07. Rakus

65 47 8
                                    

Tandai yang ada typo⚠

***

Di senin pagi, tepatnya pada jam 07.00 WIB, seluruh murid SMA Gajah mada, sedang melaksanakan upacara bendera.

"Kenapa dada gue sakit banget, ya?" gumam seorang gadis yang berdiri di barisan tengah, tangan lentiknya memegangi dada bagian kirinya.

Wajahnya kini kian memucat, pandangannya mulai kabur.
Aurora yang sadar akan hal itu, langsung memegangi tubuh Frey saat gadis itu hampir jatuh.

"Hey? Are you okay?" tanya Aurora khawatir. "Mukamu pucat banget.., kamu sakit, ya?" tanyanya lagi.

"Kepala gue pusing banget, Ra," keluh Frey, "dada gue juga sakit banget." Mendengar hal itu Aurora langsung teringat dengan penyakit jantung Frey, mimik khawatir terpampang jelas di wajah Aurora.

Tanpa basa-basi Aurora langsung membawa Frey menuju ruang UKS.

Aurora membantu Frey berbaring di atas kasur.
"Penyakit kamu kambuh lagi?" tanya Aurora khawatir.

"Gak tau..., dada gue sakit banget.., kepala gue juga pusing," keluh Frey.
Penyakit jantung Frey saat ini sedang kambuh. Sebenarnya Frey belum pergi pemeriksaan rutin yang dilakukan selama dua minggu sekali, bukan tanpa alasan. Pemeriksaan itu tidak gratis 'kan? Saat ini ibu Frey sedang tidak ada uang dan juga stok obatnya juga sudah habis.

"Kamu udah minum obat?" tanya Aurora sembari menempelkan punggung tangannya di kepala Frey.

Frey mengangguk sebagai jawaban. Frey berbohong karena ia tidak ingin membuat Aurora khawatir apalagi sampai merepotkan gadis itu.

Aurora beranjak dari tempatnya untuk membuatkan bubur untuk Frey. Kebetulan ruang UKS SMA Gajah Mada memiliki dapur mini.

Setelah selesai membuat semangkuk bubur. Aurora menaruhnya di atas nakas lalu membantu Frey untuk duduk, Aurora menaruh bantal di belakang punggung Frey agar gadis itu merasa nyaman.

"Makan dulu Frey," ucap Aurora sembari menyendok bubur buatannya. "Buka mulutnya, aaaa..." sambungnya, menyuruh Frey membuka mulut.

Frey terkekeh pelan, lalu melahap bubur yang diberikan Aurora.
Inilah yang Frey suka dari Aurora, gadis itu sangat perhatian dan baik, Aurora selalu mengerti dengan perasaan orang lain, Aurora adalah penasehat yang baik dan juga ia selalu tersenyum lembut kepada siapapun.

Tapi sayangnya gadis itu tidak tahu cara perhatian kepada diri sendiri, baik kepada diri sendiri, menasehati diri sendiri, mau sampai kapan air mata itu menetes dari kelopak mata indah yang tuhan ciptakan itu?

Setelah menyuapi Frey,
Aurora memberikan satu pil obat paracetamol kepada Frey untuk bisa meringankan sakit kepala.

"Makasih Ra," ucap Frey sembari tersenyum manis ke arah Aurora.

"Sama-sama," jawabnya. "Udah, kamu istirahat dulu, ya," ucap Aurora, ingin membantu Frey untuk tiduran, tapi tiba-tiba Frey menahan tangan Aurora.

"Gak usah Ra..., gue udah sembuh," ucap Frey.

"Tadi katanya sakit? Kamu istirahat aja dulu, aku akan tetap disini nungguin kamu," ucap Aurora dengan menatap sahabatnya penuh perhatian.

A Path Through LossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang