BAB 2√

310 46 13
                                    

Aktivitas Farzan Pagi ini diawali dengan visite ke ruangan pasien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aktivitas Farzan Pagi ini diawali dengan visite ke ruangan pasien. Bangsal kelas menengah ke bawah menjadi tujuan utama. Baginya, tak ada perbedaan kasta berdasarkan tingkat ekonomi karena semua pasien wajib diobati.

"Selamat pagi, dokter tampan ...." Semua pasien menyapa serentak saat satu kaki Farzan baru mesuk ke ruangan itu, dia membalas dengan kekehan.

"Wah ..., sepertinya semua orang sudah sehat, apakah saya harus memberikan surat izin pulang hari ini?"

"Arrggh ..., tiba-tiba dada Nenek sakit, Dokter."

Seorang pasien lansia berbicara terbata seraya memegangi dada. Farzan mendekat, menempelkan stetoskop ke dada sang Nenek. Tersenyum kala ia tak mendengar kelainan apa pun di sana.

"Jantung Nenek sudah sehat, itu artinya Nenek sudah boleh pulang. Tapi, jika masih ingin menginap, masa rawat Nenek akan diperpanjang."

"Berlama-lama di sini juga bukan pilihan yang baik, karena jantung Nenek akan terus berdetak kencang tiap kali melihat senyum Anda, Dokter."

Semua orang terbahak, bahkan wajah Farzan sudah semerah tomat.

"Apa itu artinya saya terlalu tampan?"

"Tentu saja, Dokter."

"Apa Dokter tidak pernah menyadari bahwa Anda sangat tampan?" sela pasien yang lain.

"Saya tidak setampan itu, buktinya belum mendapatkan pasangan sampai saat ini." Wajah lucunya membuat semua orang kembali terbahak.

Farzan selalu memperlakukan pasien layaknya seorang teman, itulah sebabnya dia disukai semua orang. Bahkan pernah suatu ketika, ada pasien seorang anak perempuan berusia 10 tahun datang dengan keluhan deman tinggi. Saat akan diperiksa Dokter, bocah itu histeris meminta ditangani oleh dr. Farzan, gadis kecil itu berkata ia sering melihat dr. Farzan di televisi.

"Dokter Farzan sangat hebat, beliau pasti bisa menyembuhkanku," itulah yang bocah itu katakan.

Rumah sakit heboh karena si gadis kecil tidak mau diperiksa selain dr. Farzan.

***

Selesai dengan semua pasien, Farzan kembali ke ruangan, mengecek ponsel, ternyata ada beberapa panggilan tidak terjawab dan salah satunya dari sang ayah. Pria itu melakukan panggilan balasan.

"Maaf, Ayah. Zan sedang visite ke ruangan tadi. "

"Iya Ayah tahu, Nak. Sekarang apa kau sudah senggang?"

"Hanya 30 menit, setelahnya akan di ruangan operasi sampai sore mungkin."

"Mmm ..., jadi tidak ada waktu, ya?"

"Ada apa, Ayah? Ayah baik-baik saja, kan?"

"Ayah sudah membuat janji dengan sahabat Ayah untuk makan malam bersama, kita akan berkenalan dengan anaknya."

Rubah Don Juan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang