5

111 16 2
                                    

Esa keluar dari ruang BK dengan wajah lesu lemas tak bersemangat. Ketiga sahabatnya menghampirinya.

"Di hukum apa lu?" Tanya Gala.

"Nulis, saya tidak akan mengulangi, 100 kali, tangan gue pegel, pijitin," kata Esa memberikan tangannya pada Rama namun langsung di tepis.

"Eh bukannya dah masuk ya, kok lu pada disini?" Tanya Esa bingung. Dirinya juga baru sadar beberapa kelas tampak ramai seperti tidak ada pembelajaran.

"Guru-guru rapat persiapan ujian semester," kata Eno.

"Asek, cabs yuk," kata Esa.

"Gue nungguin Azizi bray, gak berani, tar ngamuk anaknya," kata Rama.

"Ada tugas dikelas, kerjain dulu sana," kata Eno pada Esa.

"Ah tega lu No, dah tau tangan gue gini, masih aja disuruh nulis," kata Esa memelas.

"Tugas lu kelarin dulu, abis tu kita cabs," kata Eno pergi dari teman-temannya.

"Dih, Eno bilang cabs, gak cocok!" Kata mereka kompak tertawa dan mengejar Eno.

Anak-anak OSIS yang awalnya menahan murid-murid kabur lebih cepat akhirnya pasrah karena guru-guru masih pada rapat.

REGE pada melipir makan siang di warteg andalan mereka. Rama menyusul setelah mengantar Azizi pulang. Warteg ini adalah tempat makan murah meriah andalan mereka.

"Gele, gue gak terima utang lagi ya," kata mas Yatno si penjual.

"Ya ealah mas, utang itu menjaga stabilitas 2 gunung lho mas," kata Gala.

"Kutaaang!!!" Sorak yang lain bareng. Gala cuman nyengir.

"Lu lupa kata guru sejarah, Nagasaki Hiroshima hancur karena BON," lanjut Esa gak kalah crinch nya.

"Bom Pea!" Kata Rama menoyor Esa.

"Dah, gue aja tar mas yang bayar," saut Eno.

"Makasih nooo," jawab ketiga temannya.

"Gala doaaang!" Protes Eno.

"Dih jadi temen pilih kasih," protes Rama.

"Eno dah gak sayang aku," kata Esa pura-pura kayak pacar ngambek.

"Sa, jijik!"Saut Eno diangguki yang lain.

Mereka pun akhirnya makan setelah jokes-jokes gak penting mereka. Dan Eno berakhir mentraktir ketiga sahabatnya yang suka gak tau diri itu.

Sementara itu Yara dan Christy asik jalan di mall. Mereka berencana membeli outfit untuk acara Jessi. Yara asik memilih baju sementara Christy memilih sepatu.

"Yar, stylenya apa ya yang bagus," kata Christy memilih-milih heels yang akan membuatnya menawan.

"Yang imut dan genit, wkwkwk," kata Yara tertawa.

"Emang lu mau narik perhatian siapa sih? Esa?" Goda Christy.

"Dih amit-amit, siapa aja kecuali Esa deh," kata Yara ngomel.

"Eh lu dah denger gosip belom?" Tanya Christy. Yara hanya menggeleng sambil tetap mencari dress yang sesuai untuknya.

"Ada yang nyebar gosip lu pacaran ma Esa, gara-gara ada yang liat lu ma Esa gandengan di lorong," kata Christy membuat Yara seketika membalik badannya dan melotot pada Christy.

"Yang bener aja!" Kata Yara gak terima.

"Nih," kata Christy memperlihatkan halaman X dari akun sekolah mereka. Dengan foto Yara yang menggandeng Esa.

"Ini bukan gandengan!!!" Kata Yara ngomel.

"Dih jelas-jelas ini gandengan, tuh," kata Christy meng zoom layar Hp nya. Yara makin kesal karena memang difoto itu tangan mereka terkait.

"Tau ah kesel," kata Yara pergi meninggalkan Christy. Christy langsung mengejarnya.

Malam itu Yara sedang asik nonton drakor dengan teteh nya saat bundanya masuk ke kamar mereka.

"Bunda minta tolong anterin katering kerumah pak Arman dong," kata bundanya. Namun kedua anaknya gak menggubris bundanya.

"Heh! Wifinya bunda matiin lho," protes bundanya disambut teriakan kedua kakak beradik itu.

"Dedek lah sana anterin," kata Eli menyenggol adiknya.

"Ih teteh aja," kata Yara menyenggol tetehnya.

"Berduaaaa!!!!" Teriak bundanya membuat keduanya langsung bangkit dan berlari keluar kamar.

Mereka segera bergegas menuju rumah yang dituju untuk mengantar katering pesanannya. Yang Yara lupa kalau rumah itu adalah rumah dari Esa.

"Assalamualaikum," sapa Yara dari pager rumah.

"Waalaikumsalam," jawab Esa keluar menemui tamu yang datang.

"Lah kamu ngapain disini?" Tanya Yara melihat Esa keluar dari rumah.

"Dih, harusnya gue yang nanya," protes Esa.

"Maling ya!" Tuduh Yara langsung.

"Heh ngawur, ni rumah gue! Eh rumah bapak gue," kata Esa ngomel.

"Oi Yar, kan emang om arman bapaknya Esa, lu gimana sih, dah temenan dari kecil juga," protes Eli dari motor.

"Oia, nih, katering malem," kata Yara menyerahkan seplastik makanan katering.

"Tumben telat, pasti karena lu ya, anak jahat lu kagak mau bantuin ibunya," kata Esa menggoda Yara.

"Heh, mana ada!" Yara langsung protes.

"Yaraaaa, ayooo!!" Panggil Eli ngomel dari motor. Akhirnya Yara membatalkan adu mulutnya dan langsung balik ke motornya.

**************************************

Benci, benih cinta

Happy reading

Mutiara dan SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang