Charin terbaring dikasurnya. Oppa nya belum juga pulang dari kerjanya.
Charin memejamkan mata, adegan disekolah tadi terlintas kembali dipikirannya. Yang selama ini ia takutkan sungguh terjadi. Mereka berkelahi entah apa alasannya.
Saat Charin berusaha hendak tidur, handphone nya berdering.
Ia membuka paksa matanya yang lelah itu. Mengambil handphone di sampingnya.
From: 010321xxxx
Kau tak datang eoh? Semua menunggumu.
Seokjin.
Charin mendesah begitu ia mengingatnya. Mengingat undangan yang diberikan sunbaenya itu.
Arraseo sunbae. Aku akan berangkat sekarang.
Charin membalasnya dan langsung beranjak dari ranjangnya. Berpakaian bagus dan memoleskan sedikit makeup dan segera pergi. Sebelumnya ia menuliskan memo kecil pada Chanyoung jika nanti ia mencarinya.
Charin keluar dengan mantel bulu tebalnya. Cuaca malam begitu dingin. Tak seperti siang hari. Dijalan Charin membuka album pada handphone nya. Mengingat kenangannya bersama Yoongi dulu.
'Lupakan dia Park Charin. Dia tak menginginkanmu.'
Charin memutar mutar handphonenya pelan. Ia berjalan pelan sambil menikmati udara dingin.
Gsrk
Charin mendengar sesuatu dibelakangnya.
Tap... Tap... Tap..
Ia juga mendengar langkah kaki pelan dibelakangnya. Dengan waspada Charin mempercepat langkahnya. Ia tak mau menoleh ke belakang hanya untuk sekedar memastikan siapa itu.
Tiba-tiba mulutnya ditutup dan ia ditarik di sebuah gang sempit dekat situ.
"Ya! Le..phas.. Khan... Ya!.. Mauh.. Apha.. Kau!" Charin memberontak sekuat tenaga. Tapi tenaga laki-laki itu jauh lebih besar darinya.
"Diam kau, gadis kecil." Ujarnya. Pria itu mendudukan Charin diujung gelap gang itu. Charin berusaha kabur tapi pria itu malah memegang lehernya.
"Lepaskan. Apa mau mu hah?"
Pria bermasker hitam dan bertopi hitam pula. Dan setelan hitam membuatnya tampak tak terlihat digang gelap ini. Charin menatap matanya. Sepertinya ia pernah melihat pemilik mata itu.
"Diam saja. Aku hanya perlu membunuhmu."
Charin sempat mengingat kata kakaknya dulu. Memang ada yang berusaha membunuhnya. Dan itu akan terjadi sekarang.
"Mengapa kau melakukan ini padaku eoh?" Charin mulai terisak mengingat hidupnya berada ditangan pria didepannya.
"Bosku hanya menyuruhku." Pria itu mengeluarkan pisau tajam dari saku kanannya.
"Baiklah berengsek. Bunuh aku sekarang sebelum bosmu itu akan membunuhmu." Ujar Charin. Air matanya mulai menetes. Jika mereka menginginkannya. Maka tak apa bagi Charin. Lagipula hidupnya juga terlalu datar.
Pria itu tanpa belas kasihan menusuk area bagian kiri Charin membuat goresan lebar hingga akhirnya meninggalkan pisaunya begitu saja ditubuh Charin. Dan tampaknya ia memakai sarung tangan untuk menghindari sidik jari yang terlihat.
"Aku akan pergi. Malas sekali melihat korbanku mati perlahan seperti ini." Pria itu pergi tanpa memperdulikan Charin. Charin memegang perut kirinya. Melepas pisaunya. Darah yang keluar terlalu banyak.
Ia bangkit dengan tenaga yang tersisa. Berusaha menuju ujung gang disitu. Setidaknya jika Charin meninggal, mayatnya lebih terlihat. Daripada harus membusuk di gang buntu nan gelap.
"Akh." Charin jatuh tertidur sambil memegangi perutnya. Tangannya sudah penuh darahnya sendiri.
Ia menoleh kekiri melihat banyak sekali lampu mobil. Menyipitkan matanya. Berusaha mempertajam penglihatan. Tapi apadaya. Charin terlalu pusing karena terlalu banyak darah yang keluar.
"Park Charin!"
Samar samar ia mendengar seseorang memanggil namanya. Orang itu mendekat dan memeluk Charin.
Charin hapal orang yang didepannya. Baunya selalu Charin ingat.
"Bertahanlah. Ambulance akan segera datang."
Charin menatap pria didepannya dengan lamat lamat. Antara sedih dan senang. Semua bercampur aduk. Ia memegang pipi pria itu. Mengelus pelan dengan bercampur darah ditangannya.
Pria itu membalasnya dengan memegamg tangan Charin yang berada dipipinya. Ia menangis.
Charin merasa pandangannya mulai kabur. "Kau datang. Hiks. Kau datang. Kau menerima panggilanku." Ujarnya sambil menangis.
"Bertahanlah sedikit lagi eo. Sadarkan dirimu."
Charin menggeleng pelan sebelum ia akhirnya jatuh tak sadarkan diri.
Heolll akhirnya ini jadi juga. Ga lama bgt kannn
Tinggal dikit lagi nih partnyaa.
Bentar lagi juga mau nerbitin ma second ff. Wkwk
Oyaa, thnks ya yg udh Vote sm komen.
Luv y'all
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwayangyeonhwa: Butterfly [Completed]
Fanfic"Tidak bisakah kau memandangku sedikit saja?" Jung Hoseok "Bagaimana bisa aku menyukaimu? Seseorang sepertimu?" Luna Park aka Park Charin "Tolong jauhi aku sekarang juga." Min Yoon Gi "Jika kau bahagia. Aku juga." Rei Park aka Park Chanyoung "Tolong...