She's don't know

171 23 2
                                    

Pulang sekolah adalah yang paling mengasyikan dari setiap hari. Begitu pula dengan apa yang sedang dilakukan keenam remaja tengah berjalan di sekitar lorong.

"Enakan es krim dari pada es batu, apaan es batu? Gak ada rasanya, wle." Souta menujulurkan lidahnya sebentar untuk mengejek Lui.

"Ada kok, es batu itu kayak ada rasa manis-manisnya gitu loh." Ucap Lui bangga.

"Manis dari mana? Itu air, Lui."

"Dih Souta mah gak tau, itu tuh lebih manis dari pada es krim, tapi tetep manisan aku haha."

Souta menatap gadis di sampingnya datar. "Souta mau muntah anjir."

Harris, Y/n, Marin dan Gin di belakang hanya mampu tertawa kecil dan menggeleng dengan percakapan kedua remaja itu.

Sudah biasa jika Lui dan Souta saling beradu argumen meskipun hal kecil dan acak.

"Cantik…" gumam Harris saat melihat Y/n tersenyum.

"Em?" Y/n segera menoleh pada Harris yang berada di sampingnya. Pemuda itu tersenyum manis.

"Enggak."

Entah kenapa, hati Y/n berdebar begitu tak sengaja mendengar perkataan Harris, senyuman pemuda itu juga membuatnya merona, semoga Y/n tidak terlalu kepedean.

***

Cahaya bulan menerangi sebuah kamar yang kini terlihat seorang gadis yang terlelap nyenyak dalam tidurnya.

Nafas Y/n teratur, wajahnya begitu cantik terkena cahaya sang rembulan. Bahkan dapat membuat siapa saja terpesona.

Hembusan angin mengantarkan sesosok pria dengan tanduk dikepala, dan rambut putih sedikit terlihat acak, namun tak mengurangi ketampanan sosok itu.

Netra ungu menyalanya menatap sosok gadis yang sedang mengembara kedunia mimpi.

Dengan langkah pelan, pria itu mendekat ke arah kasur, tepat di samping Y/n. Menatap sang gadis lekat untuk beberapa saat.

Jemarinya terangkat untuk merapikan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah cantik milik sang gadis.

Tindakannya lembut yang bahkan tidak mengganggu tidur Y/n sedikit pun. Atau mungkin gadis itu malah semakin nyenyak dalam tidurnya.

"Mine? Only mine…"

Bisik sosok itu tepat ditelinga Y/n, meskipun ia sadar jika sang gadis tidak akan bisa mendengarnya.

Dan terakhir, ia menggunakan kekuatannya untuk menarik selimut menutupi tubuh Y/n agar gadis itu tidak kedinginan.

Ia bahkan tak lupa untuk menutup jendela kamar, tak ingin ada bahaya sedikit pun menimpa sang gadis.

___

Keesokan harinya…

Saat Y/n berjalan menuju sekolah, seluruh perhatian murid tertuju padanya. Mereka berbisik sesuatu yang gadis itu tak bisa dengar.

"Pantesan dia keliatan banyak jajan akhir-akhir ini."

"Hotel mana tuh."

"Gue kira baik, ternyata di belakang sekotor itu?"

"Modal cantik doang."

"Kepepetkan? Pilih sama aki-aki juga mau kayaknya."

Dirinya terus mendengar bisikan itu, dan tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan. Pasti ada sesuatu yang tidak beres.

"Y/n!"

Atensi sang empu beralih pada pemuda bersurai biru cerah yang kini tengah berjalan ke arahnya.

"Sou…"

"Kamu udah denger rumornya? Itu boongkan? Ngomong ke Souta."

Sang gadis mengangkat sebelah alisnya bingung. "Rumor? Rumor apa? Aku baru aja dat-"

"Ada yang nyebarin rumor, kalo kamu ke hotel sama…"

Souta dan Y/n menoleh saat melihat Harris juga Gin yang berjalan ke arah mereka.

"Hotel? Enggak, siapa yang berani nyebarin rumornya?"

"Kita juga tau dari bisikan murid, tapi kita yakin itu gak bener. Makannya kita dateng ke sini, mau nanya."-Gin

Y/n menggelengkan kepalanya cepat, jadi ini yang dibisikan para murid tentangnya?

"Enggak lah, ngapain aku ke sana? Setiap hari aku ada di apartemen kok." Bantah Y/n pada teman-temannya.

"Berarti ada yang nyebarin berita palsu! Parah banget anjir."-Souta


-TBC-

Yawrr Reader's Author bek:3

Maaf yaw jarang aplod:(
Ponselku ada masalah dikit, jadi keriset semuanya. Untung masih ada cerita ini, masih disimpen.

Kalo gak ada, Author ngerasa sedih sih, gak bisa lanjutin ceritanya buat kalian, maaf:(

Kedepannya Author bakalan rajin lagi:D
Semoga aja gak ada masalah diponselnya:)

Makasih semuanya yang udah baca mau pun yang vote, vote dari kalian bener-bener ngebantu Author makin semangat^^

Minna-san arigato~
Lop yu<3

My Demon?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang