06. Giving Color

2.2K 352 219
                                    

Buggati Chiron black color itu memasuki gerbang Mansion, melaju menuruni jalur bawah menuju basement

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buggati Chiron black color itu memasuki gerbang Mansion, melaju menuruni jalur bawah menuju basement.

Masuk dijajaran mobil mewah. Pemuda yang berada di dalamnya keluar dari mobil yang selalu dia bawa ke sekolah. Langkahnya ke arah lift, masuk ke lift yang langsung menuju ruang tamu.

Pintu besi itu terbuka, langsung menampakkan luasnya dalam Mansion itu. Kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana, langkahnya ke arah lift lain, untuk sampai ke lantai empat, di mana kamarnya berada.

Pemuda itu terkejut, saat pintu besi kembali bergeser. Adiknya sudah berdiri di depan lift, menampilkan senyum manisnya.

"Kak Raga, lama banget pulangnya." Bibir Graciella mengerucut, menatap sang kakak kesal.

"Ada apa?"

Graciella menggeleng.

Raga menghela napas, kembali melangkah dan memasuki kamar yang berada tepat di samping kamar Graciella.

Graciella mengikut Raga sampai ke dalam kamarnya, duduk di sisi kasur sang kakak yang kini tengah mengganti pakaiannya. "Aku bosen," gumamnya.

Raga melihat adiknya dari pantulan cermin yang berada di depannya. Wajah gadis itu terlihat muram, juga jemari yang saling meremat.

"Saya panggil Victor," ujar Raga meraih ponsel yang dia taruh di atas meja nakas.

"Kak Victor terus, bosen."

Tangan Raga terhenti, dia belum sempat memencet nomor Victor di ponselnya.

"You have cats, rabbits, kenapa tidak bermain dengan mereka?"

"Kakak nggak ngerti," rengek Graciella, dirinya benar-benar bosan.

"You don't have any friends?" tanya Raga yang dibalas gelengan Graciella.

"Mereka itu cuma manfaatkan aku. Mana mau mereka main sama aku, kalau aku nggak beliin mereka barang mahal."

"Panggil Victor, atau tidak?"

"Panggil Kak Victor aja," gumam Graciella tidak memiliki pilihan lain.

Raga menekan nomor Victor, tak lama panggilannya tersambung.

"Come to my house, sekarang!" intrupsi Raga cepat, dan memutuskan panggilannya sepihak.

"Victor akan datang."

Graciella hanya mengangguk, gadis itu naik ke kasur Raga, baringkan tubuhnya di sana. Hidupnya sangat membosankan. Di sekolah pun belum tentu dia bisa tenang, karena kelasnya ada saja yang membully, itu cukup membuatnya merasa muak.

Mendengar suara tangisan yang di bully, membuatnya jengah. Terkadang ia berpikir, tidak bisakah mereka melawan.

"Weak!"

NOBODY'S WEAK || -Trying to Stop -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang