"Oke guys boleh perkenalan dulu," kata mba MC pada Rama sang front man.
"Halo, malam, Assalamualaikum, gue Rama Fista Nugaraha dari XIS1 pada vocal dan gitar, kanan saya ada mahluk paling ganteng disini, Semesta Raihanda dari XIA3 pada gitar dan vokal, sebelah kiri saya ada pria terpintar disini, Reno Aditya dari XIA3 pada bass dan vokal, di belakang sana gak usah lah ya," kata Rama mengenalkan teman-temannya kecuali Gala yang langsung menggebuk drumnya biar di notice.
"Duh kasian yang di belakang kalo gak dikenalin," kata mas MC ditengah ketawa orang-orang.
"Di belakang ada bedug maghrib pada drum!" Kata Rama lagi dan lagi-lagi di ricuhkan pukulan cymbal Gala yang menandakan protesnya dan gelak tawa para penonton.
"Drum ada Galatama Normandanu dari XIS3," kata Rama akhirnya mengenalkan Gala.
"Kayak kenal ini saya yang main drum," kata mba MC yang teman sekelas sekaligus mantan dari Gala.
"Iya mba suka ada di kolong rumah buat ngusir tikus biasanya," jawab Esa dengan micnya di sambut tawa yang lain.
"Oh saya pikir yang suka kirim chat bilang, kalo aku chat ada yang marah gak," goda mba MC di sambut tawa semua orang dan acungan jempol dari ke3 sahabatnya.
"Oke mau bawain lagu apa nih?" Tanya mas MC.
"Kita galau versi kenceng-kenceng dulu malam ini, biar walau galau tapi semangat," jawab Rama.
"Oke kita sambut REGE!" Kata kedua MC turun dari panggung.
"Malam guys, malam ini kita galau-galau dulu ya, tapi tetep dengan gaya khas kita, lets start the party," kata Rama mengkode yang lain.
Mereka membawakan lagu "satu bulan" Bernadya dengan arransemen rock milik Sisasose (bisa diliat dan didengar di youtube yak tipe lagunya) sebagai lagu pembuka.
Lagu yang menunjukkan isi hati Rama. Lagu yang mewakili patah hatinya pada Azizi. Azizi yang hafal suara Rama dan mendengar lagu ini hanya bisa terdiam tertunduk. Dirinya yang tadinya di belakang bersama teman-temannya perlahan berjalan menuju depan panggung. Berdiri paling depan bersama Yara dan Christy.
"Oke untuk lagu kedua akan dibawakan oleh Eno," kata Rama tuker posisi dengan Eno.
Jelas anak-anak satu sekolah kaget. Gak ada yang tau kalau Eno bisa main bass, mereka hanya tau Eno yang nerd, apalagi Eno nyanyi, semua surprise dengan ini.
Begitu lagu dimulai semua mulai terbawa kembali ke suasana rock style milik REGE pada lagu "pedih" milik last child arransemen Sisasose.
Semua melompat jingkrak mengikuti alunan musik dan suara Eno. Bahkan ikut bernyanyi melepaskan curhatan lewat lagu.
Kali ini lagu itu menghujam Gita yang memunggungi panggung. Dia sadar itu suara Eno, pria yang bukan sekedar di tolaknya tapi dihina nya. Suara dan permainan jari hebat yang dia sia-siakan.
"Terima kasih selamat malam!" Tutup REGE bersama.
Saat mereka turun dari panggung Yara dan Christy menyambut mereka. Christy dan Yara mengangkat jempol mereka tinggi menunjukkan kekagumannya pada performance mereka malam itu.
"Keren guys," saut Christy.
"Keren banget," kata Yara.
"Makasih," kata ke empatnya semangat.
"Ram, bisa gue bicara sebentar?" Tiba-tiba Azizi muncul disana. Rama sebenarnya enggan, tapi Esa dan Gala mendorongnya sampai hampir tertubruk Azizi.
"Keren banget, dah lama gak liat kamu main gitar," kata Yara pada Esa. Esa hanya nyengir sambil membersihkan keringatnya pakai lengan jaketnya.
"Eh jangan pake itu kotor," kata Yara menahan dan malah mengelap keringat di wajah Esa dengan tissue dari tas nya.
"Ya Tuhan kasihanilah kami yang jomblo ini!" Protes Gala membuat Esa Yara, serta Rama Azizi menoleh pada ketiga temannya yang sedang pose berdoa.
"Huahaha," mereka semua pun tertawa terbahak-bahak.
Mereka kembali bergabung bersama penonton lainnya malam itu. Menikmati rangkaian anak-anak band di sekolahnya tampil memeriahkan acara.
"Oke semakin mendekati akhir acara, sekarang waktunya mengumumamkan nilai terbaik dari tiap angkatan, bu Laksani selaku kepala sekolah kami persilahkan," kata mba MC.
"Oke, terima kasih, saya akan membacakan 5 besar dari masing-masing angkatan dan jurusan, ini bukan akhir, perjuangan kalian masih panjang, jadi semangat jangan menyerah," kata Bu Laksani memberikan prolog.
Semua anak-anak mendengarkan dengan seksama. Anak-anak kelas X yang disebut namanya bersorak dan mendapat tepuk tangan.
"Oke sekarang untuk kelas XI, anak kelas X nya gantian dulu ya," kata Bu Laksani menyebabkan perubahan struktur penonton terdepan dari anak-anak kelas X jadi anak kelas XI.
"Oke kita mulai dari XIS ya, juara 5 diraih oleh ... Galatama Normandanu, Juara 4 diraih Febriolla Sinambella, Juara tiga di raih Rama Fista Nugraha, juara 2 diraih Angela Christy dan juara 1 diraih oleh Mutiara Azzahra," kata bu Lakasani. Semua bersorak gembira.
Bahkan Gala kaget dirinya kali ini bisa masuk 5 besar. Gala sampai sujud sukur bangga akan pencapaiannya. Dia memeluk Rama yang selalu membantunya belajar.
"Untuk kelas XIA, juara 5 diraih oleh Gita Sekar, juara 4 diraih oleh Marsha Lenathea, juara 3 diraih oleh Azizi Asadel, wow ini menarik," kata bu Laksani berhenti.
Semua terkejut karena Azizi si langganan juara nilainya bisa dikalahkan, dan Gita bisa turun nilainya, siapa yang meraih juara 1 dan 2.
"Dengan beda nilai akhir yang tipis, kalah di absen sih kayaknya kalo ini, juara 2 Semesta Raihanda dan juara 1 Reno Adityaaaa, Selamat!" Kata bu Laksani membuat kedua anak ini saling pandang dan langsung berteriak melompat kegirangan.
Moment ini dilanjut dengan grup hug mereka berempat. Kemudian Yara dan Esa mengambil moment kabur dari semua temannya mencari spot sepi.
"Muthe, makasih ya semua yang terjadi belakangan ini bener-bener diluar dugaan tapi menyadarkan gue, menyadarkan kalau rasa yang dulu gue sembunyiin masih ada," kata Esa ragu-ragu.
"Mesha, aku merindukan kamu yang dulu selalu jadi dunia aku," kata Yara simple namun menusuk hati dan raga Semesta. Membuat keduanya masuk dalam peluk hangat mereka.
"Ehem, Esaaaa, dicari anak-anak, dah mau main," kata Eno dari jauh.
"Lho?" Yara bingung, Esa hanya senyum, mencium tangan bidadarinya dan kabur.
**************************************
Sori yang ini agak kepanjangan
Nulisnya keterusan
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara dan Semesta
Teen Fictioncerita cinta remaja Mutiara dan Semesta sekedar AU dari grup sanggar tari jakarta jangan dibawa ke Real Life sekedar hiburan semata