°Part 2°

168 30 3
                                    

"Ya sudah bu maafin saya bu, saya enggak akan bolos pelajaran lagi, jangan dilapor ke kepala sekolah bu. Dia lagi sakit, saya lagi pengen coba telfon salah satu anggota keluarganya" ujar Love.

"Awas kamu kalau bolos lagi, kamu bakal kena SP." ucap Bu Mola.

"Iya bu, maaf ya bu."

Bu Mola menutup pintu, secara tiba-tiba Milk menjadi sangat mual. Karena dia sudah tak tahan lagi, ia  memuntahkannya di lantai.

"Aishh!"

"M-maaf... aku-"

"Hm... siapa yang bisa di telfon buat jemput kamu pulang?"

"Kakak aku..."

"Mamah papah kamu gabisa jemput?"

"Udah gaada orang tua..."

"Ah! Sorry, sorry. Oke mana sini hp kamu, aku telfon." Love tidak menyangka itu, lalu dia mengusap lehernya karena merasa canggung.

Sehabis menelfon Ling, Love mengambil pel untuk membersihkan muntahan Milk.

Setelah menunggu beberapa menit, Ling akhirnya sampai ke sekolah dengan pakaian kantornya.

"Kakak kamu udah ada di lobi sekolah, aku anterin."

"Maaf ngerepotin!" Milk memegang pinggang Love untuk menahan Love agar dia diam.

Milk memegang tangan Love, lalu segera memeluk Love sebagai tanda terimakasih. Tetapi Love merasa canggung, ia mendorong Milk untuk melepas pelukan

"Kamu marah banget sama aku kan? Aku minta maaf banget! Aku bakal tanggung jawab!" isak Milk.

"Gak marah kok, cuma kaget aja."

"Tuh, tuh kakak kamu!" ucap Love sambil tunjuk ke arah Ling.

Di raut wajah Ling, ia tampak sangat khawatir dan kesal. Ling hanya berdiri di lobi sekolah menunggu Milk menghampirinya.

"Milk, cepet!" panggil Ling.

"Sabar kak, Milk lagi lemes banget." saut Love.

Ling menghela nafas melihat adiknya yang bereaksi berlebihan. Ling sudah tak sabar lagi, ia menghampiri Milk dan langsung mengangkat Milk.

"Oi!" Milk terkejut.

"Gimana? Seneng ga digendong?" Ling tampak sedang menahan emosi.

"Eee... kak soalnya dia abis pingsan tadi, ya mungkin jadinya badannya lemes." ucap Love.

"Lebay dia ini." tanya Ling.

"Yaudah, makasih ya anak cantik udah nemenin dia." lanjutnya.

"Hehe aku Love kak, sama-sama kak"

"Love? Nama kamu Love?"

"Iya kak."

"Ohh, oke aku pamit dulu ya Love."

Love menundukkan sedikit badannya untuk sebagai penghormatan kepada yang lebih tua. Ling membalas senyuman lalu pergi keluar dari sekolah, Ling perlahan menaruh Milk di bangku mobil, lalu ia mulai mengendarai mobil.

"Lu kenapa lagi? Malu ah ngerepotin anak cantik begitu, dia masih ramah lagi." tanya Ling dengan cemas.

"Asam lambung aku naik."

"Lagian lu kagak makan, gimana sih."

"Ta-tadi aku mau abisin babi goreng yang ada di meja m-makan, ta-tapi kakak udah suruh aku berangkat, jadi yaudah deh aku g-ga makan." ucap Milk dengan terbata-bata.

Seketika Ling merasa bersalah karena telah terlalu keras dengan adiknya. Sifat Ling menjadi sangat keras seperti itu karena fase-fase depresi yang ia lewati selama hidupnya, mulai dari depresi karena kehilangan seseorang, depresi karena pekerjaan, cemas berlebihan takut tak bisa menghidupi adik-adik yang ia sayangi. Maka dari itu, saat adik-adiknya melakukan sedikit kesalahan, ia selalu memarahi adik-adiknya itu. Saat melihat adiknya sendiri itu ketakutan dengannya, Ling merasa dirinya adalah monster.

"Oh iya, sorry ya. Gua traktirin lu buffet deh ya." ucap Ling.

"Eee..."

"Udah gua traktirin lu buffet hari ini ye, biar lu kenyang sampe muntah sekalian."

"I-iya kak"

"Hahah... lu kenapa sih masih pake bahasa formal? Anggep gua musuh lu aja"

"O-oke..."

"Jadi gimana? Masih mual?"

"Mendingan, bajingan!"

"Buset."

"Ha-hah? Salah juga ya ka? M-maaf ya kak!"

"Gimana ya, ga kayak gitu juga"

"Aku gabisa kalo ga sopan yang lebih tua"

"Sok sopan banget lu, gua tau kok lu sama temen-temen lu ngomongnya kasar, kotor. Udah lah, anggep aja gua temen deket lu"

"H-hah t-tau darimana ka-kak?"

"Lu ngomong kayak orang kejang-kejang dah, biasa aja napa, gapapa itu wajar kek anak muda seumuran lu."

"Y-yaa, kakak tau darimana?"

Flashback

Ling sedang bersantai di sofa menikmati popcorn sembari menonton seri kesukaannya, Milk tertawa terbahak-bahak sambil melihat ponselnya. Ling penasaran apa yang membuat Milk tertawa terbahak-bahak.

Setelah Milk tertawa terbahak-bahak, dia tiba-tiba ingin buang air kecil, karena sudah tak tertahankan lagi, dia tak sempat mematikan ponselnya. Ling langsung mengambil ponselnya dan melihat isi obrolan grup temannya yang membikin Ling sangat terkejut dan sedikit heran.

Ternyata yang Milk tertawakan tadi adalah vidio wanita yang berpakaian vulgar dengan goyangan seperti cacing terbakar lalu ia terjatuh. Ling hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku adiknya itu.

Saat Milk keluar dari kamar mandi, Ling langsung mematikan handphonenya dan lanjut memakan popcorn, seakan tidak terjadi apa-apa.

.…....

"O-ohh... maaf ya kak... vidio yang itu emang l-lu-"

"Napa lu tertutup banget sama gua? Cerita aja ke gua, mau rahasia lu yang paling aneh, cerita aja."

Milk hanya mengangguk dan langsung menunduk karena situasinya benar-benar canggung. Ling hanya tertawa kecil melihat adiknya canggung. Ling memegang lutut Milk dan mengelusnya sebagai tanda kasih sayang. Milk merasa aneh, karena tak biasanya Ling menjadi lembut seperti itu.

"Tumben kak...?" ucap Milk sambil tersenyum canggung.

"Napa? Emang gaboleh?" Ling menoleh kebelakang sambil mengerutkan alisnya.

"Boleh kak! Boleh! Fokus ke depan kalo nyetir! Takut ah!" ucapnya sambil memukul pundak Ling dengan panik.

Kasian dah adek gua keliatan trauma banget, sampe mau nangis gitu pas gua noleh ke belakang...
Ucap Ling di dalam hatinya.

Setelah 30 menit, akhirnya mereka sampai di restoran. Ling mengambilkan Milk banyak daging yang ada disitu, seperti 7 tumpukan nampan isi daging.

"Kak?" Milk terkejut dan tidak yakin dia bisa menghabiskannya.

"Makan ini semua, isi dagingnya cuma 3 kok." 

"B-bantuin aku hehe..."

"Aman, jangan ketakutan gitu dong lagaknya... gua pernah buat lu trauma apa?"

"E-enggak" ucap Milk sambil menunduk.

Ling menghela nafas lalu ia memutuskan untuk membicarakan semuanya kepada Milk.

"Maksudnya gua orangnya keras, kan? Gua sebenarnya keras buat kebaikan adek-adek gua."

"Tapi gua usahain gua jaga sikap gua biar ga nyakitin perasaan kalian, maafin gua ya." lanjut Ling sambil memegang tangan Milk dan mengelus tangan Milk untuk membuatnya merasa tenang.

"Milk... gua tau gua salah selama ini, kadang gua ga dengerin cerita kalian semua, gara-gara gua sibuk banget semenjak menjabat jadi manager. Banyak kerjaan yang harus gua selesain di hari itu juga. Makanya gua pulang suka malem-malem, itu gara-gara gua harus lembur nyelesain kerjaan. Tapi mulai sekarang gua bisa luangin waktu buat kalian."

AUTHOR: "Tolong di vote yaa guys🫰"

Among us /MILKLOVE/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang