Malam itu adalah perayaan ulang tahun Jessi. Hampir semua anak-anak disekolah diundang. Semua tampak anggun dan tampan. Yara datang bersama Christy. Keduanya tampak cantik dengan gaun hitam dan biru gelap.
Sementara EGE datang bareng naik mobil Eno. Rama jelas dateng bareng Azizi. Keempatnya tampak tampan. Acara ultah ini lebih mirip ballroom party atau nikahan daripada acara ulang tahun.
"Njir, pada cantik-cantik amat yak," kata Gala dengan mata yang tak berkedip melihat setiap wanita yang datang.
"Eh itu Gita?!" Tanya Rama melihat pada seorang wanita cantik dengan gaun merah rambut dikeriting, dan menggunakan softlens.
"Jir, bu ketos gak kayak nenek lampir!!!" Kata Gala.
"Cantik...," kata Eno pelan. Semua menoleh pada Eno dan menggeret Eno mendekat ke Gita.
Sementara Rama menemani Azizi, Gala dan Esa berpetualang mencari cinta. Eno? Tentu saja sedang berusaha mendekati Gita dengan keringat dinginnya.
"Sa, itu siapa?" Tanya Gala ke seorang gadis cantik berambut sebahu senyum semanis karamel.
"Freya bukan sih?" Saut Esa.
"Kok cantik?" Gala tidak menunggu respon Esa dan langsung menghampiri Freya.
"Esaa," sapa Chirsty mendatangi Esa.
"Njir... cantik amat Kit?" Saut Esa memandang Christy dari atas sampe bawah.
"Biasa aja ngeliatnya, wkwkwk, lu ma siapa?" Tanya Christy.
"Ma anak-anak biasa, lagi pada mencar aja, lu ma siapa?" Tanya Esa balik.
"Ma Yara lah, ini gue lagi nyari tapi dari tadi gak nemu," kata Christy.
"Haha Yara mah biar aja ilang, ambil minum yuk," ajak Esa pada Christy.
"Ayo, tapi gue gandeng ya, susah jalan pake heels wkwkwk," kata Christy ngakak. Esa langsung memberikan lengannya untuk digandeng Christy.
Sementara itu Yara yang melipir duduk di pinggir membuka sepatunya karena kesulitan berjalan. Dia mencari keberadaan Christy yang menghilang.
"Duh, Kitty mana sih, kaki udah sakit gini," protes Yara mencari keberadaan Christy.
Tidak lama Christy yang menggandeng Esa mendatangi Yara yang duduk sendirian disana.
"Dih biasa aja ngeliatnya dong," kata Christy memandang wajah cemberut Yara.
"Iya deh dilepas," kata Christy melepas gandengannya pada Esa.
"Dih, gak peduli tau, mau pulang, kakiku sakit," kata Yara cemberut.
"Baru juga jam berapa, lagian kan besok libur," kata Christy masih menikmati acara yang makin malem makin seru.
"Gak kuat jalan," kata Yara cemberut.
"Manja lu," kata Esa.
"Heh lu kira enak pake heels, cobain aja sendiri," protes Yara.
"Yee, tar sepatu lu rusak gue disuruh ganti," saut Esa.
"Yee, yang nyuruh pake sepatu aku siapaa!!" Omel Yara.
"Kan lu yang nyuruh nyoba," lawan Esa.
"Lu berdua jodoh kayaknya emang," kata Christy memandang mereka berdua yang masih berdebat.
"Ogah!" Kata mereka kompak.
"Tuh kan, wkwkwk!" Ujar Christy tertawa terbahak bahak.
Esa tiba-tiba di comot sama Gala dan Eno yang segera menariknya keluar. Esa masih bingung namun ikut pergi kesana. Ternyata di parkiran Rama dan Azizi sedang bertengkar. Namun saat mereka datang Azizi sudah pergi meninggalkan Rama.
"Ram, kenapa?" Tanya Esa.
"Gue putus guys," kata Rama lesu.
"Kenapa?" Tanya Gala.
"Udahlah," kata Rama gontai pergi kembali kedalam.
Saat mereka mau masuk, mereka berpapasan dengan Christy yang sedang membantu Yara keluar. Esa dan teman-temannya berhenti melihat keduanya.
"Sa, anterin si Yara," kata Christy ngedumel.
"Ih ogah," kata Yara.
"Nih bawa aja mobil gue, tar gue nebeng Eno," kata Rama memberikan kunci mobilnya dan dia merangkul Eno serta Gala masuk kedalam pesta.
"Nih," kata Christy memindahkan tangan Yara ke Esa. Christy langsung mengejar Rama dan yang lain.
Yara dan Esa sama-sama terpaku berdiri disana. Saling pandang satu sama lain. Esa melihat Yara yang tidak pernah seanggun itu. Yara tidak pernah melihat Esa serapi ini hingga tampak mempesona.
"Kenapa bengong, belom pernah liat bidadari?" Kata Yara ketus tapi sok cantik.
"Gue tinggal juga lu," kata Esa kesal. Dirinya berjalan lebih dulu dari Yara.
"Semestaaa!!! Tungguin!" Kesal Yara teriak. Esa langsung nutup kupingnya.
"Lu lama jalannya," protes Esa.
"Kakiku sakit tauuu," kata Yara udah hampir nangis. Tanpa banyak bicara Esa langsung menggendong Yara ala-ala Bride dan berjalan ke mobil. Tanpa dirinya sadar muka Yara berubah menjadi merah.
**************************************
Makin mesra diliat-liat
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara dan Semesta
Teen Fictioncerita cinta remaja Mutiara dan Semesta sekedar AU dari grup sanggar tari jakarta jangan dibawa ke Real Life sekedar hiburan semata