Malam itu adalah perayaan kecil-kecilan ulang tahun Rama. Rama gak mengundang banyak orang. Hanya para sahabatnya dan plus one kalo mau diajak. Mereka hanya traktiran makan bareng oleh Rama.
"Yang ayo, kasian Rama kalo pada telat," kata Yara turun mendatangi Esa yang sudah menjemputnya.
"Casual but pretty as always," puji Esa melihat kekasihnya.
"Aduh, kapan yak gue ada yang muji-muji juga," goda teh Eli yang ada disana menemani Esa ngobrol sebelumnya.
"Cari teh biar gak godain kita doang," kata Esa.
"Sirik aja teteh mah, Yara pamit ya," kata Yara. Hari itu memang mereka hanya berdua karena orang tuanya sedang pulang ke rumah neneknya yang sedang sakit.
Mereka melaju dengan motor kesayangan Esa menuju resto tempat mereka janjian. Sesampainya disana Rama masih duduk bersama keluarganya.
"Eh ayo, tempatnya sengaja gue pisah, kesana aja dulu tar gue nyusul lagi ada om gue ma sepupu gue," kata Rama menunjukkan ruangan yang sudah dipesan untuk mereka.
"Haloo," sapa Gala yang muncul di pintu.
"Yooo," jawab Esa masih memandang Hpnya karena sedang nge game.
"Hai, ma siapa Gal?" Tanya Yara.
"Haiii," sapa Jessi yang muncul di belakang Gala.
"Jessiii!" Yara kaget, membuat Esa memalingkan wajahnya dan kaget melihat Jessi disana.
"Eits! Gue disclaimer dulu ya, gue gak pacaran ma Gala," kata Jessi sebelum yang lain berkomentar.
"Dih Jess, lu mah gitu, ngaku-ngaku kek," kata Gala kecewa.
"Dibayar berapa Jes?" Tanya Esa menggoda.
"Jasa cuci mobil sebulan, lumayan lah," kata Jessi disambut tawa yang lain.
"Napa nih rame amat?" Tanya Eno masuk.
"Hai, ini si Gala ma....," Esa berhenti bicara saat melihat wanita yang masuk bersama Eno.
"Christy?!?!?!?" Semua terkaget.
"Hai semua," katanya melambaikan tangannya kepada yang lain.
"Eh itu tangan biasa aja kale," kata Gala yang menyadari Eno dan Kitty bergandengan. Mereka langsung melepasnya karena grogi.
"Oh ini yang lu sembunyiin selama ini!!" Kata Esa sok sinis. Eno hanya nyengir sementara Christy hanya tersenyum tenang.
"Dah berapa lama?" Tanya Jessi.
"Baru.. seminggu lah," jawab Christy.
"Aseek, ada yang udah move on," kata Gala langsung ditoyor Esa dan Eno.
"Hahaha, gak papa, masa lalu itu gak bisa di apus yang penting kan yang sekarang nemenin," jawab Christy menenangkan suasana.
"Bener banget tuh, iyakan Gala," kata Yara melempar bola ke Gala buat ngode Jessi.
"Eits nope!" Jawab Jessi sebelum Gala mulai ngomong. Membuat yang lain tertawa atas NT nya si Gala.
"Guys," sapa Rama masuk bersama orang tuanya.
"Lanjut aja, om sama tante balik duluan ya," kata papanya Rama melambai di sambut hormat dari mereka. Di belakang ayahnya ada omnya dan sepupunya Rama.
"Eh kak Esa, hai kak!" Sapa sepupu Rama.
"Hai, Callie kan ya?" Jawab Esa.
"Lu kenal Callie?" Tanya Rama.
"Temen Anin," jawab Esa karena merasa hawa panas mengeker lehernya dari sampingnya.
Callie segera pamit dan menyusul orang tua Rama. Rama juga pamit mengantar orang tuanya ke parkiran dulu.
"Oohh jadi udah punya kecengan anak kelas XI?" Kata Gala ngomporin.
"Mulut lu!" Kata Esa langsung ngeplak mulut Gala. Gala sampai menutup mulutnya karena kesakitan.
"Gak yang, kan temen Anin," kata Eaa merayu Yara yang cemberut.
"Tinggalin aja Yar, Ea mang suka gitu, gue juga diduain ma lu kan dulu, terus ditinggal," timpal Eno membuat Esa tambah kesal.
"Gue colok mata lu ya," kata Esa pake garpu didepannya.
Yara dan yang lain akhirnya malah ketawa melihat tingkah panik Esa yang di goda teman-temannya.
"Hai, sori ya ganggu, ikut gabung ya," sapa Azizi yang muncul di pintu. Membuat mereka terkaget dan terdiam seketika.
"Ngapain depan pintu? Masuk lah," kata Rama dari belakangnya.
Mereka kaget dengan adanya Azizi disana. Katanya Rama dah move on kok malah ada Azizi. Ini gimana konsepnya? Mau ngebuktiin dah gak ada apa-apa atau malah CLBK?
**************************************
Azizi + Rama ???
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara dan Semesta
Teen Fictioncerita cinta remaja Mutiara dan Semesta sekedar AU dari grup sanggar tari jakarta jangan dibawa ke Real Life sekedar hiburan semata