Sabtu sore sesuai perjanjian Thea akan nginep di rumah besar keluarga Lova.
"Astagaaa cucu omaa, maafin Oma sayang kemarin Oma gak pulang"
"Omaaa" tangan kecil Piyo terlepas dari genggaman Lova dan Thea
"Thea nginep disinikan?" Deli bertanya tetapi seperti memerintah
"Iya Bun, Thea nginep disini"
"Tinggal disini aja yah" Lova menggoyangkan tangan Thea
"Ada kamar kosong atau mau bareng Lova? Biar Lova ada temen nya" Deli mendukung
"Hehehe Sebelumnya makasih banget bunda udah nawarin tapi se"
"Oma Iyo Mama nen"
Ucapan Thea terpotong oleh Piyo
"Mampus" Thea berbisik kepada Lova
"Piyoo sama Vava lagi yuk"
"No, no Oma Mama nen Iyo"
"Gimana sayang gimana?"
"Mamaaaa nen" Piyo merentangkan tangan ke arah Thea
"Lova alexadra, Thea Jelita gimana maksudnya?"
Lova menelan ludah ketika bundanya sudah memanggil nama lengkapnya
Lova dan Thea saling sikut
"Jelaskan!"
Dengan terpaksa Lova menceritakan yang terjadi tadi malam dengan detail tanpa di kurangi sedikit pun
"Astaga anak bundaa maafin Piyo ya?" Deli terharu sekaligus merasa kasihan kepada Thea karena ulah cucunya Thea mengorbankan putingnya sampai lecet, Deli mengelus pipi Thea.Thea kaget dengan respon Deli, Thea menyangka Deli akan memarahinya.
"Gapapa bund semalam kami juga bingung harus gimana,, eh Lova menyarankan seperti itu, maaf lancang banget menyusui cucu bunda"
"Kamu gaperlu minta maaf malah bunda minta maaf atas nama Piyo karena membuat puting kamu jadi lecet"
"MAMAA NEN" Piyo menjerit sebab dari tadi dirinya meminta nenen tidak ada yang mendengarkan
"Piyo nak punya mama lagi sakit pake dot aja yah?" Deli memberi pengertian
"No omaa"
Piyo berusaha turun dan menghampiri Thea
"Mama nen" Piyo menepuk-nepuk payudara besar milik Thea"Boleh Oma?" Deli hanya mengangguk
"Di kamar gue aja" Lova memberi tawaran
"Nen ini mama"
"Iya sayang kita nen" Thea hendak bangun Piyo yang di pangkuannya memberontak menolak Thea bangun
"Kenapa lagi si? Mau nyusu aja ribet banget bocah" Lova hampir mencubit kaki Piyo karena kelewat gemas namun berhasil di tepis oleh Thea
"Gapapa disini aja cuma ada mama sama lova ini" Deli memberi pengertian dengan berat hati Thea mulai membuka kancing blousenya dan mengeluarkan payudara besarnya tanpa melepaskan bra
"Mmhhhh mhhhh mmmm" Piyo keasikan menghisap payudara Thea
"Maaf yah sayang bunda jadi kasian" Deli mengelus rambut lurus thea
"Gapapa bund jangan minta maaf terus namanya juga Piyo,, si anak manja, kalo gak di turuti tantrum" Thea terkekeh ketika mengingat kelakuan Piyo semenjak kemarin,, padahal baru kemarin siang thea bertemu dengan Piyo tapi langsung lengket karena nenen.
"Padahal gada ASI-nya tapi tuh bocah betah nyusu" Lova iseng memegang payudara thea agar hisapannya terlepas tapi langsung mendapat tabokan halus dari Thea
"Yaudah bund mau nyiapin buat makan malam sebentar lagi ayah sama bang agas pulang"
Deli baru saja berlalu ke dapur dan Lova ke kamar nya tinggal Thea yang masih duduk di depan tv sambil menyusui Piyo
"PIYOO PAPA DATANGG" Bagas berteriak di ambang pintu utama
Membuat Thea panas dingin sebab Piyo memperhatikan wajah Piyo tanpa berniat melepaskan kulumannya
"Piyoooo?" Suara agas semakin dekat
"PAPA IYO NEN MAMA" Diluar prediksi BMKG Piyo berteriak ketika agas sudah terlihat, Agas terkejut melihat payudara Kanan yang besar putih menggantung milik Thea,, dan Thea merasa ingin menghilang dari bumi.
Piyo melahap kembali payudara Thea
"Mmm mmh""Sejak kapan?" Agas bertanya kepada Thea
"Bang maaf" Thea tertunduk merasa malu netranya bertubrukan dengan mata bulat menggemaskan milik Piyo yang tengah mengemut putingnya"Tidak apa-apa, justru Abang yang harusnya minta maaf,, sorry sudah merepotkanmu" agas menghela nafas tak habis fikir dengan tingkah anaknya
"Ceritakan!"
Thea menceritakan kembali apa yang di alami Piyo dan dirinya tadi malam, lagi-lagi agas meminta maaf.
"Papa nen?" Piyo menawarkan payudara, ketika kedua orang dewasa itu saling diam.
"Eh?,, Gaboleh gitu sayang ini punya Piyo" Thea tersentak kaget ketika putingnya di tarik dan di arahkan kepada agas
"Papa gamau gada air nya" agas yang berucap tetapi Thea yang merasa malu dan refleks mencubit perut agas
"Awwss,," agas meringis sambil terkekeh
"Nen?" Piyo memandang puting payudara Thea dengan seksama dirinya juga heran dari tadi menyusu tapi tidak pernah kenyang,,
"Aakkhhhhh Jangann sayangghh"
"HEH" agas refleks meninggikan suaranya dan menarik tangan Piyo ketika melihat payudara Thea di remas dan di tarik alhasil tangan agas tidak sengaja menyenggol payudara Thea yang besar dan lembut
Piyo mencebikan bibirnya ketika merasa kaget dan tidak terima tangannya di tarik oleh agas
"Pa,, pa akall,, Iyo no lek,, huaaaaaa" tangis Piyo menggema memeluk tubuh Thea dan menubruk payudara Thea yang terekspos.
"Shuutt cup cup cup cup gapapa ko sayang nanti kita marahin papa nya okeh" Thea menenangkan Piyo namun tidak berhasil
"Piyo jangan nangis,, nanti nen nya di ambil papa" eh refleks Thea membungkam mulutnya,, dan berhasi membuat Piyo mendongakkan kepalanya
"Huaaaaa no mama no nen papa" Deli yang mendengar cucunya menangis dirinya langsung menghampiri Thea
"Eh Abang Udah pulang,, Piyo kenapa the?" Deli memakai apron dan membawa centong nasi
"Piyo di jahili bang agas bund"
"Kamu juga pulang kerja bukannya mandi dulu,, malah jahil sama anak" agas bergegas ke kamarnya ketika Deli hendak mencubitnya.
"Cucu Oma kenapa hmm?" Piyo masih menyembunyikan wajahnya di Antara payudara Thea yang terekspos
"Omaaa Iyo au nen ma,, hiks ma"
"Yaudah nen lagi udah ya jangan nangis dari tadi nangis terus loh"
"No omaa AU nen ma,,maaa" Piyo menjerit mengadu kepada Deli
"Tadi bang agas bilang kalo susu Thea gada airnya trus ini anak jadi mikir kenapa gak keluar asi jadi sekarang nangis kejer karena gak keluar asi"
"Astaga piyooo ada-ada saja,, maafin cucu bunda yah sayang" Deli juga bingung bagaimana bisa keluar asi sedangkan Thea belum menikah dan hamil.
______
KAMU SEDANG MEMBACA
Thea Jelita
FantasySeorang gadis berusia 22 tahun yang tinggal di rantauan dengan fasilitas kamar kos yang cukup mewah, Thea Jelita orang-orang memanggilnya Thea tapi tidak dengan Lova sahabatnya sejak masuk universitas gadis 2 tahun lebih muda itu memanggilnya jelly...