Semua orang rumah sudah tahu permasalahan Piyo dan Thea kini mereka tengah berkumpul setelah makan malam, Carlos, suami Deli ayah Agas dan Lova, memutuskan menyuruh agas menikahi Thea tetapi Thea tidak ingin terburu-buru,, karena Thea belum mengenal agas lebih jauh dan semua orang menghargai keputusan Thea.
"Agak panas gasih jel?" Lova bertanya kepada Thea ketika mencium pipi Piyo
Setelah kejadian itu Piyo hanya mau di gendong Thea hanya sesekali mau sama yang lain,, seperti kali ini Piyo tengah memakan biskuit bayi menyenderkan kepalanya di dada empuk Thea sambil menonton kartun di hadapannya"Bang Piyo demam" Agas yang tengah berkutat dengan laptopnya duduk di sebelah kiri Lova karena jarinya di genggaman oleh tangan kiri Piyo
"Hmm?" Agas menoleh ke arah Thea dan Piyo "Piyo kayanya demam deh" agas langsung menutup laptopnya dan mengambil alih Piyo yang sepertinya mengantuk.
"Sayangg kepalanya pusing gak?" Agas mencium kening anak Cantiknya "Nyut-nyut papa" mata Piyo berkaca-kaca,, merasa kepalanya pusing
"Pasti nanti rewel,, bentar bunda ambil obat sirup dulu" Deli berlalu ke arah dapur tempat kotak P3K berada
"Sama opa yuk" Carlos merentangkan tangan membujuk Piyo namun hanya di berikan penolakan
Deli sudah kembali dengan obat sirup rasa jeruk
"Piyo sayang minum obat dulu yuk" Deli membujuk namun Piyo memberontak menolak minum obat,, Piyo sudah nangis kejer sampai suaranya serak"Iya iya nggak minum obat sini sama,," Thea menggantungkan kalimatnya
"Sama mama mau?" Agas menjawab kalimat Thea,, seketika Thea merasa panas di pipinya
"Nen?" Piyo menatap penuh harap kepada Thea dan di balas anggukan oleh Thea
"Maa hiks ma nen" tangis Piyo sudah reda hanya isakannyaCarlos dan Deli menatap bahagia dan haru kepada Thea seorang gadis cantik merelakan dirinya demi Piyo
"Sudah sana bawa Piyo ke kamarnya" Thea hendak bangkit sambil menggendong ala koala tubuh gempal Piyo tapi tangan Mungil Piyo dari tadi menggenggam kelingking agas
"Papa ayoo papa"
"Kamu sama mama dulu yah papa masih ada kerjaan" agas beralasan "NO PAPA NO" Piyo menjerit Dirinya kembali menangis
"Sudah sana temani dulu anakmu,, biar nanti pekerjaan bisa di selesaikan lagi" Carlos dan Deli juga berlalu meninggalkan ruang keluargaDengan pasrah agas mengikuti Thea dan Piyo ke dalam kamar
"Gak ada yang mengalahkan anak bungsu kecuali Piyo" Lova menggerutu berjalan ke dalam kamarnya,, dirinya merasa kalah saing dengan keponakannya.
***
Suasana di kamar bernuansa pink ini begitu canggung,, bagaimana tidak Piyo menyuruh agas tidur di samping kanannya sedangkan Thea di samping kirinya
"Ma ma ma nen" Piyo menepuk-nepuk payudara besar milik Thea
"Hei sayang gaboleh gitu nanti mamanya sakit" Piyo mencebikan bibirnya bersiap menangis
"Eh eh eh gapapa sayang mau nen yah? Bang?" Thea merasa malu dan bingung dirinya akan menyusui Piyo tetapi agas masih di atas ranjang
"Piyo papa mau keluar sebentar yah?" Agas mencoba memberi pengertian
"No papa bobo peyuk,," Piyo kekeh meminta di peluk agas di sebelah kanannya.
Mau tidak mau akhirnya Thea menyingkap kaos oversize nya dan mengekspos perut ratanya dan mengeluarkan payudara kanannya yang lebih besar daripada kepala Piyo sendiri tanpa melepaskan bra-nya semua itu tak lepas dari penglihatan agas, jangan lupakan agas lelaki normal."Maaf ya Thea semuanya jadi begini" agas memyingkap poni Piyo dan mengelus kepalanya.
"Jangan terus meminta maaf bang,, dari pertama ketemu gue udah sayang sama Piyo"
"Aku the"
"Eh?"
"Biasakan pakai aku kamu biar Piyo tidak mengikuti bahasa gaul"
"Eh iya bang"
"Kamu siap menerima Piyo? Kalau tidak kamu bisa bebas tanpa memikirkan Piyo"
Agas merasa insecure karena Thea gadis cantik, pintar dan memiliki ukuran tubuh yang di idamkan semua wanita sedangkan dirinya hanya seorang duda beranak satu.
"Bang jangan gitu lah,, Piyo udah aku anggap anak sendiri,,malah aku berfikir mau suntik hormon biar keluar asi agar nutrisi Piyo terpenuhi""Theaa" agas mengecup puncak kepala Thea dihadapannya "aku gak nyangka kamu sudah berfikir sejauh itu,, sebelum terlambat kamu gadis cantik Masih muda jangan sia-siakan hanya karena Piyo"
"Bang berhenti berbicara seperti itu,,"
"Aku menyayangimu Thea,, aku mencintaimu"
Deg
'Tidak ini tidak baik buat kesehatan jantung' batin Thea
"Aku mencintaimu sebelum kita bertemu kemarin,, aku mencintaimu jauh sebelum Piyo ada,, ketika main ke rumah Rio kamu selalu menjadi pusat perhatian ku"
"Bang udah bang" Thea menyembunyikan wajahnya di rambut Piyo
"You Will marry me?"
"Bangggg" Thea merasa terharu dan mengangguk setuju
"Eunghhh" Piyo melepaskan kulumannya dan menggeliat kecil sehingga puting Thea yang terlihat bengkak terbebas begitu Saja
"Ehh sshutt shutt" Thea kaget langsung menenangkan Piyo dengan cara menepuk dada Piyo pelan dan membuat bayi itu terlelap kembali
"Biar aku aja" Thea hendak memasukan kembali payudaranya namun di cegah oleh Agas "Eh" Thea tersentak kaget ketika agas memasukan payudaranya ke dalam bra yang di pakainya
"Awwwsshh" Thea meringis "sakit banget ya?" Thea hanya mengangguk
"Di kompres aja ya biar gak sakit" agas berlalu ke luar kamar"Gilaaaa malu bangettt woiiii" tak sadar Piyo menendang-nendang kasur sehingga membuat gumpalan cantik itu merasa terganggu dan kembali membuka matanya
"Huaaaaahh hiks hiks ma ma ma"
"Eh eh cup cup cup bobo lagi yah sayang?" Thea merutuki kebodohannya dia menenangkan Piyo namun tidak berhasil Piyo menangis dan kembali terjaga,, Thea memangku Piyo di pahanya dan Thea menyenderkan di dashboard ranjang piyo
"Bobo lagi ya,, bobo sambil nen" bujukan Thea berhasil kini bayi cantik itu sudah menghisap kembali payudara Piyo yang kiri,, kedua payudaranya menggantung bebas karena payudara kanan akan di kompres
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Thea Jelita
FantasySeorang gadis berusia 22 tahun yang tinggal di rantauan dengan fasilitas kamar kos yang cukup mewah, Thea Jelita orang-orang memanggilnya Thea tapi tidak dengan Lova sahabatnya sejak masuk universitas gadis 2 tahun lebih muda itu memanggilnya jelly...