°Part 1°

285 34 3
                                    

1 TAHUN KEMUDIAN.

*KRINGG!*

Milk mematikan alarm dan melanjutkan tidurnya. Setelah bermenit-menit Milk tidur, Ling menggedor-gedor pintu Milk berkali-kali.

"Milk! Milk!" panggil Ling.

"Haaaaaa?" saut Milk dengan lesuh.

"Lu liat gasih udah jam berapaa?!" ucap Ling dibalik pintu.

"Hah?!" Milk langsung melihat jam yang ada di sebelahnya, ternyata sudah jam 07.30, sedangkan jam masuk sekolah 07.40.

Milk tak sempat mandi dan melakukan apapun itu kecuali membereskan buku dan memakai seragam. Milk bergegas turun ke lantai 1 dan melihat Ling yang sudah rapi dan siap, Ling tampak lelah menunggu Milk.

"Yang lain dimana kak?"

"Lu pake nanya, udah berangkat duluan lah, nungguin lu kelamaan. gua udah males nungguin lu sebenernya, cepetan naik mobil sana!"

"Maaf ya kak" ucap Milk dengan mata yang berkaca-kaca.

Milk memakan babi goreng yang ada di meja makan dengan lahap, ia tampak sangat kelaparan.

"Milk..."

"Ya kak? Kakak maafin aku kan? Aku ma-"

"BURUAN NAIK KE MOBIL!! LAMA AH!!" tukas Ling dengan nada tinggi.

Ling menarik baju Milk lalu pergi ke mobil dan mendorong Milk untuk masuk ke dalam mobil. Sesampainya di sekolah, sekolah tampak sepi, Milk berlari menuju kelasnya. Milk membuka pintu kelas dengan kasar sambil terengah-engah.

"Bu Mola! Maaf! Tadi saya bangun kesiangan!" ucap Milk dengan rambut yang berantakan.

"Kamu..."

"Iya bu?"

"KAMU MENGAGETKAN SAYA! KAMU GAUSAH MASUK KELAS SAYA SELAMA 1 JAM! KELUAR!" bentak Bu Mola, guru bahasa mandarinnya.

Milk adalah tipikal orang yang tidak bisa dibentak sama sekali, hatinya sangat lembut dan sensitif. Milk menutup pintu kelas dengan perlahan sambil menahan air matanya. Dia duduk di depan kelasnya lalu ia mengeluarkan air matanya dan mulai menangis.

Saat Milk menangis, tiba-tiba ada perempuan yang duduk di sebelahnya dan membelai rambut Milk dengan lembut. Milk menoleh ke arah perempuan itu, seketika matanya terbelalak, mukanya memerah, bibirnya gemetar, jantungnya berdetak kencang.

"Halooo? Kamu kenapa?" tanya perempuan itu.

"Eh! Maaf! Aku... aku..." ucap Milk dengan sangat gugup.

"Kamu?"

"Aku... eee... akuu... di..."

"Ayo lah, jangan malu-malu sama aku"

"Eee... iya... aku di bentak sama Bu Mola..."

"Kenapa di bentak?"

"Aku telat masuk ke-kelas.. aku buka pintu kelas kasar juga... itupun aku gak sengaja bukanya kasar gitu"

"Oh.. gak apa-apa, jadiin pembelajaran aja buat kamu, manusia memang pernah keburu-buru, tapi tata krama itu penting. Kamu biasain ngetok pintu dulu, karena kamu tau kan... bu Mola itu haus hormat."

"Hmm... makasih ya!"

"Iya sama-sama, omong-omong, nama kamu siapa?"

"U-um... Milk! Kamu?"

"Milk? Namanya lucu, namaku Love salam kenal"  ia berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Milk.

"Mau temenin aku ke toilet gak?" tanyanya, Milk hanya mengangguk.

"Kamu anak baru?" tanya Milk.

"Iya, aku pindahan dari Aussie, baru aja 2 hari lalu pindah kesini."

"O-oh..."

Love menarik tangan Milk dan berlari ke kamar mandi, seperti ada sesuatu yang menakutkannya. Love langsung menutup pintu kamar mandi dan bersandar di pintu kamar mandi.

"Kenapa?" tanya Milk.

"Itu bu Mol-!"

*DUK DUK DUK!!*

Suara gedoran pintu yang keras, Love menaruh sebuah kardus berisi peralatan kamar mandi, dengan segera Love menarik tangan Milk dan bersembunyi di bilik toilet. Love menutup mulut Milk dengan rapat serta memegang pinggang Milk agar tak mengeluarkan suara dari gerakannya itu.

"Huft kenapa sih ini pintu ada yang ganjel! Pengen buang air besar juga!" ucap Bu Mola.

"Hah?" Love kebingungan harus bagaimana karena bodohnya dia masuk ke kamar mandi khusus guru-guru.

Love dan Milk menutup mulut serapat-rapatnya agar tak mengeluarkan suara sedikitpun. Dengan perlahan Love membuka pintu, setelah itu ia menarik tangan Milk dan berlari keluar dari kamar mandi.

"Ayok ke belakang halaman sekolah aja!" ajak Love.

"T-tapi"

Ini untuk keberapa kalinya Love menarik tangan Milk lalu berlari, saat sudah sampai di belakang halaman sekolah, Love merasa sangat lega sedangkan Milk...

"Kamu kenapa?" tanya Love dengan khawatir.

Milk tidak menjawab dan seketika badannya terjatuh ke paha Love. Love sebenarnya panik tetapi dia sesegera mungkin mengangkat Milk lalu menggendongnya.

"AAAAAGHH!" Love merasa terbebani karena dia tak sekuat itu untuk menggendong Milk.

"A-duh! Kenapa sih di-dia tiba-tiba pingsan! B-berat banget!"

Dengan penuh perjuangan, Love akhirnya sampai di UKS dan menaruh Milk dengan perlahan. Ia memeriksa suhu badan Milk, suhu badannya sangat panas. Milk membuka matanya perlahan dan melihat Love sedang melakukan sesuatu di depannya.

"Dove...?" panggil Milk dengan penyebutan nama yang salah.

"Love."

"Oh maaf! Love!"

"Yaa kenapa?"

"Ka-kamu ngapain?"

"Bikinin kamu teh anget, biar dalemnya anget."

"D-dalemnya anget?"

Love duduk di kasur memberikan teh hangat itu kepada Milk. Saat Milk meminum teh hangat itu, tiba-tiba Love memegang kerah baju Milk dan membuka kancingnya satu-persatu, ia heran dan menahan tangan Love untuk tidak membuka kancingnya lagi.

"U-umm, buat a-apa dibuka?"

Suasana tegang mulai muncul, Milk menelan ludah, wajah mereka semakin berdekatan, Love melihat leher Milk lalu mendekatinya. Milk hanya memejamkan mata dan mencengkram kasur.

"Kamu keringetan parah itu, makanya aku buka kancing kamu." ternyata Love hanya melihat leher Milk yang dibasahi oleh keringat dan mengusapnya memakai kain lap yang ia bawa.

Saat Love sedang mengusap keringat Milk, Bu Mola masuk tanpa adanya aba-aba, tanpa perkataan Bu Mola menarik kuping Love dengan kekuatan yang sedang.

"Kamu ngapain bolos hah?!"

"Saya ngurus dia bu, dia tadi pingsan"

"Kamu harus ada perizinannya, anak baru. Kamu sama aja ngelakuin pelanggaran!"

"Kan aturan di sekolah ini harus peduli dengan sesama bu, kenapa ini disebut pelanggaran?"

"Siapa nama kamu?"

"Love."

"Love, kamu saya antar ke ruangan konseling."

Sial! Guru macam apa ini?

AUTHOR: "tolong di vote yaa guys🫰"

Among us /MILKLOVE/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang