BAB 9√

210 45 4
                                    

Dua bulan berlalu, Vin sudah resmi menjabat sebagai CEO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua bulan berlalu, Vin sudah resmi menjabat sebagai CEO. Selama itu pula Farzan tak pernah menghubunginya.

Kini, si Rubah Don Juan tengah memandangi foto sang kekasih di atas meja kerja.

"Hei Dokter, mengabaikanku berbulan-bulan apa bisa disebut cinta? Aku tahu aku sangat jahat tapi seharusnya kamu memberiku kesempatan untuk membela diri, yaaa, meskipun tidak ada yang bisa kubela juga."

Dibelainya foto itu dengan ujung telunjuk. "Aku sudah berhenti melakukan seks, bahkan tak berhasrat lagi melihat lelaki mana pun. Semua terlihat jelek, tak ada yang lebih tampan darimu."

"Aku mencintaimu. Harusnya kamu senang, cintamu sudah terbalas."

Dadanya terasa sesak, memandangi foto Farzan membuatnya semakin rindu.

"Kamu bilang akan pulang lebih awal, tapi mana? satu tahun yang kamu janjikan hanya kurang dari sebulan lagi, tapi tak ada tanda kepulanganmu." Pria itu mulai terisak.

"Kau menghukumku terlalu berat, Baby."

Wajahnya basah, meski sesak di dadanya terasa lebih ringan karena berhasil mengungkapkan.

"Ternyata benar, semua baru kusadari setelah kamu meninggalkanku. Kembalilah padaku, Naushad ... " Andai ini bukan di kantor, mungkin Vin sudah berteriak.

Saat sedang menikmati gundah, pintu ruangannya di ketuk. Terburu mengusap air mata sebelum wanita yang menjabat sebagai sekretarisnya itu masuk, menyodorkan dokumen yang harus Vin tanda tangani.

Tangan Vin sibuk menggores tinda, sementara sekretarisnya mencuri pandang ke arah foto Farzan yang posisinya jelas terlihat baru dipandangi.

"Jaga matamu atau akan kubuat buta." Teguran yang amat sarkastik.

Tapi wanita itu malah cengengesan. "Hehehe, kapan saya bisa bertemu dokter hot itu secara langsung?"

Ucapan tanpa dosa itu mendapat tatapan tajam, tapi setelahnya Vin terkulai lemas, menenggelamkan wajah di lipatan tangan.

"Aku saja sudah satu tahun tidak bertemu dengannya, aku sangat merindukannya, Aom." Pria itu terisak lagi.

"Eh, eh, eh, mengapa Anda menangis, Tuan?" Aom panik.

"Aku ingin bertemu dengannya, huwaaaaa..."

Tuannya malah tantrum seperti anak kecil. Aom menggeleng, heran sekaligus takjub melihat tingkah Vin yang bisa berubah dalam waktu singkat. Kadang sangat tegas, tapi juga bisa seperti bayi ketika merengek di depan Tn. Asher.

'Semanja apa dia di depan kekasihnya?' Pertanyaan besar dalam benak Aom yang belum mendapat jjawaban

Vin berubah seratus delapan puluh derajat selama satu tahun ini. Setidaknya, itulah yang Ton katakan tiap kali Farzan bertanya padanya.

Rubah Don Juan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang