Prolog

22 16 6
                                    

BOCORAN CHAPTER 4

*_*_*_*_*_*_*_*_*

Udara di kelas 12 IPA 1 terasa panas dan tegang. Ujian bulanan yang mendekat membuat para siswa, termasuk Amara Audrey, merasa resah. Amara, gadis berambut panjang yang selalu dikuncir rapi, tampak serius menghafal materi pelajaran. Fokusnya terpecah saat suara bising dari belakang kelas mengusiknya.

"DIEM ANJING GUE LAGI NGAPALIN!!" teriak Amara dengan nada tinggi, matanya melotot tajam ke arah sumber suara.

Aiden Jones, siswa berambut acak-acakan dan berpenampilan urakan, hanya tersenyum sinis mendengar teriakan Amara. Ia memang terkenal sebagai siswa yang sering membuat onar di sekolah.

"Santai dong, Mar. Ujian nya juga gak sepenting itu," ujar Aiden, teman sekelas Amara yang dikenal santai dan bandel.

"Buat anak Begajulan kaya Lo, Ujian ini emang gak penting. Tapi buat gue ini sangat penting. Lo gak tau apa-apa, Den," balas Amara dengan nada kesal.

Aiden mendekati Amara dengan wajah memerah menahan marah. Ia mengangkat kepalan tangannya hendak memukul Amara dari belakang, tetapi Rhea Nymeria, gadis tomboy yang terkenal berandal di sekolah, menghentikan pukulan Aiden dengan cepat.

"Yeuhhh, beraninya sama cewek," ujar Rhea sambil menghempaskan tangan Aiden.

"Ahhh ganggu aja Lo, Rhea. Padahal bentar lagi bakal ada adegan baku hantam gratis," keluh para murid yang ada di kelas itu.

Rhea, dengan rambut pendek dan pakaian yang cenderung maskulin, memang dikenal sebagai siswi yang tidak takut berkelahi. Ia sering bergaul dengan para siswa laki-laki di belakang sekolah dan tidak ada yang berani mengusiknya.

"Sini Lo pada sama Gue baku hantam," tantang Rhea dengan nada menantang. Mendengar itu, para murid langsung berhamburan keluar kelas karena takut benar-benar dipukul Rhea.

Hanya tersisa Amara, Aiden, dan Rhea di dalam kelas. Rhea duduk di samping Amara yang sedang menulis materi pelajaran.

"Mar, gue mau nanya boleh kagak?" tanya Rhea sambil merangkul pundak Amara.

"Apaan?" tanya Amara singkat.

"Maksud Lo tadi apa yang gak Aiden ketahui?" tanya Rhea lagi, membuat Amara menatap Aiden dan Rhea bergantian.

"Nanti aja, disini ada Aiden," jawab Amara yang membuat Aiden kembali geram. Ia mencengkram kerah baju Amara dengan kuat.

"Lepasin tolol," perintah Rhea dengan nada tegas. Aiden langsung melepaskan cengkramannya dengan terpaksa

"Kalo Lo gak mau bilang juga gak apa apa, nanti kalo udah siap langsung kasih tau gue ya," ujar Rhea, Amara mengangguk dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Rhea berdiri dan menarik paksa tangan Aiden untuk mengikutinya. "Lepas bangsat," teriak Aiden, namun Rhea tidak menggubrisnya dan menariknya keluar kelas.

Di luar kelas, Rhea melepas cengkramannya dan menatap Aiden dengan tajam. "Lo tau kan, ucapan Amara gak pernah main main. gimana kalo ada hal yang mengerikan beneran terjadi," ujar Rhea dengan nada mengancam.

Aiden hanya diam dan menatap Rhea dengan pandangan penuh kebencian. Ia tidak menyangka bahwa Rhea akan mempercayai ucapan Amara.

"Gue gak peduli sama perkataan Amara." ujar Aiden dengan nada dingin.

Rhea terkekeh sinis. "Cih, kalo ada apa-apa jangan salahin kita." ujar Rhea sambil berbalik dan berjalan meninggalkan Aiden yang masih berdiri terdiam di tempat.

Aiden menatap punggung Rhea yang menjauh dengan tatapan penuh dendam. Ia bertekad untuk membalas perbuatan Rhea, meskipun ia tahu bahwa Rhea bukanlah lawan yang mudah.

Sementara itu, di dalam kelas, Amara masih fokus pada pekerjaannya. Ia tidak tahu bahwa di luar kelas, Rhea sedang berhadapan dengan Aiden yang penuh dendam.

Di balik penampilannya yang ramah, Amara menyimpan sebuah rahasia besar yang disembunyikannya dari semua orang, termasuk Rhea dan Aiden. Rahasia yang bisa mengubah segalanya, dan membuat mereka semua berada dalam bahaya.

Cerita ini baru saja dimulai, dan masih banyak misteri yang tersembunyi di balik dinding sekolah Infinity.

*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•

Tanda {•°•°•°•°•°} untuk pergantian latar.

Kalau ada typo ya... Namanya juga manusia.

Judul memakai bahasa inggris, kalau ada salah mohon koreksi.

Apakah harus menambahkan visual?

INFINITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang