Rangga terbangun dengan rasa bingung. Matanya terbuka perlahan, dan ia langsung disambut oleh pemandangan langit-langit kamar yang asing. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari bahwa ini bukanlah kamar mewah apartemen penthouse miliknya, melainkan kamar Leo Alexander—figuran di novel "Happy for Shela."
Ia mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan kenyataan baru ini. "Gue benar-benar masuk ke tubuh bocah ini,"batinnya. Rangga mengusap wajahnya dengan tangan yang terasa lebih muda dan halus daripada miliknya dulu. "Tubuh ini... Leo Alexander... bukan kah itu...?" Ingatannya kembali ke novel yang pernah ia baca, dan tiba-tiba, semua potongan informasi itu mulai masuk akal.
Dengan malas, ia melirik ke samping dan melihat sebuah jam dinding Walker yang menunjukkan waktu sangat pagi. Ia menatapnya dengan tatapan kesal, lalu dengan gerakan refleks, meraih jam itu dan melemparkannya ke tempat tidur. “Jam berapa ini? Pagi banget, jir! Gue yang dulu biasanya kesiangan, apa gue yang kesiangan apa gimana ini?” gerutunya.
Rangga memaksakan dirinya untuk duduk, lalu menghela napas panjang. Dia tahu bahwa sekarang dia harus beradaptasi dengan rutinitas baru sebagai Leo, mulai dari bangun pagi dan menyiapkan diri untuk sekolah. "Oke, ayo mulai hari ini, permainan akan dimulai" pikirnya sambil menyeret diri dari tempat tidur.
Dia berjalan ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar, membuka keran, dan mulai mencuci wajahnya. Air dingin membasahi kulitnya, memberikan sedikit kejernihan pada pikirannya yang masih kacau. Ketika ia melihat pantulan wajah di cermin kamar mandi, ia terdiam sejenak. Wajah Leo yang masih remaja dengan rambut acak-acakan, kulit pucat,dan putih , mata yang sedikit mengantuk tampak begitu berbeda dari wajah Rangga yang dewasa dan tegas.
Setelah selesai dengan urusan di kamar mandi, Rangga mengeringkan tubuhnya dan mengenakan seragam sekolah yang sudah disiapkan oleh Bibi Susi di kursi dekat tempat tidur. Seragam itu rapi, tetapi terlihat sangat biasa. Sambil memakai pakaian itu, Rangga terus merasa ada yang kurang. Penampilan ini terlalu sederhana dan tidak mencerminkan kepribadian aslinya.
Dengan tampang masam, ia menatap bayangan dirinya di cermin. “Nih bocah...,” gumamnya, “ganteng apa imut, bejir? Gak ada ganteng-gantengnya tapi . Apa lagi ini? Kenapa juga harus pakai kacamata ireng begini? Tolol apa gimana?”
Dia menarik kacamata hitam besar yang bertengger di hidungnya dan menatapnya dengan tatapan skeptis. Kacamata itu benar-benar bikin Leo kelihatan kayak anak culun yang salah tempat, bukannya badboy seperti yang diinginkan Rangga.
“Nah, kan, gak minus, gak buram. Mau jadi anak culun kah? Pantes dibully,” lanjut Rangga sambil memutar-mutar kacamata itu di jarinya. Ia akhirnya melemparkan kacamata itu ke tempat tidur, merasa tak ada gunanya mengenakan aksesori yang hanya membuatnya tampak lemah.
Dengan tatapan yang lebih serius, Rangga menilai penampilannya di cermin. "Ini gak bakal berhasil kalau gue masih kelihatan kayak gini,"*pikirnya.
Dia kemudian mengambil jaket kulit hitam yang tergantung di belakang pintu dan memakainya di atas seragam sekolahnya. Jaket itu memberi sentuhan yang lebih ‘Rangga’ pada penampilan Leo yang sebelumnya terlalu culun . "Setidaknya sekarang gue kelihatan sedikit lebih keren," gumamnya, merasa sedikit lebih percaya diri, walaupun kelihatan lebih manis .
Setelah memastikan penampilannya cukup layak untuk menghadapi hari pertama sekolah di dunia baru ini, Rangga mengambil tasnya dan melangkah keluar dari kamar. Ia tahu hari ini akan menjadi tantangan besar, bukan hanya karena harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru, tapi juga karena dia harus menghadapi kehidupan Leo yang penuh masalah, walaupun harus mengulangi sekolah itu .
“Oke, ini cuma awal, Rangga. Lo bisa lewatin ini. Lo cuma perlu sedikit waktu buat nge-hack sistem di sini, walupun harus mengulangi sekolah”pikirnya saat ia berjalan keluar dari mansion, siap menghadapi segala macam drama yang mungkin datang menghampirinya.
590 kata dulu soalnya ada perubahan dikit
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang-Bayang Kehidupan ( Belum Revisi )
Teen Fiction**Spoiler: "Bayang-Bayang Kehidupan"** Rangga Putra Alamsyah, seorang CEO sukses, mengalami kematian tragis saat menyelamatkan seorang anak kecil. Namun, ia tidak mati seperti yang diharapkan. Sebaliknya, jiwanya terbangun dalam tubuh Elian, seorang...