyerap Mana-ku dan melayang.

Aku tidak bisa mendengar identitas wanita itu. Suaranya seolah terdistorsi saat dia mengatakan identitasnya. Dia juga memiliki keberadaan yang terasa seperti bukan dari dunia ini.

[Master?]

...kurasa aku terlalu memikirkannya.

"Tidak ada. Ayo lanjutkan."

Sebelum mengambil langkah berikutnya, tiba-tiba aku menemukan aliran Mana yang berwujud manusia dengan beberapa makhluk buas yang mengejarnya.

Wao~ Ini seperti penglihatan inframerah. pikirku.

Kurasa ini akan menjadi kesempatanku untuk bertanya jalan keluar pada orang tersebut.

Menjadi penyelamat dan diberikan jawaban yang kuinginkan sebagai imbalan. Itu rencana yang tidak buruk 'kan?

Fantasia Line [Story I - A Way Out]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang