BAB 11-AKU HARUS SEMBUH

195 1 0
                                    

Frank's POV

Aku membuka mataku.. Aku menoleh ke sebelah kiri, hanya ada sebuah meja yang digunakan untuk menaruh piring makanan dan ada sebuah kulkas berwarna silver disana.. Kemudian Aku menoleh ke sebelah kanan, kudapati mamaku sedang tidur di sebuah sofa panjang berwarna cream.. Aku ada dimana? Suasananya seperti di rumah sakit, namun setelah Aku mencoba duduk dan menatap ke jendela, nampaknya ini bukan seperti di Indonesia.. Seperti suasana luar negeri.. Tapi entahlah, Aku tidak tahu berada dimana sekarang.. Kulihat jam digital yang ada di hadapanku menunjukkan pukul 07.12 A.M waktu setempat..

Tak lama berselang mamaku terbangun dari tidurnya dan melihat ke arahku yang sedang duduk di sebuah tempat tidur..

"Eh, kamu akhirnya tersadar juga nak.." Mama menghampiriku yang sedang duduk, lalu memelukku dengan cukup erat.. Kemudian Aku hanya membalas pelukan mama dengan sambil bertanya-tanya dalam hati, apa maksud dari ucapan mama tadi..

"Mah Frank dimana sih?" dengan penglihatan yang masih samar-samar, Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada mamaku..

"Kamu sekarang lagi di salah satu Rumah Sakit di Jerman Frank.." kata Mama kepadaku yang kemudian membuat mataku terbelalak mendengar ucapannya barusan..

"Apa mah? Jerman? Aku nggak salah denger?" Aku bertanya dengan nada yang seakan mendesak mama untuk segera menjawab pertanyaanku..

"Iya nak.. Jadi waktu itu kamu kecelakaan, terus kamu koma karena darah yang kamu keluarin cukup banyak.. Dokter disana bilang kalo Rumah Sakit disana (Indonesia) masih kurang memadai untuk melakukan pengobatan Leukemia kamu.. Akhirnya, dokter kasih pilihan untuk bawa kamu berobat ke luar negeri antara Belanda atau Jerman.. Terus mama pilih Jerman.. Selama di Jerman kamu koma selama 1 minggu.." terang sang Mama..

"Biayanya darimana mah?" Aku kembali bertanya pada mama..

"Kalo soal biaya kamu gak usah pikirin.. Orang yang nabrak kamu waktu kecelakaan udah mau bertanggung jawab untuk membiayai semua pengobatan kamu nak.. Keluarganya secara terang-terangan udah ngomong ke mama soal itu.." kata mama kepadaku..

"Terus sekolah Frank gimana di Indonesia? Temen-temen Aku gimana?" tanyaku pada mama..

"Sssstttt...... Udah kamu jangan pikirin itu dulu ya.. Sekarang yang penting kamu fokus dalam pengobatan Leukemia kamu, kamu fokus untuk kesembuhan kamu.. Nanti kan kalo kamu udah sembuh, kita bisa balik lagi ke Indonesia, kamu bisa sekolah lagi di Indonesia, kamu bisa ketemu lagi sama temen-temen kamu di Indonesia.." jawaban mama membuat hatiku cukup tenang untuk saat ini..

"Hmmm, iya mah.." kataku singkat..

***

Jerman, 13.25 waktu setempat.

Tok Tok Tok...

"Ya masuk.." kata mama mempersilahkan orang yang mengetuk pintu ruangan kamarku untuk masuk..

Kemudian seorang dokter ditemani seorang perawat bule yang membawa semacam catatan masuk dan menuju ke arahku dan juga mama.. Dokter itu tidak ada wajah-wajah bule-nya sama sekali.. Menurutku, mukanya seperti orang Indonesia..

"Eh Frank udah bangun.. Akhirnya selama 1 minggu kamu koma, sadar juga kamu.." kata dokter itu sambil tersenyum..

"Kok dokter bisa bahasa Indonesia sih?" Aku bertanya penasaran pada dokter itu..

"Hahaha, iya memang saya orang Indonesia.. Namun, saya bekerja sebagai dokter di Jerman dan saya bekerja di Rumah Sakit ini sudah kurang lebih 10 tahun.. Jadi, ya saya bisa menguasai bahasa Indonesia, disamping saya juga harus menguasai bahasa Inggris dan Jerman.." terang dokter itu yang dibagian bajunya tertulis nama "Poldi Prasanja"..

MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang