Terlahir sebagai anak yang mempunyai banyak kekurangan dalam hidup, merupakan suatu fakta yang sangat menyakitkan bagi sebagian anak muda yang tidak pernah merasa beruntung dalam hidup nya.
Kehidupan yang terus memaksa agar menjadi seorang yang selalu mandiri akan hidupnya. ditinggalkan sudah menjadi kata-kata paling bersahabat dengan nya. hidupnya sudah tidak pernah berwarna lagi, ditinggalkan oleh kedua orang tua membuatnya menjadi lebih banyak berusaha untuk tetap bisa bertahan hidup di dunia ini.
Banyak tantangan yang ia lalui semasa hidup nya dengan sebatang kara membuatnya sadar, bahwa menjadi anak tunggal yang ditinggalkan seorang diri itu sangatlah menyakitkan. hidupnya selalu kesepian, namun ia tidak pernah menyerah dengan takdir.
Dengan kepribadian nya yang sudah terbentuk sangat baik dari kecil dapat mempengaruhi keadaannya saat ini. Senyuman dan keceriaan di dalam dirinya selalu terpancar kepada orang sekitar. seakan ia tidak pernah merasakan sedih dan hancur. semua ia lakukan untuk bisa menjadi orang berguna di dalam hidupnya, menyelesaikan tingkat pendidikan nya dengan bantuan sang paman. walaupun sedikit mendidiknya menjadi keras, paman nya tetap membantu nya menyelesaikan pendidikan nya sampai ia lulus.
Dengan bekal ilmu dan didikan yang seadanya. ia berusaha dengan keras untuk selalu mendapat kerjaan yang cocok dan apapun yang bisa ia kerjakan akan dikerjakan nya. bertahan hidup di dunia yang kejam seperti ini membutuhkan uang dan mental yang cukup. maka dari itu ia selalu menerapkan sikap untuk berjuang dan bertahan. karna hanya hal itu yang bisa ia lakukan saat ini.
Banyaknya pekerjaan yang ia lamar satu persatu, namun usaha nya terkadang tidak berjalan dengan mulus dan sesuai harapan. perjalanan nya masih panjang untuk seorang anak muda di umur 20 tahun dalam menghadapi kerasnya dunia.
Beruntung ia masih memiliki teman yang selalu setia menemani nya dari semasa sekolah. hingga sekarang menjadi semakin dekat dan selalu membantu nya. setidaknya ia tidak merasakan kesepian yang terlalu mendalam di dalam hidupnya.
"Jadi, hari ini lu udah apply jobseeker berapa banyak?" tanya Canny dengan menyeruput minuman bersoda miliknya.
Hembusan nafas berat dikeluarkan olehnya. dan menatap jalanan yang banyak dilintasi dengan kendaraan yang berlalu lalang di depan mereka.
"Sekitar 30an kali, lupa gua."
Tepukan pada bahu nya menjadi suatu tindakan penyemangat yang dilakukan teman terhadapnya. setidaknya ia paham jika tidak banyak juga bisa dilakukan oleh teman satu-satunya ini.
Suasana kembali sunyi tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut keduanya. Rora berusaha untuk tetap kuat di segala kondisi hidupnya. walaupun ia sudah sangat rapuh di setiap hari nya.
Rasa semangat yang ia terapkan sehari-hari. terkadang menjadi boomerang kepada dirinya sendiri, banyak hal sensitif yang seringkali ia jaga agar tidak menyakiti dan mengusik ketenangan nya.
Namun tidak jarang jika beberapa kalangan orang menganggap kelemahan nya adalah suatu senjata untuk menjatuhkan ia setiap waktu.
"Besok cari lagi, gua temenin. mumpung lagi libur, muka lu jelek banget kalo ditekuk begitu."
Rora mengangguk dengan lemah. seharian ini ia sudah cukup lelah dengan segala usaha yang tidak membuahkan hasil apapun hingga detik ini. membuatnya menjadi sedikit frustasi dengan keadaan nya.
Keduanya kemudian beranjak dari tempat semula mereka duduk untuk kembali pada rumah sewa milik Canny yang Rora ikut menempatinya. ia belum memiliki banyak penghasilan untuk bisa membeli atau bahkan menyewa tempat untuk ia tinggali sendiri. beruntungnya Canny dengan sukarela mau membantu dan menampungnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FanfictionPerjalanan yang panjang untuk Rora melawan suatu ketidakmungkinan di setiap sudut kehidupan dan percintaan nya. "Ketimpa kekayaan enak kali ya." -Rora