Rangga duduk dengan malas di kursinya, menatap jendela kelas yang sedikit terbuka, membiarkan angin sepoi-sepoi masuk. Suasana kelas terasa membosankan baginya. "Aduh, bosen banget," pikirnya. Tanpa pikir panjang, dia meletakkan kepalanya di atas meja dan memejamkan mata.
Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi, menandakan dimulainya pelajaran. Guru yang masuk ke kelas adalah Pak Budi, guru matematika yang terkenal tegas dan selalu memastikan siswa memperhatikan pelajaran. Begitu Pak Budi mulai menulis soal di papan tulis, dia langsung melihat Rangga tertidur pulas di meja paling belakang.
Pak Budi, yang kesal melihat siswa bermalas-malasan di kelasnya, tanpa peringatan mengambil penghapus papan tulis dan melemparkannya tepat ke arah Rangga.
"Plak!" Penghapus itu tepat mengenai kepala Rangga.
"Leo! Kamu jangan malas malasan malah tidur saat ada guru hah....!" seru Pak Budi dengan nada tinggi. Seluruh kelas langsung terdiam, menatap Rangga yang mulai bangun dengan wajah bingung dan menguap pelan.
Dengan nada malas, Rangga menjawab, "Kalau aku bisa jawab soal di papan, aku dapat apa, Pak?"
Pak Budi, yang tidak menyangka Rangga akan menantangnya, tersenyum sinis. "Hah, jawab soal? Mana mungkin saya belum menerangkannya, emang kamu bisa . Kalau kamu bisa jawab, terserah deh kamu mau apa. Tapi jawab sekarang, cepat!"
Rangga berdiri dari kursinya dengan santai, mengusap-usap kepalanya seolah masih mengantuk. Dia menatap papan tulis yang penuh dengan soal persamaan kuadrat.
**Soal:**
\[
x^2 + 5x + 6 = 0
\]Seluruh kelas mulai berbisik-bisik, tidak percaya bahwa Rangga, yang terkenal malu dan tidak bisa mtk , akan bisa menjawab soal tersebut dengan mudah.
Rangga menatap soal itu sebentar, lalu mengambil spidol dan mulai menulis jawabannya di papan tulis.
**Jawaban:**
Langkah pertama yang Rangga tulis:
\[
x^2 + 5x + 6 = 0
\]Kemudian dia memfaktorkan persamaan tersebut:
\[
(x + 2)(x + 3) = 0
\]Lalu dia menyelesaikannya:
\[
x = -2 \quad atau \quad x = -3
\].
.
Ini foto kalo gak jelas cuy.
.
Setelah menulis jawabannya, Rangga menoleh ke Pak Budi dengan senyum tipis. "Gimana, Pak? Jawabanku benar, kan?"
Pak Budi, yang masih tidak percaya bahwa Rangga bisa menjawab soal itu dengan cepat, hanya bisa mengangguk. "Iya... benar."
Rangga kembali ke kursinya dengan santai, "Oke, kalau gitu, gue balik tidur lagi, ya. Jangan ganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang-Bayang Kehidupan ( Belum Revisi )
Ficção Adolescente**Spoiler: "Bayang-Bayang Kehidupan"** Rangga Putra Alamsyah, seorang CEO sukses, mengalami kematian tragis saat menyelamatkan seorang anak kecil. Namun, ia tidak mati seperti yang diharapkan. Sebaliknya, jiwanya terbangun dalam tubuh Elian, seorang...