Terungkap

174 23 2
                                    

Beberapa hari kemudian, kemunculan sosok pria itu menghilang dari pandangan Y/n. Tetapi dirinya terus dihantui oleh sosok itu lewat mimpi, mata ungu dan tatapan tajamnya tak pernah lepas dari ingatan Y/n.

"Y/n?"

Lamunan Y/n menghilang setelah mendengar suara lembut milik seorang pria bersurai merah dengan beberapa bagian berwarna putih.

"Ah, iya?" Jawab Y/n dengan gugup meskipun raut wajah takut tak bisa ia sembunyikan.

Pemuda bersurai merah itu mengerutkan dahinya bingung. "Kamu kenapa hm?" Nada lembut pria itu dapat membuat hatinya menghangat.

Y/n tersenyum seraya menggeleng dan coba menetralkan raut wajahnya. "Enggak, kak. Aku baik-baik aja, kecapean dikit."

"Dih boong banget, orang dari tadi Saouta liat kamu ngelamun terus kayak yang banyak pikiran." Ujar pria bersurai biru muda bernama Souta itu.

"Kamu masih kepikiran yang itu?"-Marin

"Yang itu? Apa? Apa yang sampe buat kamu kepikiran?" Kini pemuda bersurai hitam kecoklatan ikut menatap Y/n penasaran.

Y/n menggeleng pelan, tentu saja ia tidak bisa mengatakan hal itu pada yang lain. Ia tahu jika mengatakannya, yang lain akan khawatir dan-

"Itu loh, Y/n liat sosok menyeremin di ruangan belakang sekolah, sampe sekarang masih kepikiran."

Oke, untuk kali ini, Y/n ingin mengikat Lui di perpustakaan agar gadis itu tidak mengatakan yang sebenarnya.

"Sosok?" Bingung pemuda bersurai hitam , Lui mengangguk sebagai jawaban.

"Oh, kalian pasti ikutan sayembara itu kan? Hayo lohh." Souta mulai memanaskan suasana.

"Apa emangnya yang kalian lakuin?" Tanya pemuda bersurai merah.

"Kita ngelakuin kayak ritual pemanggilan gitu, tapi niat kita cuman mau ngevideoin aja." Jawab Marin.

"Anjir, gila banget ritual coy." Souta tertawa mendengar hal tersebut.

"Ritual apa emangnya? Dapet cara ritual gitu dari mana?" Pemuda bersurai hitam itu menatap ketiga wanita di hadapannya.

"Lui yang tau ritualnya." Ucap Y/n seraya melirik ke arah Lui yang tepat di samping.

"Ini loh." Lui menyerahkan ponselnya pada ketiga pemuda itu. Dan mereka menatap lamat ponsel sang empu.

"Kalian bikin lingkarannya pake apa?"

"Kapur merah." Jawab Marin pada pemuda bersurai merah.

"Gin, coba baca mantranya. Kok Souta kayak tau yaa?" Souta tersenyum saat menatap sahabatnya.

Seolah paham, Gin mulai membaca mantra itu. "Leemboo dagh bell'i dagh bell'a, pfft…"

Hingga kemudia suara tawaan terdengar keras.

Souta, dan Gin tertawa begitu membaca mantra. Sementara pemuda bersurai merah itu hanya tersenyum dan menggeleng pelan.

"Astaga…kalian."

Y/n memiringkan kepalanya bingung. "Emang kenapa kak?"

"Ris jelasin Ris, Souta gak kuat." Pemuda bersurai biru itu terus tertawa.

"Kalian salah, bukan pake kapur merah, tapi harusnya pake darah. Kalo engga, ritualnya gak akan berjalan." Jelas Harris dengan senyuman manis.

"Lah."-Lui

"Itu yang mantranya." Ujar Gin dengan masih tertawa.

"Mentranya kenapa emang?"-Marin

"Kalian tau gak meme yang lembu itu?" Ketiganya mengangguk saat mendengar pertanyaan Harris.

"Coba kalian baca deh."-Harris

"Leemboo, dagh bell'i, dagh bell'a." Ucap mereka bersamaan.

"Lembu dah beli dan belah~"

"Dah beli dah belah~"

Souta dan Gin tertawa begitu mereka ikut bernyanyi. Harris hanya terkekeh melihat hal itu.

"Jadi, semuanya cuman…" Harris mengangguk saat melihat raut wajah Y/n.

"Iya, ritual yang kalian lakuin tuh gagal."-Harris

Marin dan Y/n langsung menatap datar ke arah Lui yang tepat berada di tengah mereka.

"Hehehe, kalian mau es teh? Aku yang traktir." Lui tersenyum canggung melihat tatapan tajam kedua sahabatnya.

"Nah makannya kalo mau ngelakuin sesuatu tuh harus teliti."-Gin

"Harusnya jangan sih, ritual yang kayak gini."-Harris

Souta mengangguk setuju. "Iya, malah bikin ke kaliannya capek loh. Kasian Y/n sampe kepikiran."

"Aku baik-baik aja, lagian hadiahnya lumayan besar, jadi kita emang mau ikutan." Perkataan Y/n diangguki setuju oleh Marin.

"Apa pun itu, jangan ngebahayain diri kalian sendiri." Ketiga gadis itu mengangguk dengan perhatian yang Harris berikan.

Ini yang Y/n sukai dari Harris, baik, ramah, penuh perhatian dan lembut. Tak ayal jika Harris dan kedua temannya, Souta, Gin, banyak disukai oleh siswi di sekolah.

-TBC-

Yawrr Reader's!!
Em bek:p
Macem mane? Seronok tak? Author harap begitu^^

Author nak minta bantuan, kalo ada typo tolong tandai oke? Terkadang Author tidak sadar:\

See u~
Lop yu<3

My Demon?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang