Pertemuan (5)

1 0 0
                                    

Malam ke dua puluh tujuh.

Aku dan Rena melakukan latih tanding. Di area bebatuan yang cukup terbuka.

Kami melancarkan setiap serangan kami dengan Seni Sihir yang kami pelajari.

Ah, aku mempelajari Seni Sihir tipe air dari Rena, aku menghadapi si Elf yang juga hanya menggunakan Seni Sihir.

Pusatkan Mana, imajinasi, perhitungan, dan percaya diri.

Empat poin dasar untuk memanifestasikan Seni Sihir. Aku sudah mempelajari ini saat aku akan menggunakan [Cryokinesis], tapi sekarang aku melakukannya tanpa bantuan Levi.

Peluru air kulesatkan, sementara Rena menggunakan peluru angin.

Kedua serangan kami berbenturan dan menciptakan cipratan air berulang kali.

"Bersiaplah!" Rena mengulurkan tangannya padaku saat berlari.

Tak lama kemudian bilah angin muncul dan menyerangku dengan cepat.

Aku melompat ke samping. Menghindari serangan itu dan melakukan serangan yang sama. Bilah air melesat ke arah Elf itu. Rena menghindarinya dengan mudah.

Dentuman terjadi ketika bilah air itu mengenai bebatuan.

Ini sangat menyenangkan!

Bagaimana kalau begini? sebuah ide muncul di kepalaku.

Aku menghentikan langkahku dan mengangkat tanganku. Melebarkan telapak dan menutupnya.

"Air." ucapku tegas.

Air di sungai kecil yang ada di sekitar kemudian menghasilkan awan di area sekitar kami, dan yang selanjutnya adalah butiran air yang turun seperti hujan.

Keanehan kuketahui saat salah satu butiran air menembus permukaan batu dan tanah di sekitar.

Rena yang menyadarinya langsung menjauhi tempat tersebut. "Kau gila, ya?!"

"Ah!"

Aku mengikutiku Rena yang berlari duluan sambil bergumam. Wajahnya terlihat kesal.

[Jadikan ini pelajaran, Master.]

'Ahahaha!'

Kami menghentikan latih tanding kami karena hujan air yang tajam tersebut.

Untuk selanjutnya, kami berlatih tanding selama tiga hari berturut-turut.

Kami melakukan taruhan dengan yang kalah saat latih tanding, harus menceritakan satu hal tentang dirinya yang belum pernah diketahui oleh satu sama lain.

Dari tiga hari itu, kami melakukan latih tanding sebanyak enam kali dan empat di antaranya adalah kekalahanku.

Apa saja yang kuberitahu pada Elf itu?

Satu, fakta kalau aku kehilangan ingatan mengenai bagaimana aku bisa sampai di hutan ini, lalu, aku yang suka memasak dan bereksperimen dengan masakanku, kemudian, tujuanku setelah keluar dari hutan ini, dan yang terakhir adalah sebuah pertanyaan yang diajukan Rena padaku.

Aku mengerutkan dahiku. Kurasa itu tidak perlu dibahas.

[Kau kalah empat kali dari enam pertandingan oleh seseorang yang baru saja belajar Seni Sihir. Memalukan.]

'... di duniaku sebelumnya tidak ada sihir, jadi wajar saja kalau aku tidak langsung bisa menguasainya 'kan?' bantahku.

[Hmm...]

Daripada itu, aku mendapatkan dua hal tentang Elf tersebut.

Satu, dia kabur dari desanya karena suatu hal, dan dua, dia ingin terus mengikutiku, setidaknya sampai kami keluar dari hutan ini.

Fantasia Line [Story I - A Way Out]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang