Due

1.1K 87 6
                                    

⎯⎯⎯

⎯⎯⎯

Suara tangisan terdengar seiringan dengan hujan yang membasahi kota ini, Milan.

Dughh
"Eunnhh." Rintihan pemuda itu terdengar begitu lirih. Ya, itu si pemuda tuli yang ketakutan, Taeyong.
"Sial, diam kau tuli." Tegur pasukan berbadan besar dengan banyak tatto yng menghiasi tubuhnya.

"Bos kami sudah mengeksekusinya, apa ada tugas baru?" Kalimat retorik terucap salah satu bawahan si bos besar.
"Pergi." Ucapnya setelah melihat pemuda kecil yang berlutut ketakutan, dengan tangan terikat di belakang. Air mata berderai, Taeyong menatap orang di depannya dengan matanya yang teduh dan bulat itu, ia melihat orang yang dipanggil bos itu. Sorot matanya seakan meminta tolong akan bantuannya. Mustahil, batinnya.

"Sial tatapan aneh apa ini, dia hanya bocah ingusan." Batin bos itu di dalam hati.
Bos yang mempunyai berbagai pekerjaan kotor, pekerjaan yang menghasilkan banyak uang. Banyak orang mengatakan dia Mafia.
Dia seorang lelaki tampan yang haus akan kekuasaan, semua hal yang orang lain miliki, jika itu di atasnya ia akan mendapatkan itu dengan cara apapun, termasuk merampas semua pekerjaan kotor itu. Jaehyun, Jeong Jaehyun.

Dengan segera Jaehyun pergi menjauh meninggalkan Taeyong yang kembali menunduk karena ia tau jika ia ditolak.
'tuhan apa memang ini akhirnya? Baiklah semua yang engkau rencanakan, aku terima dengan lapang, jikalau aku mati dengan pistol panas itu. A ku lelah hidup seperti ini tuhan.' batinnya dengan keluarnya air mata bergantian di kedua mata cantiknya.

"Kalian semua, amankan pemuda berkaos biru itu. Aku tunggu di ruang utama, sekarang." Titahnya tegas kepada 3 orang yang sedang mendata kumpulan manusia di dalam gudang besar ini.
"Baik bos, kami lakukan." Jawabnya seraya membungkukkan badannya, mematuhi perintah sang atasan.

Taeyong yang menunduk segera melihat siapa orang yang dengan kasar menarik tangannya.
Tangisan itu semakin terdengar merdu, dengan gumaman yang terdengar tidak jelas. Taeyong ketakutan akan semua ini, walaupun ia berkata akan memasrahkan diri ke tuhan, tetapi jika tidak di tutup matanya ia akan melihat hal seperti orang tuanya kah? Tidak.

Semua pemikirannya itu terjawab ketika ia dibawa ke sebuah ruangan megah yang bersih, wangi dan rapi.
"eoh apa aku tak jadi mati?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Ini bos, kami pamit dahulu." Ucapnya seraya membungkukkan badannya kembali.
"Ya." Jawabnya angkuh. Taeyong tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, ia hanya melihat raut orang yang sepertinya itu bos mereka, karena terlihat sangat jelas bahwa para orang suruhan tadi membungkuk pada orang tampan yang tampak arogan itu.

"Duduk." Tegasnya pada pemuda kecil yang melihat arah kemana-mana.
"DUDUK SIALAN. APA KAU TULI?" Bentaknya keras yang cukup menggema di ruangan itu.
Taeyong hanya celingukan menatap mata Jaehyun akan sirat kemarahan, ia tau Jaehyun sedang berbicara, tapi ia tak bisa mendengarkan apa yang diucapkannya.
Kekesalan membuncah di hati Jaehyun, tak pernah ada orang yang berani membantah ucapannya seperti ini. Dengan pelan Jaehyun maju selangkah demi selangkah mendekat ke arah Taeyong. Taeyong yang melihat itu menundukkan kepala awas, ia takut akan tatapan tajam seakan membunuh itu.
Setelah sampai di depannya, Jaehyun dengan teliti melihat dari bawah hingga atas postur tubuh Taeyong.
'anak ini tuli dan bisu kah? Kenapa dia diam saja?' batinnya bertanya bergelut dengan otaknya sendiri.

Hiks

'hhh kenapa dia menangis apa aku menakutkan?' pikirnya sendiri melihat pemuda di depannya tak menjawab malah menangis dengan tundukan kepalanya.
Jaehyun secara tak sadar mengangkat dagu pemuda itu.
'Sial kenapa pria ini terlihat sangat cantik. Matanya mengingatkanku pada eomma.' kaget Jaehyun melihat mata bulat yang dihiasi air mata mengalir melewati pipi putihnya.

"tuan tolong jangan lakukan sesuatu." ucap Taeyong yang tak terdengar ke telinga Jaehyun.
Jaehyun terkejut pemuda di depan ini seperti berkata sesuatu, tetapi mengapa ia tak bisa mendengarkan.
"Apa dia benar-benar tuli?" Tanya Jaehyun berkutat dengan otaknya.
Jaehyun menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya, dan hanya mendapat tatapan bertana juga dari Taeyong, gila pemuda di depannya benar benar tuli.
Jaehyun mendekatkan wajahnya di depan wajah Taeyong, dengan cepat Taeyong memundurkan wajahnya gugup, apa-apaan orang di depannya ini, tidak sopan.

"Huh, sial dia benar tak bisa dengar apa yang aku omongin, percuma." Tukas Jaehyun malas.
Tak lama Jaehyun memerhatikan bentuk tubuh Taeyong. Ia baru sadar jika pemuda di depannya ini cukup kecil, dan imut.
"Hahahaha bagus Jaehyun, ide bagus." Senyumnya terbit sesaat ketika memikirkan hal apa yang harus ia lakukan pada Taeyong ke depannya.


⎯⎯⎯


[Haii tandai ya jika ada typo, bakal ku revisi segera, terima kasih]

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗧𝗮𝗸𝗱𝗶𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang