Tre🔞!

1.7K 124 2
                                    

⎯⎯⎯

Brukkh
Lemparan tubuh ringkih Taeyong terdengar, suara rintihan dari bibirnya terdengar jelas, hanya rintihan.
"Nurutlah pada bos kami dasar tuli, manusia tak berguna." Sarkas sang bawahan dengan kasar mendorong tubuh Taeyong ke dalam kamar tamu tersebut.

Dorr dorr
"Arghhhhh."
Dua tembakan menggema di seluruh kawasan ini, tembakan Jaehyun mengenai area sekitar jantung serta alat vital bawahan itu. Sang teman di sampingnya terkejut dengan segera membungkukkan tubuhnya kepada Jaehyun.
"Jangan pernah merusak barangku." Titahnya tegas.
"Permisi bos, saya pamit." Izinnya lalu bergegas pergi meninggalkan Jaehyun, serta Taeyong yang kaget dengan keadaan kaku melihat simbah darah kedua kalinya selama 2×24 jam ini.

Taeyong mendengar suara tembakan itu, itu terdengar pelan di telinganya, ingatkan kepada Jaehyun bahwa Taeyong bukan tuli total.
Tubuh kecilnya bergetar tak karuan, kepalanya tiba-tiba terasa berputar, tak lama gelap menghampirinya.

⎯⎯

Putih. Saat membuka matanya, hanya ruangan dominasi putih dan aroma obat yang sangat menusuk hidungnya.

Taeyong tahu ia di rumah sakit, ia hanya diam sembari mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu. Pikirannya melayang, ia ingin kabur dari sini, tapi apalagi ini, bagaimana ia bisa kabur. Taeyong melihat dua orang berbadan besar menjaga pintu itu, dari luar.

Di sisi lain,
"Silakan ikut kami tuan." Bujuk sang dokter kepada Jaehyun yang baru saja datang.
"Katakan." Tegas Jaehyun, ia tak punya banyak waktu untuk saat ini.
"Begini, jadi pasien atas nama Lee Taeyong saat ini mengalami cedera kepala, ini terjadi karena mungkin dahulu ia pernah terbentur keras atau terkena suatu trauma besar yang menyebabkan fungsi otaknya tidak berjalan dengan stabil, hal ini mengakibatkan rusaknya salah satu sel otak yang membuat pasien tuli, tapi betapa beruntungnya pasien Lee ini karena ia diberi kesempatan untuk sembuh dengan adanya tindakan terapi yang rutin." Jelas dokter panjang lebar dan hal itu yang membuat Jaehyun memikirkan banyak hal.

"Jadwalkan." Suruh Jaehyun segera.
"Baik, kami akan mengirimkan satu dokter khusus untuk perawatan terapi pasien Lee, untuk jadwalnya dalam satu minggu ada 4 kali pertemuan." Ujar dokter menegaskan kembali.
"Ya." Setelah menjawab itu, Jaehyun keluar dengan membayangkan jika Taeyong sudah bisa mendengar kembali. Ahh senang rasanya jika hidup tertata seperti yang ia inginkan.

"Bawa dia pulang ke penthouse." Suruhnya kepada da bodyguardnya.
"Baik bos, laksanakan." Angguk mereka berdua, dengan segera Jaehyun kembali ke markasnya untuk mengurusi hal lain.
Sementara itu, di kediaman Jaehyun saat ini, penthouse. Taeyong bingung, ia celingukan mencari di mana dapurnya, ia menahan rasa lapar ini dari saat perjalanan pulang tadi.

"Huhh aku lapar sekalii." Ucap Taeyong sambil mengelus perutnya.

Bukhh
Taeyong segera menoleh saat melihat bayangan di belakang tubuhnya, ia terkejut saat melihat Jaehyun tiba-tiba datang membawa satu kantung plastik.
"Makanlah, kutunggu di kamar." Ucap Jaehyun, walau ia tau Taeyong tak bisa mendengar, tapi tetap ia lakukan.
Jaehyun pergi meninggalkan ruang makan itu, pergi menuju kamarnya di lantai atas.
Taeyong berlari kecil ke arah meja makan untuk melihat makanan apa yang tuan itu bawa.
"Uhhh ini sangat harum sekali, aku semakin lapar. Kita makan yaa, jangan lupa berdoa." Ujarnya seraya mengusap perutnya dan tak lupa menyatukan tangannya untuk berdoa.

Setelah itu ia makan dengan lahap, ada banyak menu, Dakgalbi, Yangnyeom Tongdak, dan Bibimbap.
Semua kesukaan Taeyong, ia jadi rindu masakan sang ibu.
"Ibu, aku makan enak lagi haari ini, setelah 2 tahun aku tidak makan ini lagi, aku rindu ibu." Batinnya seraya merasakan nikmatnya olahan masakan ini.

𝗥𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗧𝗮𝗸𝗱𝗶𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang