32

422 41 5
                                    

Zhixin masuk ke apartemennya setelah beberapa jam keluar. Dia ingin pergi ke kamarnya namun dia dikejutkan oleh suara Zuohang yang ternyata ada di ruang tamu.

"Kau sudah pulang. Dimana... Nah, apa yang terjadi dengan tanganmu? Mengapa berdarah? Mengapa kamu tidak merawatnya?” tanya Zuohang dengan panik.

“Aku tidak kenapa-napa. Kamu tidak…” kata-kata Zhixin terpotong ketika Zuohang menarik tangannya ke arah sofa.

"Tunggu sebentar, aku akan mengambil kotak p3k. Jangan kemana-mana," kata Zuohang. Dia segera mencari kotak p3k. (Jangan haoran bagaimana Zuohang tahu di mana letak kotak p3k😌)

Beberapa detik kemudian, Zuohang muncul dengan kotak p3k di tangannya. Dia segera duduk di sebelah Zhixin. Dia kemudian dengan hati-hati merawat luka di tangan Zhixin.

Sementara itu, Zhixin yang tangannya sedang dirawat oleh Zuohang memperhatikan wajah Zuohang dengan cermat. Wajah Zuohang sangat imut. Dia yang sedang merawat Zhixin dengan ekspresi cemas adalah pemandangan yang sangat menawan. Zhixin tersenyum tipis pada Zuohang. Namun senyumnya tak bertahan lama karena tiba-tiba terdengar isak tangis di gendang telinganya.

“Hiks… Hiks…”

Zuohang dan Zhixin terkejut melihat Junhao yang menangis tersedu-sedu di depan pintu kamarnya. Junhao buru-buru berjalan menuju mereka berdua. Dia duduk dan memegang tangan kakaknya.

“Ge… gege! Apa yang...sudah...terjadi de...dengan tangan ge? Kenapa sam…sampai berdarah?” tanya Junhao sambil terisak.

Ia sungguh terkejut melihat keadaan kakaknya. Dia yang berniat ke dapur untuk minum air namun dikejutkan dengan sosok Zhixin dan Zuohang yang ada di ruang tamu. Setelah mengamati, dia melihat Zuohang merawat tangan kakaknya.

Zhixin tersenyum tipis melihat kekhawatiran yang ditunjukkan Junhao. Dia membelai rambut Junhao dengan tangannya yang lain dan berkata

"Kamu tidak perlu khawatir, Ashun. Itu hanya luka kecil,"

“Luka kecil gege… hiks… kata? Zuohang bahkan membalut luka gege. Tidak mungkin lukanya hanya… hiks… luka kecil?” ucap Junhao dengan nada khawatir. Dia berhasil menghentikan tangisnya namun masih terisak.

“Junhao, gege ngak berbohong. Kalau tidak percaya, tanya saja pada Zuohang,” jawab Zhixin sambil menatap Zuohang. Junhao juga mengalihkan pandangannya ke Zuohang dengan tatapan seolah menanyakan kebenarannya kepada Zuohang.

"Kau tidak perlu khawatir, Junhao. Zhixin baik-baik saja. Hanya luka kecil. Tidak ada luka serius," ucap Zuohang berusaha meyakinkan Junhao.

Junhao yang mendengar perkataan Zuohang menghela nafas lega. Junhao benar-benar tidak sanggup melihat orang yang disayanginya terluka. Setelah memastikan kakaknya benar-benar baik-baik saja, dia pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Kemudian dia segera pergi ke kamarnya untuk tidur.

Zhixin dan Zuohang baru saja melihat Junhao pergi. Zuohang kemudian melihat ke arah Zhixin. Dia menghela nafas berat dan berkata

"Aku benar-benar tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan di luar sana. Tapi aku mohon padamu satu hal saja... Aku mohon padamu jangan sampai terluka apalagi parah. Untungnya luka ini tidak terlalu serius sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit. Jadi aku sangat memohon padamu… Tolong jangan sakiti dirimu sendiri, Zhixin,”

Zhixin tercengang mendengar kata-kata Zuohang. Untuk melihat untuk pertama kalinya, seseorang mengambil berat tentangnya. Sebelumnya, tidak ada yang begitu peduli padanya. Mungkin karena dia adalah kakak dari Zhangji, Yuhan dan Junhao. Jadi, dia selalu berusaha tampil tegar agar tidak membuat adiknya khawatir.

"Baiklah, aku sudah selesai mengobati lukamu. Ingatlah untuk mengganti perban setiap hari. Jika kau tidak bisa melakukannya sendiri, kau bisa meminta bantuan aku. Segera bersihkan diri dan istirahat. Selamat malam!" kata Zuohang.

Zuohang mengemasi peralatan yang dia gunakan dan pergi ke kamarnya. Zhixin hanya memperhatikan gerakan Zuohang hingga Zuohang menghilang dari pandangannya. Dia kemudian pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

Tanpa sepengetahuan mereka, Zhangji melihat semuanya dari awal. Dimulai dari Zhixin yang masuk ke apartemen dengan tangan berlumuran darah hingga mereka berdua menuju kamar masing-masing. Dia tersenyum kecil melihat interaksi antara Zhixin dan Zuohang.

'Kuharap, dengan kehadiranmu, kau bisa membantu Zhixin ge agar lebih terbuka dengan orang-orang disekitarnya, Azuo'

Zhangji berbisik di dalam hatinya. Dia kemudian pergi ke kamarnya untuk beristirahat.









































































Hello semua👋🏻 Semoga kalian sihat-sihat selalu. Akhirnya min update. Maaf jika ngak sesuai ekspektasi kalian. Selamat membaca semuanya. Jangan lupa tinggalkan jejak selepas membaca 😁 Sampai jumpa nanti 👋🏻

Transmigrasi Zuohang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang